Bagaimana tadarus yang benar, apakah setelah teman membaca,
kemudian dilanjutkan ayat berikutnya oleh teman yang lain atau setiap orang
membaca sendiri-sendiri tanpa disimak oleh yang lain? Bagaimanacara tadarus
nabi yang benar bagaimana pak Ustaz,
wassalam
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Istilah tadarus Al-Quran sebenarnya agak berbeda antara bentuk
yang kita saksikan sehari-hari denganmakna bahasanya. Tadarus atau tadarusan
biasanya berbentuk sebuah majelis di mana para pesertanya membaca Al-Quran
bergantian. Satu orang membaca dan yang lain menyimak. Dan umumnya dilaksanakan
di masjid atau mushalla di malam-malam bulan Ramadhan.
Padahal kata tadarus berasal dari asal kata
darasa yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji dan
mengambil pelajaran. Lalu ketambahan huruf ta' di depannya
sehingga menjadi tadarasa yatadarasu, makamaknanya bertambah
menjadisaling belajar, atau mempelajari secara lebih mendalam.
Adapun kegiatan 'tadarusan' yang kita lihat sehari-hari di negeri
kita ini, sepertinya nyaris tanpa pengkajian makna tiap ayat, yang ada hanya
sekedar membaca saja. Bahkan terkadang benar dan tidaknya bacaan itu, tidak
terjamin. Karena tidak ada ustadz' yang ahli di bidang membaca Al-Quran.
Bentuk tadarusan seperti itu lebih tepat menggunakan istilah tilawah
wal istima'. Kata tilawah berarti membaca, dan kata
istima' berasal dari katasami'a yasma'u, yang berarti mendengar.
Membaca Al-Quran
Kalau para peserta sudah fasih dan menguasai teknik membaca
Al-Quran yang baik, maka tidak mengapa bila masing-masing membaca
sendiri-sendiri. Kalaupun mau disima' (didengarkan) juga tidak
mengapa. Karena membaca dan mendengar sama-sama mendatangkan pahala.
Allah SWT telah memerintahkan kita selain untuk membaca, juga
mendengarkan Al-Quran.
Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat .(QS.
Al-A'rah: 204)
Namun apabila para seperti masih lemah bacaannya, sebaiknya mereka
tidak dilepas membaca Al-Quran sendirian. Perlu ada ustadz yang membetulkan
bacaannya. Sehingga yang perlu dilakukan bukan 'tadarusan', tetapi belajar
membaca Al-Quran. Atau istilah yang sekarang populer adalah tahsin Al-Quran
atau tahsin tilawah. Tahsin artinya membaguskan bacaan.
Tentu saja harus ada ustadz yang ahli dalam membaca Al-Quran. Dan
tidak boleh seseorang dibiarkan membaca dengan salah baik makhraj maupun
tajiwidnya. Mereka harus didampingi oleh yang sudah baik bacaannya, dibimbing
dan dibenahi bacaannya dengan baik.
Tadarus di Masa Nabi
Tadarus dalam arti yang sebenarnya, yaitu mempelajari isi dan
kandungan al-Quran di masa nabi SAW adalah dengan cara mempelajari beberapa
ayat, setelah mendalam dan mengerti, baru diteruskan lagi beberapa ayat.
Dari Ibnu Mas’ud ra berkata: “Adalah seorang dari kami jika telah
mempelajari 10 ayat maka ia tidak menambahnya sampai ia mengetahui maknanya dan
mengamalkannya”
Hadits ini di-shahih-kan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dalam
tahqiq-nya atas tafsir At-Thabari (I/80).
Bahwa mereka yang menerima bacaan dari Nabi SAW(menceritakan)
adalah mereka apabila mempelajari 10 ayat tidak pernah meninggalkannya (tidak
menambahnya) sebelum mengaplikasikan apa yang dikandungnya, maka kami
mempelajari ilmu Al-Qur’an dan amalnya sekaligus.
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber
: http://www.rumahfiqih.com/