Assalamualaikum....
Siapakah sebenarnya yang disalib, Nabi Isa atau muridnya. Mohon
penjelasannya.Terima Kasih.
Wasssalamualaikum
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kitab Al-Quran telah dengan tegas menyebutkan bahwa mereka tidak
pernah membunuh nabi Isa, bahkan tidak pernah menyalibnya. Yang mereka bunuh
atau mereka salib itu adalah orang yang lain yang diserupakan dengan wajah nabi
Isa 'alaihissalam.
Dan sebagai umat Qurani, kita seharusnya tersinggung dengan sikap
yang dilakukan oleh saudara kita yang nasrani. Karena mereka telah melakukan
kebohongan yang teramat fatal, dengan mengatakan bahwa mereka telah membunuh
atau menyalibnya.
Apalagi sampai ada cerita Nabi Isa berjalan di jalan dengan kawat
berduri, memanggul kayu salib, ditambahi dengan cerita penebusan dosa. Tentu
saja semua cerita itu jelas bertentangan dengan kebenaran hakiki, baik menurut
para ahli sejarah apalagi menurut Quran.
Di dalam Al-Quran, jelas-jelas disebutkan bahwa nabi Isa tidak
pernah disalib oleh siapa pun. Dan juga beliau tidak pernah dibunuh.
dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh
Al-Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah ", padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi orang yang diserupakan dengan 'Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. (QS. An-Nisa': 157)
Ayat ini mengisyaratkan dengan tanpa ditutupi, bahwa semua itu
hanya merupakan kebohongan, khayalan, imajinasi dan cerita nenek moyang yang
tidak jelas asal-usulnya. Setidaknya tidak pernah terdapat jalur riwayat sanad
yang shahih yang bisa dijadikan sandaran tentang kisah-kisah itu.
Kalau kita bandingkan dengan ilmu kritik hadits di dalam agama
kita, riwayat tentang penyaliban nabi Isa itu ibarat hadits yang dhaif
jiddan (lemah banget), para perawinya bergelar akdzabunnas (manusia
paling dusta) yang tidak akan pernah lolos dari seleksi al-jarhu
watta'dil. Bahkan sanadnya tidak nyambung, alian munqathi' atau
pun juga mursal.
Bahkan menurut para ahli hadits lainnya sudah bisa dikategorikan
hadits maudhu' (palsu). Dan dalam agama Islam, hadits palsu
sudah pasti tertolak mentah-mentah, jangankan dipakai, dilirik pun
tidak. Tapi sayangnya, karena saudara kita yang beragama nasrani itu
memang tidak punya sistem kritik hadits seperti yang kita punya, makanya cerita-cerita
dari berbagai versi habis memporak-porandakan sejarah agama mereka, bahkan
sampai ke wilayah yang paling mendasar, yaitu masalah aqidah.
Maka setiap tahun ketika saudara-saudara kita memperingati hari
wafat Isa almasih, kita sebagai muslim akan berbangga, karena kita punya ilmu
kritik hadits. Sehingga semua kisah, cerita atau periwayatan yang tidak jelas
pertanggung-jawabnnya, tidak akan pernah bisa masuk ke dalam ajaran agama Islam.
Dan ilmu kritik hadits ini sudah membuktikan kepiawaiannya selama
14 abad ini untuk menjaga kemurnian agama ini dari beragam cerita hayal yang
tidak jelas ujung pangkalnya. Dan tragesi ketidak-jelasan sumber adalah tragedi
terbesar yang menimpa dua agama samawi, nasrani dan yahudi.
Namun sebagai muslim, kita tetap wajib menghormati apa yang
menjadi keyakinan mereka. Kita dilarang mengganggu apalagimenghalagi apa yang
mereka lakukan. Namun yang namanya diskusi, dialog dan studi sejarah bukan
berarti harus berhenti.
Setidaknya kita akan bilang bahwa silahkan saja anda membuat
beragam versi cerita, tapi saran kami agar agama Anda tidak ditinggalkan oleh
pemeluknya, cobalah buat cerita yang punya pertanggung-jawaban ilmiyah. Sebab
semakin jujur kita terhadap sejarah, maka akan semakin membuat orang yakin
dengan kebenaran agama kita.
Sebaliknya, semakin kita tidak punya perhatian terhadap keaslian
sejarah, maka orang-orang akan semakin meninggalkan apa yang kita dakwahi.
Lalu Siapa Yang Disalib
Al-Quran tidak secara tegas menyebutkan siapa yang disalib. Yang
ditegaskan Al-Quran adalah bahwa yang disalib itu bukan nabi Isa 'alaihissalam.
Al-Quran menegaskan bahwa beliau telah diangkat ke sisi-Nya.
TetapiAllah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.
An-Nisa': 158)
Maka ada berbagai riwayat tentang siapakah orang yang disalib itu.
Sebagian riwayat mengatakan bahwa yang disalib adalah murid nabi Isa yang
paling mirip dengan beliau. Murid-murid beliau yangdiriwayatkan berjumlah hanya
12 orang ini berebut untuk menjadi martir, mengaku sebagai nabi Isa untuk
melindungi guru mereka.
Tapi dalam riwayat yang lain, yang disalib adalah seorang yang
bernama Yudas Eskariot, seorang yahudi yang diserupakan oleh Allah SWT menjadi
mirip nabi Isa. Dan ada sekian banyak versi lainnya. Tapi lepas dari mana
yang benar, yang pasti yang disalib atau dibunuh itu bukan nabi Isa 'alaihissalam.
Sehingga kepercayaan tentang penebusan dosa yang memang tidak dikenal dalam
semua risalah agama samawi, jelas-jelas tidak menemukan relevansinya.
Kepercayaan tentang penebusan dosa itu datang dari kepercayaan
kuno bangsa Eropa, ketika agama ini kemudian dibawa ke sana. Atau dimasukkan
oleh Paulus yang memang terlalu banyak mengubah agama ini menjadi sebuah agama
baru, yang nyaris 100% terlepas dari esensi agama aslinya yang Allah turunkan.
Bahkan seorang Micheal Hart yang bukan muslim sekali pun dengan
tegas menyebutkan bahwa Paul (Paulus?) itulah sebenarnya pendiri agama Kristen
dewasa ini, dan bukan nabi Isa. Karena esensi paling mendasar dari agama itu di
hari ini, sudah tidak ada lagi yang sama dengan yang dibawa oleh nabi Isa.
Dalam bukunya 100: A Ranking of the Most Influental Person
in History, Michael Hart menuliskan:
"Pengaruh Paul dalam perkembangan Agama Nasrani dapat diukur
dari tiga hal. Pertama, sukses besarnya dalam penyebaran agama. Kedua,
tulisan-tulisannya yang menyusun bagian-bagian penting Perjanjian Baru. Ketiga,
peranannya dalam hal pengembangan teologi Kristen.
Dari 27 buku Perjanjian Baru, tak kurang 14 dihubungkan dengan
jasa Paul. Meskipun ilmuwan modern berpendapat 4 atau 5 buku dari 14 itu
ditulis oleh orang lain, namun tak diragukan lagi bahwa Paul-lah orang
terpenting secara pribadi menulis Perjanjian Baru.
Pengaruh Paul di bidang teologi Kristen betul-betul tak terperikan
besarnya. Ide-idenya termasuk hal-hal sebagai berikut: Isa tidak cuma nabi yang
mengesankan tapi juga suci. Isa wafat demi dosa-dosa kita dan
penderitaannya dapat membebaskan kita. Manusia tidak bisa melepaskan diri
dari dosa-dosa hanya dengan mencoba melaksanakan perintah-perintah yang tertera
dalam Injil, tapi hanya bisa dengan jalan menerima Isa sepenuh jiwa.
Sebaliknya, apabila manusia menerima dan percaya Isa, segala
dosa-dosanya akan dimaafkan. Paul juga menjelaskan
doktrin-doktrinnya mengenai ihwal dosa (lihat Romans 5: 12:19)."
Di dalam halaman lainnya, Micheal Hart menambahkan:
"Paul, lebih dari orang-orang lainnya, bertanggung jawab
terhadap peralihan Agama Nasrani dari sekte Yahudi menjadi agama besar dunia.
Ide sentralnya tentang kesucian Isa dan pengakuan berdasar kepercayaan semata
tetap merupakan dasar pemikiran Kristen sepanjang abad-abad berikutnya."
Jadi, mari kita bangun dialog dan diskusi yang lebih ilmiyah,
bukan sekedar iman secara buta, tetapi iman yang melek dengan realitas sejarah.
Wallahu 'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/