Assalamualaikum wr. wb.
pak Ustadz,
Benarkah madzhab Hanafi
menyatakan bahwa ada nabi setelah Nabi Muhammad Saw.?
Ini berkaitan dengan
keterangan Syafii Maarif, bahwa aliran ahmadiyah berpedoman pada madzhab ini.
Jazakumullah khoiron
katsiro,
Wass,
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Tentu saja logika yang digunakan salah besar kalau sampai dikatakan mazhab Hanafi mengajarkan adanya nabi sesudah Muhammad SAW. Al-Imam Abu Hanifah dan para penegak mahzab Hanafi secara aqidah bermazhab ahli sunnah wal jamaah. Tentu tidak benar kalau dikatakan mereka mengakui atau malah mengajarkan aqidah sesat.
Tentu saja logika yang digunakan salah besar kalau sampai dikatakan mazhab Hanafi mengajarkan adanya nabi sesudah Muhammad SAW. Al-Imam Abu Hanifah dan para penegak mahzab Hanafi secara aqidah bermazhab ahli sunnah wal jamaah. Tentu tidak benar kalau dikatakan mereka mengakui atau malah mengajarkan aqidah sesat.
Ada pun pernyataan Syafi'i
Ma'arif bahwa para pengikut Ahmadiyah banyak yang bermazhab Hanafi, tentu harus
dipahami bahwa mazhab Hanafi bukan mazhab Aqidah, melainkan mazhab
fiqih. Dan urusan fiqih adalah urusan najis, wudhu', mandi janabah, haidh,
nifas, shalat, puasa, zakat dan haji, selain juga masalah muamalah, jual beli,
dan pernikahan dengan segala kajiannya.
Kalau kebetulan warga
Ahmadiyah banyak yang menggunakan fiqih mazhab Hanafi, tidak bisa di balik
logikanya. Kita tidak bisa mengatakan bahwa mazhab Hanafi juga beraqidah
seperti aqidahnya Ahmadiyah yang sesat.
Ini logika rancu, entah
disengaja atau tidak, tapi polanya amat terasa ingin menyesatkan. Sebab kalau
logika seperti itu mau dipakai, berarti bisa saja kita bilang bahwa nabi
Muhammad SAW juga sesat. Kok bisa?
Ya, sebab pemimpin
perjuangan India, Mahatma Gandhi termasuk orang yang banyak mengambil teladan
dari sirah nabawiyah. Kalau logika bengkok itu dipakai, bisa saja nanti orang
mengatakan bahwa aqidah yang diajarkan oleh nabi Muhammad adalah aqidah Hindu?
Tentu logika ini kurang bisa diterima, bukan?
Mazhab Hanafi adalah Mazhab
Fiqih
Sebagai mazhab fiqih,
mazhab Hanafi tidak mengurus wilayah aqidah seperti nabi baru sesudah Muhammad.
Mazhab-mazhab yang bicara tentang aqidah bukan mazhab fiqih, tapi mazhab di
bidang aqidah, misalnya Al-Maturidiyah, Al-Asy'ariyah dan sejenisnya.
Namun mazhab-mazhab itu
selama masih dalam koridor ahlu sunnah wal jamaah, maka tidak mengapa untuk
dipakai dan dijalankan. Sebaliknya, kalau mazhab aqidah itu sudah keluar dari
aqidah ahlu sunnah wal jamaah, maka aliran itu adalah aliran sesat yang harus
dibasmi.
Sesatnya Ahmadiyah
Paham dan aliran yang
mengajarkan keberadaan nabi sesudah nabi Muhammad SAW adalah paham yang secara
aklamasi telah dianggap sesat dan keluar dari agama Islam. Siapa yang meyakini
aqidah sesat itu maka dia telah kafir dan keluar dari agama Islam.
Dan itulah yang telah
ditetapkan oleh para ulama di Pakistan, tempat lahirnya aliran sesat Ahmadiyah.
Di negerinya sendiri sudah dianggap bukan bagian dari agama Islam. Sebagaimana
sekte Baha'i yang awalnya mereka mengaku Islam, tapi pada akhirnya mereka
menyatakan diri bukan Islam.
Anehnya, justru di
Indonesia oleh Pemerintahnya masih belum dianggap sesat. Ujung-ujungnya setelah
diselidiki, ternyatakarena ada main mata dengan oknum-oknum di tubuh
pemerintahan negeri kita.
Selama oknum-oknum di dalam
tubuh Pemerintahan kita belum dibersihkan, semua aliran sesat masih akan
menikmati surganya di bumi Indonesia. Dan riwayat yang sampai kepada kita sudah
hampir mencapai derajat mutawatir bahwa keberadaan aliran sesat Ahmadiyah di
negeri ini tidak lain adalah konspirasi negara-negara Adidaya yang dengan
sengaja membantu dan menyokong sepenuhnya.
Jadi yang kita hadapi
ternyata bukan sekelompok orang awam yang dicocok hidungnya dengan doktrin
sesat. Yang kita hadapi adalah konspirasi jahat international yang sejak
Ahmadiyah berdiri di India, memang dirancang oleh para inteljen Inggris demi
mematahkan perlawanan umat Islam India.
Maka sejak awal memang
sudah jelas siapakah sesungguhnya Ahmadiyah itu, dan sejak awal memang tidak
pernah berubah sebagai aliran sesat buatan penjajah yang sengaja dimasukkan ke
negeri muslim.
Dan tidak pernah ada niat
dari para pendiri Ahmadiyah untuk menyatakan diri sebagai bukan bagian dari
agama Islam. Sebab kalau mereka menyatakan diri bukan bagian dari agama Islam,
percuma saja perjuangan mereka untuk menyesatkan umat Islam. Walau pun umat
Islam justru akan tenang dan segera menyudahi hujatannya.
Pertolongan Allah
Satu hal yang biasa
terjadi, biasanya sebentar nanti akan ada pemimpin sebuah aliran sesatyang akan
tobat. Dia nantibercerita bagaimana kesesatan aliran itu.
Selama ini berdasarkan
pengalaman, hampir semua aliran sesat di negeri ini memiliki tokoh internal
yang kemudian terpental keluar dan tobat dari aliran itu. Dari mereka inilah
kemudian kita akan tahu bagaimana 'isi perut' aliran sesat itu. Kita tunggu
saja pertolongan dari Allah.
Biasanya hal itu sering
terjadi. Dan kita berdoa saja, semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada
tokohnya dan kembali ke aqidah Islam yang lurus, lalu bisa bercerita tentang
kesesatan aliran itu. Amien.
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/