Assalamu'alaikum....
Ustadz, bagaimana kita
mensikapi orang-orang 'spiritualis' seperti Mama Lauren? Dia itu seperti yang
banyak dikenal masyarakat diberi kemampuan mengetahui gambaran peristiwa yang
akan terjadi.
Mama Lauren mengatakan
bahwa dia bukan dukun, paranormal, atau ahli klenik, dia sendiri mengaku tidak
tahu bagaimana kemampuan itu bisa ada dalam dirinya. Menurutnya itu datang
dengan sendirinya sejak dia berumur 7 tahun, dan saat ini dikategorikan sebagai
bagian dari kajian ilmu psikologi.
Ramalan-ramalannya memang
terbukti (contoh: terjadinya Tsunami di Aceh, meninggalnya Pak Harto, dll.).
Nah ustadz, sebagai seorang muslim bagaimanakah kita mensikapi fenomena semacam
ini?
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Kalau ramalan cuaca yang sering kita lihat di TV, memang ilmiyah. Tapi kalau ramalan Mama Lauren dan orang sejenisnya, rasanya kok berlebihan kalau kita bilang ilmiyah, apalagi sampai dibilang bagian dari ilmu Psikologi segala.
Kalau ramalan cuaca yang sering kita lihat di TV, memang ilmiyah. Tapi kalau ramalan Mama Lauren dan orang sejenisnya, rasanya kok berlebihan kalau kita bilang ilmiyah, apalagi sampai dibilang bagian dari ilmu Psikologi segala.
Mungkin yang tepat bahwa
fenomena seorang yang dianggap bisa melihat masa depan, memang pernah dijadikan
salah satu kajian oleh para psikolog. Tapi tidak bisa dikatakan bahwa ilmu
meramal masa depan adalah cabang ilmu psikologi secara resmi. Para ahli
Psikologi ketika kami konfirmasi tentang hal ini, mereka hanya menggelengkan
kepala. 'Sejak kapan ilmu meramal masa depan jadi bagian ilmu Psikologi?",
begitu bantah mereka.
Lepas dari apakah meramal
itu bagian dari ilmu psikologi atau bukan, namun dalam pandangan aqidah Islam,
tidak ada orang yang secara spesisik diberika ilmu tentang masa depan, kecuali
nabi dan rasul. Itu pun kalau Allah SWT berkehendak saja.
Artinya tidak semua ilmu
ghaib tentang masa depan diberian kepada semua nabi dan rasul. Buktinya, nabi
Musa pun tidak tahu apa yang akan terjadi, hanya nabi Khidhir saja yang diberi
ilmu seperti itu. Tentunya semua atas idzin Allah.
Hukum Ramalan dalam Islam
Meramal nasih tentu
hukumnya haram bagi seorang muslim. Sebagaimana dalil hadits nabawi berikut
ini.
Dari Abu Hurairah ra. dari
Nabi SAW, beliau bersabda, ”Barang siapa yang mendatangi tukang ramal lalu
membenarkan apa yang dikatakannya maka ia telah kufur apa yang diturunkan
kepada Muhammad SAW.” (agama Islam). (HR
Abu Daud, Bukhari, Ahmad dan Tirmidzy)
Bahkan Rasulullah SAW
mengancam bahwa siapa yang mendatangi ahli ramal masa depan, shalatnya tidak
akan diterima selama 40 hari.
Barangsiapa yang mendatangi
tukang ramal, kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu hal dan
membenarkan apa yang dia katakan, maka sholatnya tidak akan diterima selama 40
hari.” (HR Muslim 4/1751)
Mendatangi Peramal = Kufur
kepada Agama Islam
Barangsiapa mendatangi Kahin (dukun), lalu membenarkan apa yang diucapkannya, niscaya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. (HR Abu Daud, at-Tirmidz Ibnu Majah, Ahmad dan ad-Darimi)
Barangsiapa mendatangi Kahin (dukun), lalu membenarkan apa yang diucapkannya, niscaya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. (HR Abu Daud, at-Tirmidz Ibnu Majah, Ahmad dan ad-Darimi)
Sebab, di antara (ajaran)
yang diturunkan kepada Nabi MuhammadSAW adalah bahwa hal-hal yang gaib tidak
ada yang mengetahuinya selain Allah.
Allah berfirman:
Katakanlah: “Tidak ada
seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali
Allah." (QS An-Naml 65)
Dan pada sisi Allah-lah
kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya selain Dia sendiri.(QS AI-An’am: 59)
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui
yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib
itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. (QS
Jin: 26 - 27)
Bahkan Nabi Muhammad saw
sendiri tidak mengetahui hal-hal ghaib kecuali yang diberitahukan Allah kepadanya
melalui wahyu, karenanya Allah berfirman kepadanya:
Katakanlah, “Aku tidak
berkuasa menarik kemanfaatan bag’i diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan
kecuali yang dikehendaki Allah, dan sekiranya aku men getahui yang gaib,
tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa
kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita
gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS Al-A’raf: 188)
Begitu juga jin, yang oleh
para tukang sihir dan dukun dimintai pertolongan, mereka juga tidak memiliki
kemampuan untuk mengetahui hal-hal gaib. Al-Qur’an menceritakan bahwa jin-jin
Nabi Sulaiman ‘alaihis-salam tidak mengetahui kematian beliau.
Maka tatkala ia (Sulaiman
‘alaihis-salam) tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka men
getahui yang ghaib, tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan. (QS Saba’: 14).
Karena itu, membenarkan
para dukun dan peramal -yang mengaku mengetahui hal yang gaib- adalah
pengingkaran (kufur) terhadap ayat-ayat yang telah diturunkan Allah.
Jika mendatangi dan
membenarkan mereka demikian buruk kedudukannya dalam agama, maka bagaimana
dengan para dukun dan peramalnya sendiri? Mereka telah melepaskan diri dan
agama dan agama berlepas diri dan mereka, sebagaimana dalam hadits:
“Tidak termasuk golongan
kami orang yang melakukan tathayyur atau minta di-tathayyur, atau menjadi dukun
atau minta dibuatkan perdukunan untuknya, atau menyihir atau minta disihirkan
untuknya.” (HR Al-Bazzar dengan isnad
jayyid)
Fenomane Tukang Ramal
Ramai-ramai Ganti Bendera
Tahu kalau mendatangi
peramal diancam hukuman keras seperti itu, para tukang ramal ramai-ramai ganti
bendera dan merek dagang. Mereka lalu cari-cari istilah yang kelihatan keren,
ilmiyah, masuk akal, atau agak berbau sains.
Tujuannya sudah bisa
ditebak, yaitu agar tidak dianggap dukun atau tukang ramal kampungan, padahal
sih cuma ganti kemasan saja. Isinya ya itu itu juga. Kasihan juga tuh ilmu
Psikologi, sampai dibawa-bawa oleh para tukang ramal, lalu dibilang ilmu
meramal nasib adalah bagian dari ilmu Psikologi.
Jangan-jangan nanti ada
Fakultas Psikologi jurusan ilmu teluh, ilmu sihir, ilmu santet, ilmu kanuragan.
Wah, gimana nih teman-teman Psikologi?
Kok Ramalannya Benar?
Kalau tidak benar namanya
bukan tukang ramal. Ramalan tentang akan terjadinya Tsunami di Aceh atau
meninggalnya Pak Harto seperti yang anda sebutkan, memang bukan hal yang aneh.
Karena memang ada
penjelasan dari mana syetan itu mendapatkan informasi tentang masa depan. Kami
sudah pernah menjelaskan hal ini dalam jawaban sebelumnya.
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/