Assalamu 'alaikum, pak ustadz.
Saya agak curiga bahwa gerakan Ahmadiyah
yang sudah divonis sesat ini tidak kunjung dilarang di Indonesia. Jangan-jangan
pemerintah kita ini memang diancam oleh kekuatan asing dan tidak punya nyali
untuk melarangnya.
Bagaimana kita memahami situasi seperti ini
pak ustadz, mohon pencerahannya, syukran jazila
Wassalam
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sejak awal mula sejarah berdiri Ahmadiyah,
keterlibatan pihak asing sudah sangat kentara. Penjajah Inggris memang telah
memberikan dukungan sepenuhnya kepada gerakan ini di India, serta rela
memberikan dana yang tidak terbatas demi tegaknya dakwah Ahmadiyah.
Padahal seluruh ulama di dunia telah
bersepakat untuk menyebut bahwa Ahmadiyah bukan bagian dari agama Islam, karena
prinsip dasarnya bertentangan dengan akidah Islam. Yang utama karena menjadikan
Mirza sebagai nabi dan menerima wahyu.
Namun Ahmadiyah sangat bermanfaat buat
penjajah Inggris saat itu, sebab Ahmadiyah akan membuat jihad dan perlawanan
umat Islam terhadap Inggris akan mengendor. Dengan keberadaan Ahmadiyah,
penjajah tidak perlu lagi capek-capek menghadapi rakyat, biar saja rakyat dilawan
oleh rakyat juga.
Inggris cukup mengadu domba sesama bangsa
India, sambil memberikan dukungan penuh kepada aliran sesat Ahmadiyah.
Di dalam buku Tabligh-i-risalat, vol. VII
halaman 17, Mirza menulis:
"Aku yakin bahwa setelah
pengikut-pengikutku bertambah, maka mereka yang percaya pada doktrin jihad akan
makin berkurang. Oleh karena menerima aku sebagai Messiah dan Mahdi maka
sekaligus berarti taat pada perintahku, yaitu dilarang berjihad
terhadap Inggris. Bahkan wajib atas mereka berterima-kasih dan berbakti pada
kerajaan itu."
Jadi sejak awal Ahmadiyah memang alat yang
digunakan oleh penjajah Inggris untuk meredam jihad dan perlawanan umat Islam
India. Maka kalau sekarang ini Ahmadiyah terkesan dibackingi oleh negara-negara
besar, rasanya memang ada benang merahnya.
Sebab buat apa lagi pemerintah merasa takut
untuk melarang gerakan Ahmadiyah, kalau bukan karena takut tekanan pihak asing.
Pemerintah SBY sekarang ini sudah didukung oleh semua ulama, bahkan Badan
Pengawasan Aliran Kepercayaan pun sudah menetapkan bahwa Ahmadiyah itu sesat.
Bola sekarang berada di tangan pemerintah.
Logikanya, apa sih susahnya mengeluarkan
pengumuman sesatnya Ahmadiyah? Kenapa sebegitu loyo pemerintah untuk melindungi
akidah bangsa ini dari paham sesat Ahmadiyah? Jangan-jangan ada apa-apanya.
Maka kalau kita kaitkan dengan keterlibatan
penjajah Inggris saat mendirikan Ahmadiyah di India dahulu, rasanya tidak aneh
kalau keberadaan Ahmadiyah ini memang didukung oleh kekuatan asing, yang
membuat pemerintah kita kelihataan jadi aras-arasan, takut melarang, atau
berlagak pilon, atau entah kenapa, yang jelas sikap pemerintah yang plin-plan
itu sangat menunjukkan bahwa ada tekanan international dari luar. Entah siapa
mereka.
Empat Negara Asing Menekan Indonesia
Dan logika yang kami sebutkan di atas
ternyata terbukti. Statemen dari pak Nasarudiin Umar yang menjawab sebagai
Dirjen Bimas Islam Departemen Agama secara tegas telah membenarkan teori itu.
"Memang ada empat negara yang mengimbau
agar Ahmadiyah tak dibubarkan. Yaitu dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan
satu lagi saya lupa. Suratnya ditujukan ke Menteri Agama dan ada tembusannya ke
saya." begitu ujar beliau beberapa waktu yang lalu.
Apa yang diungkapkan oleh pak Nasarudin ini
sebuah pernyataan jelas dan tanpa malu-malu. Dan semua ini menjelaskan dengan
mudah, mengapa sampai hari ini pemerintah masih 'sakit gigi' untuk melarang
Ahmadiyah secara terbuka.
Meski pak Nanasrudin mengatakan bahwa
pemerintah tidak terpengaruh dengan tekanan itu, namun yang namanya ancaman
tetap saja ada dampak psikologisnya. Semakin lama pemerintah bersikap
plin-plan, maka semakin membutikan bahwa tekan asing itu memang ada dan
berjalan dengan sangat efektif.
Penjelasan Nasarudin kemudian dikuatka oleh
ketua MPR-RI, Dr Hidayat Nur Wahid, MA. Dalam salah satu kesempatan beliau
mengatakan bahwa manuver beragam yang dilakukan oleh pihak tertentu yang
menggangap pembubaran Ahmadiyah sebagai pelangaran HAM dalam beragama perlu
dicurigai, karena dikhawatikan itu salah satu cara-cara yang dilakukan pihak
asing untuk merusak kedaulatan Indonesia.
"Yang kita khawatirkan itu cara pihak
asing untuk melakukan intervensi terhadap kedaulatan Indonesia, melalui
pendanaan kepada LSM yang vokal terhadap isu HAM, "ujarnya.
Pemerintah Wajib Melindungi Umat Islam
Padahal seharusnya pemerintah memikirkan
nasib 200 juta umat Islam di negeri ini yang agamanya dirusak, diobok-obok,
dihina dan dilecehkan oleh kekuatan asing yang anti Islam itu.
Atau jangan-jangan, memang ditunda-tundanya
pelarangan itu disengaja untuk memancing terjadinya tindak anarkhi berikutnya.
Tujuannya agar stigma bahwa di Indonesia ada Islam ekstrem semakin laku
didagangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan di dunia internasional.
Mirza Ghulam Ahmad: Tipikal Kaki Tangan
Penjajah
Sosok Mirza Ghulam Ahmad ternyata tipikal
seorang yang menjilat kepada pemerintah penjajah Inggris. Kita bisa membuktikan
dari tulisan-tulisannya yang menunjukkan kesetiaan, ketundukan serta penyerahan
diri totalnya kepada sang penjajah.
Padahal dunia tahu bahwa Inggris tidak lain
hanyalah penjajah, yang datang ke India untuk merampas negeri, mengangkangi
sekian banyak asset-asset negeri itu, melebarkan kekuasaan serta menjadikan
kemuliaan penduduk India menjadi kehinaan.
Namun seorang Mirza malah berpihak kepada
penjajah dan tega mengkhianati saudara sebangsanya sendiri. Dia adalah seorang
kaki tangan penjajah, yang merelakan dirinya dijadikan alat untuk merobohkan
kemuliaan bangsa India. Dalam beberapa bukunya, kita bisa melihat bagaimana
sesungguhnya sikapnya kepada Inggris.
Sebagian besar perjalanan hidupku ialah
mendukung dan membela pemerintah Inggris... Saya selalu menganjurkan agar
setiap Muslim haruslah menjadi pengabdi pada pemerintah ini, dan sanubari
mereka janganlah ada sedikitpun niat meniru-niru perbuatan menumpah- numpahkan
darah oleh Imam Mahdi atau Messiah yang begitu fanatik memberi ajaran-ajaran
bodoh dan sempit." (Lihat Tiryacal-Qulub halaman 15 blirza)
Di lain tulisan, dia juga mengatakan bahwa
bangsa India seharusnya berterima kasih kepada penjajah Inggris
"Sesungguhnya tidak menyempurnakan
hak atau tidak berterima kasih kamu pada Inggris berarti tidak menyempurnakan
hak atau tidak berterima-kasih kamu kepada ALLAH." (Lihat
At-Tabligh halaman 41)
Maka sebaiknya pemerintah kita ini segara
sadar dan tahu diri, tidak ada gunanya selalu mengikuti kemauan asing. Kenapa
sih tidak sekali-sekali mandiri dan punya harga diri.
Jangan mau hanya dijadikan hewan sirkus yang
ditabuhi genderang, lalu berjoget mengikuti irama buatan penjajah. Kita sudah
merdeka sejak tahun 1945, tapi kenapa mental terjajahnya masih saja melekat.
Apakah karena kita terlalu lama dijajah Belanda?
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/