Assalammu'alaikum wr. wb.
Ustadz, dari beberapa informasi serta
peristiwa yang saya alami, orang-orang yang memiliki "ilmu"
(mempelajari ilmu sesat atauilmu kebatinan, dll) katanya ketika menjelang ajal
susah untuk meninggal.
Bahkan, banyak orang yang percaya untuk
membuat orang itu meninggal harus melaksanakan ritual-ritual tertentu.
Pertanyaan saya,
1. Apakah hal seperti itu benar?
2. Apakah kita tergolong orang yang musyrik
jika percaya hal seperti itu?
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh, Dari
segi penggunaan istilahnya saja sudah salah, masak orang yang menggunakan
kekuatan sihir dan menjadi budak syetan dibilang sebagai 'orang berilmu'? Ini
sebuah penghinaan kepada ilmu. Seharusnya kita sebagai muslim tidak lagi
menggunakan istilah salah kaprah itu. Kita pun harus menghindari pemakaian
isitlah lainnya yang menyesatkan dan terkesan dihaluskan, seperti istilah
paranormal, orang tua, orang pinter, spritualis, rohaniawan dan seterusnya.
Kita sebut saja mereka adalah penyihir,
dukun, budak setan, dan sebutan lain yang lebih pantas. Karena pada hakikatnya
memang mereka budak setan, bekerja dengan kekuatan setan, dan yang pasti mereka
telah disumpah untuk masuk neraka. Imbalannya, setan beri mereka kekuatan untuk
bisa jalan di atas air, bisa terbang, bisa menghilang, menembus tembok dan
akrobat-akrobat lainnya.
Terus kenapa orang berkuatan ghaib seperti
itu katanya pada susah mati?
Jawabnya karena setan ingin memastikan bahwa
mereka mati dalam keadaan su'ul khatimah. Syetan tidak pernah rela
kalau para kadernya yang telah digarap selama ini punya kesempatan taubat, lalu
matinya husnul khatimah.
Setan tidak pernah merasa sudi, tidak
ikhlas, tidak rela dan apa pun akan dilakukannya untuk memastikan korbannya itu
masuk neraka jahannam selama-lamanya. Bukan setan namanya kalau tidak nekat
seperti itu.
Maka dibuatkanlah sebuah tipuan, menjelang
ajalnya si kader itu, setan akan datang mengganggu dengan berbagai penyakit
aneh. Ada-ada saja ulah setan untuk membuatnya menderita terakhir kalinya. Kita
menyebutnya 'susah mati'. Padahal itu adalah trik licik dan jahat dari setan,
menyiksa orang yang sudah dekat ajalnya.
Lalu lewat para dukun yang bekerja sebagai
agen pemasaran jamaah setan, disyaratkanlah harus ada 'ritual' pelepasan
kekuatan ghaib. Kalau tidak, maka yang bersangkutan akan menderita. Padahal memang
sudah menderita, dan sebenarnya akan dibuat lebih menderita selama-lamanya.
Jadi semua itu hanya tipuan mentah ulah
setan. Seolah-olah harus ada upacara 'ritual' untuk pelepasan ilmu sakti.
Tentunya ritual itu, lagi-lagi, sebuah bentuk amal yang menyekutukan Allah
serta mendatangkan murka-Nya.
Misalnya lewat persembahan (baca: berkurban)
kepada setan, atau dengan ritual darah yang najis, atau setidaknya dengan
beragam bentuk kemaksiatan yang ujung-ujungnya hanya membuat semakin jauh dari
ridha Allah SWT.
Sayangnya, banyak orang tidak mengerti apa
maksud ritual pelepasan ilmu ghaib itu. Sehingga alih-alih menyelamatkan calon
jezanah, yang terjadi malah jenazah itu langsung masuk neraka dengan terjun
bebas, tanpa lewat proses lagi. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Upaya Apa Yang Boleh Dilakukan?
Lalu kalau tidak boleh melakukan ritual
pelepasan kekuatan ghaib, apa yang bisa dilakukan?
Yang bisa dilakukan adalah bertaubat kepada
Allah SWT, memperbaiki iman dan memperkuat syahadat tauhid. Itu saja dan
selesai. Karena orang yang bertaubat kepada Allah SWT akan diampuni dosanya.
Tapi yang seringkali terjadi, bukannya
bertaubat tapi malah melakukan ritual dusta yang diberi judul "pelepasan
kekuatan ghaib." Akibatnya malah akan celaka.
Bagaimana dengan gangguan dari setan itu?
Lakukanlah seperti yang umumnya kita
lakukan, yaitu dengan meruqyah orang yang diganggu setan. Namun orangtersebut
harus juga bertaubat, mengucapkan lagi syahadat, membaca lafadz ayat Quran yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk ruqyah syar'iyah. Dibantu oleh keluarganya
dan orang-orang terdekatnya.
Tentu kalau masih ada pihak-pihak yang
pernah disakiti, orang itu atau keluarganya harus minta maaf. Sebab itu pun
salah satu kesempatan yang Allah SWT berikan untuk minta maaf di dunia ini,
agar jangan sampai dosa kepada orang lain itu terbawa mati, bisa tambah berabe
nanti.
Terutama dosa kepada orang tua, wabil khusus
kepada ibunya. Siapa tahu ibunya masih tidak rela.
Tapi terus terang memang, akan menjadi sulit
bila yang bersangkutan masih belum beres aqidahnya, masih punya jiwa menghamba
kepada setan dan masih saja mengakui kebesaran setan.
Seandainya yang bersangkutan sudah dibenahi
cara pandangnya terhadap setan dan kekuatan ghaibnya, bertawakkal sepenuhnya
hanya kepada Allah dan ada penolakan tegas dari dirinya atas segala pengaruh
setan, maka ruqyah yang dilakukan akan lebih mudah.
Sebab pada hakikatnya setan itu lebih mudah
menghinggapi orang yang jiwanya labil, ragu-ragu, gampang takut, mudah cemas,
rendah diri dan perah menghamba kepada setan.
Setan Takut Pada Karisma Seorang Mukmin
Ingatlah sosok Khalifah Umar bin
Al-Khattab radhiyallahu 'anhu, beliau adalah sosok tegar dan
sekaligus tegas dalam aqidah. Sosok pribadi beliau yang punya karakter itu
menciutkan nyali para jin dan setan.
Bahkan tanpa harus membaca ayat ruqyah
sepotong pun, setan pun sudah kabur begitu mendengar langkah kakinya. Urusan
aqidah, beliau memang amat tegas.
Sebagai contoh, pernah ada sebatang pohon
yang semakin sering didatangi orang karena punya nilai historis Baiat Ridwan,
lalu tanpa ba bu, langsung ditebangnya. Secuilpun Umar tidak pernah menyisakan
lahan buat setan mempermainkan perasaan orang. Sebelum pohon itu dijadikan
tempat pemujaan, tebang saja duluan, habis perkara. Tentu saja setan-setan
gondok setengah mati. Pupuslah harapan mereka bisa menyesatkan manusia, selama
masih ada Umar.
Contoh lainnya adalah perkara mencium Hajar
Asswad.Kalau para shahabat nabi yang lain, mencium Hajar Aswad tidak pakai
sambutan. Beda dengan Umar, sebelum mencium batu dari surga itu, Umar pakai
acara sambutan segala. Diantarnya beliau bilang, "Wahai batu, kalau bukan
karena Aku melihat Rasulullah SAW menciummu, maka pasti Aku tidak akan
melakukan." Sebab Umar tidak mau sebuah batu dijadikan tuhan seperti di
masa lalu.
Diriwayatkan bahwa jin penunggu sungai Nildi
Mesirtakut kepada sosok Umar. Konon tiap tahun sungai Nil itu minta persembahan
gadis untuk dijadikan korban. Kalau tidak diberikan, maka sungai itu akan
meluap banjir, atau ada saja musibah yang terjadi. Begitu Umar mendengar kisah
itu, beliau menulis surat kepada jin penunggu sungai Nil. Maka sejak hari itu
sampai sekarang, tidak pernah ada lagi korban.
Jadi setan itu akan takut kalau kita tegas,
tegar dan kuat, di atas jalan hak. Tapi setan akan makin berani kalau kita
ciut, minder, takut, gentar dan plin-plan. Dan seorang yang pernah minta
bantuan kepada setan lewat 'ilmu ghaib', sudah pasti tidak akan dilepas begitu
saja.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/