Assalamu 'alaikum wr. wb.
Yth. Pak Ustadz.
Saya mendapati terjemahan Alqur'an seperti
ini:
Orang-orang Yahudi berkata, "Uzair itu
putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih itu putera
Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru
perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah memerangi mereka, bagaimana
mereka sampai berpaling. (Terjemah QS. At-Taubah: 30)
Akan tetapi, setiap kali saya cari informasi
di internet, saya sering mendapati penyangkalan dari pihak Yahudi dan
mengatakan Islam berbohong tentang keyakinan mereka. Mereka mengaku
monotheis. Dan, ketika saya bertanya kepada teman mantan kristen yang
sekarang masuk Islam, dia juga berkata yahudi itu monotheis seperti Islam
(seperti yang dia ketahui di kitab perjanjian lama).
Berbeda hasilnya, jika saya mendapatkan
komentar ulama Islam (di internet) yang mengatakan bahwa yang menganggap Uzair
itu putera Allah hanyalah sebagian sekte Yahudi yang hidup di masa rasulullah
di Madinah.
Akan tetapi yang menjadi ganjalan di hati
saya terhadap komentar ulama tersebut, ustadz. Kalau memang hanya sebagian sekte
yang polytheis (apalagi hanya pada masa itu), apakah berarti sisanya (yg hidup
di zaman sekarang tentunya) bertauhid (mengesakan) Tuhan (Allah,
"Yahweh" mereka menyebutnya)?
Mohon pencerahannya, Pak Ustadz.
Terimakasih.
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Perbedaan utama antara agama Islam dan agama
lain seperti yahudi atau nasrani bukan semata-mata para urusan monoteis atau
polyteis.
Kalau di dalam ayat Al-Quran terdapat ayat
yang menyebutkan bahwa yahudi telah menjadikan Uzair anak Allah, tentu aqidah
itu bukan satu-satunya 'kesalahan' yahudi. Masih banyak pasal lainnya yang
telah dilanggar yahudi sehingga divonis kafir oleh Allah.
Demikian juga, kalau Al-Quran menyebutkan
bahwa nasrani menyembah nabi Isa dan menjadinya sebagai anak tuhan, tentu bukan
satu-satunya 'kesalahan' agama nasrani dalam pandangan agama Islam. Begitu
banyak kesalahan fatal dalam urusan aqidah mereka sehingga mereka pun divonis
kafir dalam Quran.
Syahadat Risalah
Kesalahan yang paling mendasar pada kedua
agama samawi itu justru pada syahadat risalah. Di mana mereka mengingkari
kenabian Muhammad SAW. Mereka hanya mengakui risalah nabi-nabi sebelum
Muhammad, seperti Daud, Musa dan Isa.
Sebagaimana kita tahu bahwa syahadat kita
sebagai muslim ada dua. Yang pertama adalah syahadat tauhid. Dalam syahadat itu
kita diminta memastikan bahwa yang jadi tuhan itu hanya satu, yaitu Allah. Yang
lain tidak berhak jadi tuhan, atau anak tuhan.
Syahadat yang kedua kita sebut dengan
syahadat risalah, di mana sebagai muslim kita diminta untuk mengakui risalah
dan kenabian Muhammad SAW. Dia adalah manusia biasa dengan segala keunggulan
akhlaq dan kesucian keturunan, namun dia mendapat wahyu dari Allah SWT yang
berisi agama dan ajaran tentang sistem hidup di dunia dan juga akhirat.
Risalah kenabian yang menjadi titik tekan
syahadat kedua ini memastikan bahwa semua risalah agama yang pernah turun
kemudian menjadi tidak lagi berlaku. Sederhananya, semua wahyu, agama, syariat,
sistem hidup, agama dan millah semua nabi yang berjumlah 124.000 orang
sepanjang sejarah itu menjadi tidak lagi berlaku, alias expired date.
Dengan demikian, syahadat seorang muslim
menjadi tidak benar dan juga tidak sah, selama dia masih membenarkan agama
yahudi dan nasrani. Bahkan meski pun seandainya tidak terjadi pemalsuan atau
penyimpangan di dalam kedua agama samawi itu.
Maksudnya, seandainya tidak ada Paulus dan
para pendeta lain yang menyimpangkan tauhid di dalam ajaran nasrani, tetap saja
agama nasrani yang asli itu tidak berlaku dengan diangkatnya Muhammad SAW
sebagai nabi dan rasul terakhir di tahun 610 masehi.
Demikian juga dengan yahudi, meski
seandainya tidak ada penyimpangan apapun di dalamnya, tapi dengan diutusnya
Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir, risalah agama yahudi pun sudah
dianggap tammat.
Yahudi dan Nasrani: Agama Kebangsaan
Satu hal lain yang juga perlu diperhatikan
dari kedua agama samawi itu, bahwa yahudi dan nasrani sebenarnya hanyalah agama
lokal untuk suatu bangsa saja. Tidak berlaku dan tidak diturunkan untuk bangsa
lain selain bangsa mereka sendiri. Dalam bahasa arab, istilah bangsa ini
disebut dengan qaum.
Kita bisa mengatakan bahwa yahudi adalah
agama kebangsaan, yaitu khusus buat bangsa yahudi. Orang di luar bangsa itu
tidak pernah diperintahkan untuk memeluknya.
Demikian juga dengan agama nasrani, hanya
khusus buat suatu bangsa saja, yaitu bangsa nabi Isa'alaihisalam.
Risalah yang beliau terima dari Allah tidak pernah diperintahkan untuk
disebarkan kepada bangsa di luar bangsanya. Jadi dalam agama yang dibawa nabi
Isa, tidak ada perintah buat bangsa itu untuk menjadi gembala dari domba-domba
yang tersesat.
Maka program kristenisasi bangsa-bangsa di
dunia adalah sebuah bidah besar yang dijalankan oleh para
rahib dan pendeta agma itu.
Jadi seandainya di dalam kedua agama itu
tidak terjadi penyimpangan, ini cuma seandainya, tetap saja keduanya tidak
berhak untuk dipeluk oleh bangsa selain mereka. Jadi ketika agama nasrani
disebarkan ke Eropa, buat apa orang Eropa harus memeluk agama yang tidak
diperuntukkan bagi mereka. Dan hari ini semua toh juga terbukti, agama nasrani
dan gereja telah ditinggalkan oleh bangsa Eropa sejak ratusan tahun yang lalu.
Lagian sejak masuknya nasrani ke Eropa,
aqidah bangsa Eropa sama sekali tidak berubah. Yang ada cuma ganti nama dan
istilah saja. Kalau dahulu mereka menyembah anak tuhan, ternyata di dalam agama
nasrani yang diboyong ke Eropa, juga ada konsep anak tuhan. Kalau dahulu bangsa
Eropa penjadi pengabdi para rahib dan pendeta, ternyata setelah masuknya
nasrani ke sana, tetap saja mereka harus menjadi pengabdi para pendeta juga.
Kalau dulu mereka menggunakan pohon sebagai
simbol agama, ternyata agama nasrani pun juga pakai pohon natal juga.
Jadi apa yang berubah?
Sama sekali tidak ada yang berubah. Eropa
tepat polyteis meski agama nasrani telah masuk ke sana. Eropa tetap buta agama
samawi, meski nasrani sudah sampai ke sana. Eropa tetap tidak punya kontak
dengan langit, tidak mendapat risalah, tidak merasakan kenabian yang
sebenarnya. Dan yang paling sedih, Eropa belum pernah merasakan kitab suci yang
indah.
Injil yang sampai di Eropa ternyata bukan
firman Allah, melainkan karangan tangan manusia juga.
Eropa Meninggalkan Agama
Jadi kalau hari ini bangsa Eropa anti agama
dan cenderung memusuhi bahkan menghina Islam, seperti menggambar kartunnabi
Muhammad SAW dan seterusnya, kita bisa paham. Agama nasrani yang pernah
berkembang di sana ternyata hanya jadi penindas, tidak pernah memberi rahmat.
Gereja di Eropa tidak lain hanyalah rumah pembantaian manusia.
Dan sayangnya, ketika Eropa lepas dari
hegemoni gereja, bangsa-bangsa muslim pun belum sampai dakwahnya ke daratan
Eropa. Kecuali dalam jumlah yang sedikit. Sebab gereja di Eropa pun juga punya
andil untuk memperburuk citra Islam.
Barangkali pada saat yang sama,
bangsa-bangsa muslim pun sedang kehilangan jati diri sebagai pengikut Muhammad.
Ini bisa kita kaitkan dengan ungkapan seorang Muhammad Abduh yang mengatakan
bahwa di negeri Islam tidak terdapat Islam, yang ada hanya pemeluk agama Islam.
Sebaliknya di Eropa, beliau melihat sebagian praktek agama Islam malah
berjalan, seperti kebersihan, keteraturan, profesionalisme, penghargaan
terhadap waktu dan seterusnya, meski mereka secara formal bukan pemeluk Islam.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/