Assalamualaikum pak
Ustadz,
Bagaimana tanggung jawab kita sebagai orang tua yang muslim, tapi ada keinginan untuk menyekolahkan putra putri kita (SD) di sekolah non muslim (katholik). Hal ini dilakukan mengingat sekolah yang dinilai cukup baik dari segi mutu pendidikan, fasilitas, kedisiplinan dan lokasinya dekat dari rumah adalah sekolah tersebut.Ada sekolah Muslim tapi jaraknya jauh sekali dari rumah, kedua orang tua bekerja.
Bagaimana pak ustadz solusinya?
Terima kasih.
Wassalamualaikum.
Bagaimana tanggung jawab kita sebagai orang tua yang muslim, tapi ada keinginan untuk menyekolahkan putra putri kita (SD) di sekolah non muslim (katholik). Hal ini dilakukan mengingat sekolah yang dinilai cukup baik dari segi mutu pendidikan, fasilitas, kedisiplinan dan lokasinya dekat dari rumah adalah sekolah tersebut.Ada sekolah Muslim tapi jaraknya jauh sekali dari rumah, kedua orang tua bekerja.
Bagaimana pak ustadz solusinya?
Terima kasih.
Wassalamualaikum.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Seandainya orang-orang Katholik itu berpikir sama seperti cara berpikir kebanyakan kita, maka mereka pun pasti tidak punya sekolah yang baik dan favorit. Pastilah sekolah mereka reyot mau roboh, bau, Sayangnya, mereka jauh lebih baik dari kita dari segi mentalitas dan ethos kerja. Tahu bahwa mereka di negeri ini hanya minoritas, lantas mereka pun bekerja siang malam tanpa kenal lelah untuk memajukan agama mereka, termasuk fasilitas pendidikan yang mereka punya.
Seandainya orang-orang Katholik itu berpikir sama seperti cara berpikir kebanyakan kita, maka mereka pun pasti tidak punya sekolah yang baik dan favorit. Pastilah sekolah mereka reyot mau roboh, bau, Sayangnya, mereka jauh lebih baik dari kita dari segi mentalitas dan ethos kerja. Tahu bahwa mereka di negeri ini hanya minoritas, lantas mereka pun bekerja siang malam tanpa kenal lelah untuk memajukan agama mereka, termasuk fasilitas pendidikan yang mereka punya.
Sementara kita, mohon maaf, kebanyakannya hanya berpikir sesaat,
oportunis bahkan pragmatis. Tidak punya sekolah Islam yang baik, lalu ngeloyor
memasukkan anaknya sekolah di sekolah milik agama lain.
Padahal seharusnya kita berpikir, kalau punya sekolah tapi jelek,
seharusnya kita berjibaku untuk membuat sekolah milik kita jadi baik. Bukannya
malah menikam dari belakang.
Menikam dari belakang?
Ya, menikam dari belakang. Maksudnya, mungkin sudah jadi kenyataan
bahwa kebanyakan sekolah yang dikelola oleh umat Islam kurang baik mutunya,
gurunya hanya tukang ojek yang mengisi waktu istirahatnya sambil mengajar,
gedungnya reot mau roboh, atapnya langit dan lantainya tanah.
Sudah tahu begitu, bukannya membantu mencarikan jalan keluar,
malah anaknya di sekolahkan di sekolah lain, milik agama lain. Ini yang kami
katakan dengan istilah menikam dari belakang. Atau istilah lainnya, menohok
kawan seiring, menggunting dalam lipatan, menyalip di tikungan.
Seharusnya, kalau kita dapati adamadrasah mau roboh, maka sebagai
muslim kita bertanggung-jawab untuk menegakkannya. Kalau perlu kita support
dengan sepenuh upaya kita. Baik dengan mewajibkan semua anak kita sekolah di
situ, atau dengan mendirikan bangunan yang megah, perpustakaan yang lengkap dan
online, memasang pendingin udara di semua kelas, plus komputer dan jaringan
internet 24 jam gratis untuk mereka.
Untuk kualitas pelajaran, kita wajib mencarikan guru dari lulusan
perguruan tinggi terbaik di negeri ini, lantas melipat-gandakan gaji mereka 10
kali lipat dari guru di sekolah katholik. Termasuk memberi mereka perumahan
yang baik dan layak di komplek sekolah. Agar jangan para guru di madrasah
itu nyambi narik ojek atau jadi sopir tembak angkot, atau jadi
calo karcis catutan bioskop murahan di pinggiran kota. Sungguh memalukan.
Manajemen sekolah itu kita ubah total menjadi manajemen yang
profesional dan maju ke depan. Bukan manajemen keluarga atau kelompok. Biar
orang yang terbaik yang memimpin sekolah itu, yang tidak berkualitas, minggir
saja. Sikap tegas ini perlu dikerjakan agar siap menghasilkan anak didik yang
paling tinggi kualitasnya. Jangan seperti sekarang, madrasah dikuasi oleh
keluarga dengan manajemen amburadul, keuangan tidak pernah diaudit, pengeluaran
bercampur dengan pengeluaran pribadi. Wajar bila madrasah di mana-mana tidak
pernah bisa bersaing dengan sekolah katholik.
Adalah kewajiban setiap muslim untuk memajukan sekolah Islam. Biar
nanti orang-orang katholik antri masuk ke madrasah. Jangan seperti hari ini,
jutaan orang tua muslim malah antri memasukkan anaknya sekolah non Islam,
dengan alasan paling klasik dan basi: mutu.
Kami ingin sekali mengatakan bahwa menyekolahkan anak ke sekolah
non muslim ini hukumnya haram, karena pada hakikatnya hal itu adalah sebuah
jalan bunuh diri dan menghancurkan agama. Tapi apa boleh buat, para orang tua
muslim saat ini sedang terlena dengan mimpi menjadikan anak sebagai orang kaya
di dunia tapi di akhirat masuk neraka, karena hanya mementingkan sisi duniawi
saja.
Semoga Allah SWt mengetuk hati para orang tua yang terlanjur menggadaikan
imannya dan iman anak-anak tercintanya, hanya demi mimpi yang menipu.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/