Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Peristiwa Isra' dan Mi'raj merupakan salah satu peristiwa
terpenting dalam ajaran agama Islam.
Dalam permulaan surat Al-Isra' diterangkan secara singkat mengenai
peristiwa Isra' Nabi Muhammad SAW; yakni perjalanan beliau dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsa'.
Namun pertanyaan saya, apakah peristiwa Mi'raj juga diterangkan
atau tertulis pula di dalam Al-Qur'an? Pada isi surat apa dan ayat ke berapa?
Demikian pertanyaan saya, dan terima kasih.
Wassalam
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Meskipun peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW dilakukan dalam satu
paket perjalanan dan dilaksanakan di malam yang sama, namun penyebutannya di
dalam Al-Quran ternyata diletakkan di dua ayat yang berbeda. Bukan hanya beda
ayatnya tetapi juga berbeda suratnya.
Namun yang pasti, baik peristiwa Isra' maupun peristiwa Mi'raj,
keduanya memang disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariem. Dan tidak benar kalau
dikatakan bahwa mi'rajnya nabi Muhammad SAW tidak disebutkan di dalam Al-Quran.
Masalahnya orang sering terkecoh dengan ayat pertama surat Bani
Israil atau surat Al-Isra', di mana memang hanya disebutkan tentang isra' saja.
Sedangkan mi'raj, yaitu perjalanan naik ke langit tujuh hingga ke sidratil
muntaha (the final frontier), tidak disebut-sebut di dalam ayat itu secara
tegas.
Ternyata, kisah tentang bagaimana Rasulullah SAW naik ke langit
hingga ke sidratil muntaha disebutkan di dalam ayat yang lain, yaitu surat
An-Najm (bintang), ayat 13 sampai ayat 18.
Silahkan ambil mushaf dan bukalah surat dengan nomor urut 53, nama
suratnya An-Najm yang berarti bintang.
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya
yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.Di
dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketikaSidratilmuntaha diliputi
oleh sesuatu yang meliputinya.Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari
yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.Sesungguhnya dia telah
melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS.
An-Najm: 13-18)
Umumnya para ulama tafsir menyebutkan bahwa ayat inilah yang
menyebutkan dengan tegas peristiwa mi'raj nabi Muhammad SAW. Beliau sampai ke
sidratil muntaha dan melihat wujud malaiakat Jibril dalam keadaan aslinya.
Memang ayat ini tidak secara tegas menyebut kata mi'raj, karena
itu orang awam yang membaca Al-Quran sambil lalu, apalagi yang tidak tahu
artinya, jelas akan membaca begitu saja. Tapi mereka yang sering membuka kitab tafsir, biasanya akan segera
tahu. Karena kitab tafsir itu memang kitab yang dikhususkan untuk menjelaskan
tiap potong ayat Al-Quran. Maka tidak ada informasi sekecil apapun di dalam
Al-Quran, kecuali dijelaskan di dalam kitab tafsir.
Maka berbahagialah mereka yang melek huruf arab dan mampu membaca
dalam bahasa arab. Karena kitab-kitab tafsir umumnya disusun dalam bahasa arab,
bahasa resmi umat Islam sedunia sejak masa Nabi SAW sampai hari kiamat nanti.
Kalau masih ada kalangan muslim, apalagi ustadz, da'i, penceramah,
tokoh Islam, tapi belum menguasai bahasa arab, sungguh kasihan kita melihat
mereka. Karena kunci ilmu agama tidak di tangan mereka, maka informasi yang
mereka miliki sangat terbatas, paling banter dari buku terjemahan.
Padahal nyaris hampir semua kitab yang penting dalam agama ini,
baik tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, akhlaq, sirah dan seterusnya, semua
ada di internet, bisa didowload dengan gratis, sampai hardisk cadangan kita
penuh semua, buku berbahasa arab masih berlimpah.
Jadi, secepatnya saja belajar bahasa arab, mumpung dunia belum kiamat.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber
: http://www.rumahfiqih.com/