Assalamualaikum wr wb
Ustad yang diberkahi Allah, saya pernah mengikuti salah satu
pengajian, ada satu pertanyaan yang mengganjal dipikiran saya sebagai berikut:
1. Bagaimana hukumnya bila ada orang yang meyakini nabi isa mempunyai
ayah?
2. Ayat yang menjadi pembenaran adalah surat maryam ayat 22.
Diayat tersebut bahwa "fahamalathu" "hu"-nya ditafsirkan
sebagai seorang laki-laki. Tidak disebutkan sosoknya karena ayah nabi isa
seorang yang berkelakuan buruk.
3. Saya mohon ustad menjawab pertannyaan saya dari sudut pandang
nahwu shorof juga, karena saya sangat ingin membantah atas argumen tersebut di
atas pada pengajian berikutnya dan karena ini menyangkut jama'ah dimusholla
kami, kebetulan saya sebagai pengurus musholla.
Sebelum dan sesudahnya saya sampaikan terima kasih wassalam
mualaikum wr wb
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau ada orang yang menyatakan bahwa Nabi Isa 'alaihissam punya
ayah, maka orang itu berdusta kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad
SAW. Dia telah mendustakan Al-Quran Al-Kariem dengan sangat jelas.
Tidakkah mereka membaca ayat berikut ini?
Maryam berkata, "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak
laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan
seorang pezina!"(QS. Maryam: 20)
Jelas dan tegas sekali bahwa Maryam tidak pernah disentuh oleh
laki-laki manapun. Artinya beliau tidak pernah menikah, tidak pernah punya
suami. Dan lebih penting dari itu, beliau tidak pernah melakukan hubungan
seksual di luar nikah (zina).
Maka mengatakan bahwa nabi Isa punya ayah, baik orang baik-baik
atau tidak baik, berarti melawan ayat ini. Sebab kedua kemungkinan itu telah
ditolak mentah-mentah oleh ayat ini, kecuali kemungkinan terakhir, yaitu Allah
SWT langsung memberinya janin di dalam rahimnya. Dan itulah yang dijelaskan
dalam semua ayat Al-Quran.
Adanya orang yang menuduh bahwa Maryam berzina memang disebutkan
di dalam Al-Quran. Namun tuduhan ituditampik oleh Al-Quran sendiri.
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya.
Kaumnya berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu
yang amat mungkar.Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah
seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina."(QS.
Maryam: 27-28)
Penjelasan dari Segi Makna Bahasa
Kata fa hamalat-hu yang anda tanyakan itu
sebenarnya terdiri dari tiga kata yang terpisah, namun dalam penulisannya
disambung. Tiga kata itu masing-masing adalah (1)fa yang berarti
maka, (2)hamalat yang berarti mengandung anak, dan (3)hu yang
berposisi sebagai objek (maf'ulun bihi) dan berarti dia, yaitu orang dikandung
di dalam perut.
Kata hamala sendiri artinya mengandung anak. Kata
ini dalam bentuk fi'il madhi, yaitu sebuah kata kerja dengan
informasi telah dikerjaan, atau berbentuk lampau (past).
Dan menariknya bahasa arab, setiap fi'il mengandung
informasi selain sebuah pekerjaan, juga mengandung informasi tentang siapa yang
melakukan pekerjaan itu, juga tentang berapa jumlah orangnya dan apa jenis
kelaminnya, dan apakah orang itu termasuk orang pertama, kedua atau ketiga.
Dhamir yang terkandung di dalam kata hamalat adalah
dhamir hiya, yang berarti satu orang wanita. Jadi kata hamalat lengkapnya
bermakna: dia seorang wanita telah mengandung.
Sedangkan kata hu di belakang adalah maf'ul
bihi. Maksudnya orang yang pada dirinya dilakukan suatu pekerjaan. Dia
adalah orang yang dikandung di daam perut, bukan orang yang menyebabkan
kehamilan. Dan hu adalah dhamir dari seorang laki-laki yang
jumlahnya satu orang.
Maka yang mengandung adalah seorang perempuan, yaitu Maryam.
Sedangkan yang dikandung adalah seorang anak laki-laki, yaitu Nabi Isa 'alaihissalam.
Adapun siapa yang menghamilinya, tidak ada informasi apa pun dari
tiga kata ini. Yang jelas katahujelas-jelas tidakmenunjukkan siapa yang
melakukan pekerjaan menghamili, karena kata hamalatartinya
mengandung, bukan menghamili.
Sangat jauh perbedaan antara kedua kata itu. Mengandung dikerjakan
oleh wanita, sedangkan menghamili adalah pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki.
Mengatakan bahwa Nabi Isa punya ayah dengan menggunakan kata fahamalathu adalah
sebuah cara untuk memperlihatkan keawaman dan ketidak-mengertian diri atas
bahasa arab. Sungguhkasihan...
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber
: http://www.rumahfiqih.com/