Tutuplah aurat walaupun akhlak belum baik, Sholatlah walaupun belum bisa Khusyu, Hindarilah pacaran walaupun ada niat menikahinya, Bacalah Al-Qur'an walaupun tidak tau artinya.. Inshaa Allah jika Terus menerus, hal yang lebih baik akan kita dapatkan...

Selasa, 03 Februari 2015

Makmum Masbuk : Takbiratul Ihram Dulu Atau Langsung Ikut Imam?


Assalamu Alaikum Ustadz
Semoga Allah selalu menyertai anda semua.
Selama ini pemahaman saya kalau terlambat sholat dalam jamaah, maka saya akan melakukan takbiratul ihrom baru kemudian mengikuti posisi imam saat itu. Tetapi saat ini kadang kadang saya melihat beberapa orang tidak melakukan takbirotul ihrom tetapi langsung mengikuti posisi imam saat itu.
Manakah dari keduanya yang sesuai dengan hukum fiqih, ataukah keduanya ?
Jazakallah


Jawaban :

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Para ulama sepakat bahwa takbiratul ihram adalah ucapan takbir yang menandakan dimulainya shalat. Tidka ada shalat kecuali dimulai dengan takbir. Dan tanpa adanya takbir itu, tentu saja shalat belum dimulai.

Takbir ini dinamakan dengan takbiratul-ihram, yang berasal dari kata 'haram'. Maksudnya takbir ini berfungsi sebagai pengharam, yaitu mengharamkan segala sesuatu yang tadinya halal menjadi tidak halal atau tidak boleh dikerjakan di dalam shalat, seperti makan, minum, berbicara dan sebagainya.

Seluruh ulama baik mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah sepakat bahwa takbiratul Ihram termasuk ke dalam rukun shalat. Sehingga shalat yang dilakukan tanpa melafadzkan takbiratul-ihram bukanlah shalat yang sah. 

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :
مِفْتَاحُ الصَّلاةِ الطَّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Kunci shalat itu adalah kesucian. Yang mengharamkannya (dari segala hal di luar shalat) adalah takbir. Dan yang menghalalkannya adalah salam". (HR. Khamsah kecuali An-Nasai) 

Dalil lainnya adalah hadits berikut :
إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا 
Imam itu dijadikan untuk diikuti, maka jangan berbeda dengannya. Bila dia bertakbir maka bertakbirlah(HR. Muttafaq Alaihi) 

Dari Rufa'ah Ibnu Rafi' bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Tidak sah shalat serorang hamba hingga dia berwudhu' dengan sempurna dan menghadap kiblat lalu mengucapkan Allahu Akbar. (HR. Ashabus Sunan dan Tabarany)

Bila kamu shalat maka bertakbirlah. (HR. Muttafaqun Alaihi) 

Maka takbiratul ihram ini mutlak wajib dibaca ketika shalat, yaitu saat memulai shalat. Baik seseorang shalat sendirian, atau pun berjamaah menjadi imam atau makmum, mau tidak mau mutlak wajib membaca takbiratul ihram. 

Makmum Mudrik dan Masbuk
Dan makmum tetap wajib membaca takbiratul-ihram, baik sebagai makmum yang mudrik atau pun makmum yang masbuk. 
Makmum mudrik adalah makmum yang tidak ketinggalan satu pun rakaat bersama imam, walaupun barangkali dia memulai shalat agak terlambat. Asalkan tidak ketinggalan satu rakaat pun, maka dia termasuk mudrik. 

Makmum masbuk adalah makmum yang ketinggalan setidaknya satu rakaat dari imamnya. Dan ketinggalannya ini ditandai ketika tidak bisa ruku' bersama imam. Maka makmum masbuk ini tetap wajib membaca takbiratul ihram dulu sebelum memulai shalatnya, kemudian dia ikut posisi imam yang didapatinya saat itu.

Berbeda Dengan Al-Fatihah
Kedudukan takbiratul ihram yang mutlak wajib dibaca ini agak berbeda dengan kedudukan surat Al-Fatihah. Meskipun surat Al-Fatihah juga termasuk rukun di dalam shalat menurut jumhur ulama, namun buat makmum ada pengecualian. Setidaknya para ulama berbeda pendapat, apakah makmum wajib membaca Al-Fatihah di belakang imam atau tidak. 

Mazhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa seorang makmum dalam shalat jamaah yang jahriyah (yang bacaan imamnya keras) untuk tidak membaca apapun kecuali mendengarkan bacaan imam. Sebab bacaan imam sudah dianggap menjadi bacaan makmum.

Demikian juga dengan mazhab Al-Hanafiyah yang berpendapat bahwa makmum secara mutlak tidak perlu membaca surat Al-Fatihah, baik di dalam shalat jahriyah atau pun sirriyah. Bahkan mereka sampai ke titik mengharamkan makmum untuk membaca Al-Fatihah di belakang imam.
Yang agak berbeda adalah mazhab As-Syafi'iyah, yang dalam hal ini tetap mewajibkan makmum dalam shalat jamaah untuk membaca surat Al-Fatihah, baik dalam shalat jahriyah maupun shalat sirriyah.

Meski pun Masbuk Tetap Wajib Bertakbiratul Ihram
Semua fatwa di atas menunjukkan perbedaan kedudukan takbiratul-ihram dengan Al-Fatihah. Intinya, meski pun seseorang menjadi makmum yang masbuk alias sudah tertinggal satu rakaat atau lebih, dia tetap wajib bertakbiratul ihram ketika memulai shalatnya. 

Adapun mengangkat tangan saat takbritaul-ihram dan bersedakep alias meletakkan kanan di atas tangan kiri tentu bukan termasuk rukun shalat. Sehingga kalau memang tidak diperlukan, boleh saja ditinggalkan. 
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc., MA
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tulisan Terbaru