Tutuplah aurat walaupun akhlak belum baik, Sholatlah walaupun belum bisa Khusyu, Hindarilah pacaran walaupun ada niat menikahinya, Bacalah Al-Qur'an walaupun tidak tau artinya.. Inshaa Allah jika Terus menerus, hal yang lebih baik akan kita dapatkan...

Jumat, 15 Agustus 2014

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non Muslim

Assalamualaikum pak Ustadz,
Bagaimana tanggung jawab kita sebagai orang tua yang muslim, tapi ada keinginan untuk menyekolahkan putra putri kita (SD) di sekolah non muslim (katholik). Hal ini dilakukan mengingat sekolah yang dinilai cukup baik dari segi mutu pendidikan, fasilitas, kedisiplinan dan lokasinya dekat dari rumah adalah sekolah tersebut.Ada sekolah Muslim tapi jaraknya jauh sekali dari rumah, kedua orang tua bekerja.
Bagaimana pak ustadz solusinya?
Terima kasih.
Wassalamualaikum.


Jawaban :

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Seandainya orang-orang Katholik itu berpikir sama seperti cara berpikir kebanyakan kita, maka mereka pun pasti tidak punya sekolah yang baik dan favorit. Pastilah sekolah mereka reyot mau roboh, bau, Sayangnya, mereka jauh lebih baik dari kita dari segi mentalitas dan ethos kerja. Tahu bahwa mereka di negeri ini hanya minoritas, lantas mereka pun bekerja siang malam tanpa kenal lelah untuk memajukan agama mereka, termasuk fasilitas pendidikan yang mereka punya.

Sementara kita, mohon maaf, kebanyakannya hanya berpikir sesaat, oportunis bahkan pragmatis. Tidak punya sekolah Islam yang baik, lalu ngeloyor memasukkan anaknya sekolah di sekolah milik agama lain.
Padahal seharusnya kita berpikir, kalau punya sekolah tapi jelek, seharusnya kita berjibaku untuk membuat sekolah milik kita jadi baik. Bukannya malah menikam dari belakang.

Menikam dari belakang?
Ya, menikam dari belakang. Maksudnya, mungkin sudah jadi kenyataan bahwa kebanyakan sekolah yang dikelola oleh umat Islam kurang baik mutunya, gurunya hanya tukang ojek yang mengisi waktu istirahatnya sambil mengajar, gedungnya reot mau roboh, atapnya langit dan lantainya tanah.

Sudah tahu begitu, bukannya membantu mencarikan jalan keluar, malah anaknya di sekolahkan di sekolah lain, milik agama lain. Ini yang kami katakan dengan istilah menikam dari belakang. Atau istilah lainnya, menohok kawan seiring, menggunting dalam lipatan, menyalip di tikungan.

Seharusnya, kalau kita dapati adamadrasah mau roboh, maka sebagai muslim kita bertanggung-jawab untuk menegakkannya. Kalau perlu kita support dengan sepenuh upaya kita. Baik dengan mewajibkan semua anak kita sekolah di situ, atau dengan mendirikan bangunan yang megah, perpustakaan yang lengkap dan online, memasang pendingin udara di semua kelas, plus komputer dan jaringan internet 24 jam gratis untuk mereka.

Untuk kualitas pelajaran, kita wajib mencarikan guru dari lulusan perguruan tinggi terbaik di negeri ini, lantas melipat-gandakan gaji mereka 10 kali lipat dari guru di sekolah katholik. Termasuk memberi mereka perumahan yang baik dan layak di komplek sekolah. Agar jangan para guru di madrasah itu nyambi narik ojek atau jadi sopir tembak angkot, atau jadi calo karcis catutan bioskop murahan di pinggiran kota. Sungguh memalukan.

Manajemen sekolah itu kita ubah total menjadi manajemen yang profesional dan maju ke depan. Bukan manajemen keluarga atau kelompok. Biar orang yang terbaik yang memimpin sekolah itu, yang tidak berkualitas, minggir saja. Sikap tegas ini perlu dikerjakan agar siap menghasilkan anak didik yang paling tinggi kualitasnya. Jangan seperti sekarang, madrasah dikuasi oleh keluarga dengan manajemen amburadul, keuangan tidak pernah diaudit, pengeluaran bercampur dengan pengeluaran pribadi. Wajar bila madrasah di mana-mana tidak pernah bisa bersaing dengan sekolah katholik.

Adalah kewajiban setiap muslim untuk memajukan sekolah Islam. Biar nanti orang-orang katholik antri masuk ke madrasah. Jangan seperti hari ini, jutaan orang tua muslim malah antri memasukkan anaknya sekolah non Islam, dengan alasan paling klasik dan basi: mutu.

Kami ingin sekali mengatakan bahwa menyekolahkan anak ke sekolah non muslim ini hukumnya haram, karena pada hakikatnya hal itu adalah sebuah jalan bunuh diri dan menghancurkan agama. Tapi apa boleh buat, para orang tua muslim saat ini sedang terlena dengan mimpi menjadikan anak sebagai orang kaya di dunia tapi di akhirat masuk neraka, karena hanya mementingkan sisi duniawi saja.

Semoga Allah SWt mengetuk hati para orang tua yang terlanjur menggadaikan imannya dan iman anak-anak tercintanya, hanya demi mimpi yang menipu.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tulisan Terbaru