Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ustadz mohon penjelasan dari sisi syariat
mengenai kejadian "penerbangan kubah" yang terjadi Ambon Maluku....
Video rekamannya ada di http://www.youtube.com/watch? V=qVGrl1gnYEI
Jazakallah khairan katsiran.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Kalau menyaksikan sekilas rekaman terbangnya
kubah masjid di desa Kailolo Maluku Tengah, 25 km dari Ambon, memang cukup
membuat kita heran. Sebab kubah yang konon diberitakan berbobot ribuan kilogram
itu, bisa terbang mengambang tanpa bantuan alat melayang-layang di angkasa
layaknya segumpal kapas.
Peristiwa ini sebenarnya sudah lama terjadi,
yaitu sekitar tahun 1993, dan rekam dengan kamera video amatir dan disiarkan
secara luas oleh TV-7. Menurut pemberitaan, Masjid Nahdhatul Saha itu sedang
direnovasi. Dan keajaiban itu terjadi saat menaikkan kubah.
Tidak disebutkan penjelasan apa pun, apa
yang sebenarnya telah terjadi. Yang pasti, gambar di layar memperlihatkan
pemandangan yang sungguh di luar kebiasaan. Kubah itu melayang di angkasa
diiringi kalimat tauhid Laa ilaaha illallah oleh massa yang
mengerumuni masjid itu.
Lalu muncul berbagai kontroversi dari
berbagai kalangan. Sebagian mengatakan itu adalah tanda-tanda kekuasaan Allah.
Sebagian lainnya mengatakan bahwa itu adalah perbuatan jin Islam. Dan yang
lainnya lagi, bilang bahwa itu hanya rekayasa belaka. Sebenarnya ada kawat
putih yang tersamar dengan awan, sehingga dalam pandangan mata kita, kawat itu
tidak terlihat.
Semua Kemungkinan Bisa Saja
Tentu saja kami bukan orang yang tepat untuk
menjawab masalah ini. Berhubung kami bukan ahli di bidang keajaiban, apalagi
sampai bisa menerbangkan kubah masjid. Kalau pun kami menjawab, maka
jawaban kami tidak bisa dijadikan kebenaran satu-satunya. Bisa saja salah, dan
itu yang paling besar kemungkinannnya, dan bisa saja tidak benar.
Pendapat yang mengatakan bahwa fenomena itu
adalah fenomena rabbani, di mana Allah SWT ingin memperlihatkan salah satu dari
tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dan itu bisa saja terjadi di zaman sekarang ini.
Bukankah ayaturrahman juga
terjadi di dalam jihad di Afghanistan, ketika mereka dahulu berperang melawan
rezim komunis Soviyet? Bukankah masjid-masjid di Aceh tetap berdiri tegak
tatkala semua bangunan roboh diterjang Tsunami?
Hal yang sama juga terjadi di Kobe Jepang
saat diguncang gempa dahsyat tahun 1995 dan pengeboman tahun 1945, masjid Kobe
ternyata tetap berdiri tegak hingga sekarang ini.
Dan tidak ada yang salah kalau seandaiya
Allah SWT sengaja ingin memperlihatkan salah satu tanda kekuasaan-Nya kepada
dunia. Hal itu memang sangat dimungkinkan.
Kemungkinan Lain
Kemungkinan kan lain adalah itu merupakan
salah satu mata rantai trik yang dilakukan oleh jin. Dalam hal ini, apakah jin
itu muslim atau tidak, tidak terlalu jadi masalah. Karena meski pun beragama
Islam, tidak lantas ada jaminan kalau jin itu selalu berbuat shalih.
Bukankah orang yang statusnya beragama Islam
pun banyak yang mabok, berzina, mencuri bahkan melacurkan diri dengan
mengembangkan paham liberalisme? Mereka itu secara status kan muslim, kita
tidak bisa bilang bahwa para liberalis itu kafir, tapi apa yang keluar dari
mulut dan ucapan mereka, terlalu banyak yang sesat dan menyesatkan.
Nah, para jin pun demikian juga. Jangan
dikira kalau sudah berstatus muslim, lantas jin itu baik. Bisa saja dia jahat
meski beragama Islam. Mungkin anda bertanya, di mana jahatnya? Dia kan
membantu membangun masjid? Buktinya kubah itu bisa melayang-layang terbang di
angkasa.
Jawabnya begini, bisa saja, ini hanya
kemungkinan, jin itu sengaja memperlihatkan hal-hal yang ghaib di depan
orang-orang yang awam. Sehingga nantinya diharapkan ada semacam kepercayaan
tertentu buat para pengunjung masjid. Misalnya, nantinya jin itu minta
diberikan sesajen, sesembahan atau apa lah namanya.
Dan cara yang demikian memang sangat klasik
buat para jin dalam rangka membelokkan akidah umat. Awalnya dia memberi semacam
penyemangat buat umat Islam. Tapi ujung-ujungnya ada maunya, yaitu kita jadi
syirik dan menggantungkan diri kepada si mbah jin itu.
Jadi kita pun tetap harus hati-hati dan
waspada. Kita percaya jin itu ada, kita percaya bahwa dia punya kekuatan
aneh-aneh, yang sebenarnya pemberian Allah juga. Tapi, jangan kita over
terkagum-kagum dan menghambakan diri kepada jin. Sebab jin itu levelnya ada di
bawah kita.
Dan sejak zaman nabi Sulaiman alaihissalam,
kita diharamkan bikin kerjasama apa pun dengan jin. Walau dengan kalangan jin
Islam sekalipun. Tidak layak dan tidak dibenarkan meminta bantuan kepada jin.
Rasulullah SAW dan para shahabat tidak
pernah diriwayatkan meminta bantuan apa pun kepada jin. Seandainya dibenarkan,
maka yang ikut perang Badar biarlah para jin itu saja. Ngapain capek-capek
perang, kalau bisa minta seorang (atau seekor) jin untuk menghabisi kafir
Quraisy yang cuma 1000-an orang itu, bukan?
Kemungkinan lain
Masih ada kemungkinan lain?
Yang mungkin-mungkin saja. Mungkin saja
video itu hanya rekayasa segelintir orang dengan motivasi yang tidak jelas.
Bisa saja untuk lucu-lucuan, tapi bisa juga serius untuk membohongi umat
Islam. Misalnya seperti yang dibilang sebagian kalangan, itu adalah
rekayasan video amatir dengan teknik menghilangkan gambar kawat yang menjadi
tumpuan dan gantungan kubah.
Memang polemik juga akhirnya, tapi kasus
membohongi umat Islam ini juga pernah kejadian di masa lalu. Alkisah, entah
datang dari mana kabar burungnya, disebutkan bahwa orang yang mendarat pertama
kali di bulan, Neil Arsmtrong, mendengar suara adzan di permukaan bulan.
Lebih dibumbui lagi, kabarnya di Neil ini
kemudian sadar dan masuk Islam. Dan ramailah para penceramah membicarakan bahwa
ternyata di bulan ada adzan, dan bahwa hidayah Allah SWT diturunkan kepada
seorang astronot Amerika yang masuk Islam gara-gara mendengar suara adzan di
bulan.
Eh, tahu tahu berkembang kabar baru, kabar
itu ternyata hanya isapan jempol. Neil Armstrog katanya menampik bahwa dirinya
pernah mendengar adzan di bulan. Dan dia tetap dalam agama lamanya, tidak
pernah masuk Islam.
Wah, kalau begitu maka yang terjadi adalah
umat Islam telah dikibuli mentah-mentah. Padahal sebagian orang sudah terlajur
sujud syukur, bahwa terlanjur bilang bahwa ini merupakan mukjizat. Entah KGB
atau siapa yang bikin ulah.
Kejadian di Ambon ini memang tidak tertutup
kemungkinan bila mengalami kasus serupa. Dan makanya kita tidak harus lantas
terburu-buru bilang bahwa ini merupakan mukjizat atau tanda kebesaran Allah
SWT. Meski kita bukan termasuk pengingkar adanya mukjizat atau karamah dari
Allah SWT.
Setidaknya, dalam mengomentasi hal-hal yang
demikian, kita harus lebih cerdas dan cermat (wah, kayak acara TVRI zaman dulu
ya?). Masih banyak tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang ada di dalam tubuh kita
yang tidak kita sadari. Tidak usah jauh-jauh ke Ambon.
Bukankah fenomena sel yang ada pada diri
kita adalah sebuah miracle? (tidak kita artikan mukjizat karena
mukjizat hanya untuk para nabi dan rasul). Bukankah DNA manusia adalah miracle
juga? Bukankah kromosom itu juga miracle? Semua adalah tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi mereka yang cerdas.
Wallahu a'lam bishsawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/