Sudah kita ketahui bahwa mendatangi peramal
dan mempercayainya adalah perbuatan syirik. Nah, bagaimana hukumnya jika kita
percaya terhadap sebuah ramalan (atau prakiraan) yang disimpulkan melalui
sebuah proses keilmuan dan ditunjang dengan data-data yang akurat seperti
ramalan cuaca?
Apakah itu termasuk syirik? Adakah
pernyataan yang mendasarinya?
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Islam telah mengharamkan ramalan atas nasib,
masalah jodoh, rejeki, hoki dan juga ramalan bindang. Para penyihir telah
menggunakan konstalasi bintang-bintang di langit sebagai dasar atas
kebohongannya.
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhuma bahwa
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang mempelajari ilmu dari
bintang-bintang, berarti telah mempelajari salah satu cabang dari ilmu sihir.
Semakin bertambah ilmunya, semakin dalam ia mempelajari sihir tersebut." (QS. Abu Dawud)
Demikian juga riwayat Al-Bazzar dengan sanad
yang bagus dari Imran bin Hushain, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bahwa beliau bersabda:
"Bukan termasuk golongan kita orang
yang meramal atau minta diramalkan, orang yang berdukun atau minta didukunkan,
orang yang menggunakan sihir (santet) atau mengambil faidah dari ilmu
santet."
Maka siapa saja yang mengaku mengetahui perihal ghaib bisa termasuk tukang nujum, atau yang sejenis itu. Karena Allah telah merahasiakan ilmu ghaib. Sebagaimana firman Allah:
Maka siapa saja yang mengaku mengetahui perihal ghaib bisa termasuk tukang nujum, atau yang sejenis itu. Karena Allah telah merahasiakan ilmu ghaib. Sebagaimana firman Allah:
"Katakanlah, tidak ada yang mengetahui
keghaiban di langit dan di bumi melainkan Allah.."
Prakiraan Cuaca Bukan Ramalan Cuaca
Istilah yang benar barangkali bukan ramalan
cuaca, melainkan prakiraan cuaca. Istilah "ramalan cuaca" adalah nama
program siaran TVRI zaman dahulu.
Para ulama di Hijaz dalam banyak kesempatan secara tegas menyebutkan bahwa prakiraan cuaca bukanlah bagian dari ramalan penyihir yang haram. Karena prakiraan ini adalah hasil pengamatan tanda-tanda di atmosfer terkait dengan tekanan, suhu, arah angin, kelembaban dan sebagainya.
Para ulama di Hijaz dalam banyak kesempatan secara tegas menyebutkan bahwa prakiraan cuaca bukanlah bagian dari ramalan penyihir yang haram. Karena prakiraan ini adalah hasil pengamatan tanda-tanda di atmosfer terkait dengan tekanan, suhu, arah angin, kelembaban dan sebagainya.
Semua merupakan sebuah ilmu yang tidak ada
kaitannya dengan alam ghaib. Dan prakiraan cuaca ini sangat diperlukan untuk
penerbangan dan hal lainnya. Jadi bukan mengada-ada atau bersifat klenik.
Prakiraan cuaca ini terkadang meleset juga,
terutama untuk negeri kita. Barangkali karena satelite pemantau cuaca yang kita
miliki sangat terbatas. Berbeda dengan beberapa negeri maju yang memang telah
memiliki satelit pemantau cuara yang sudah sangat baik, sehingga akurasinya
sudah sedemikian detail. Jumlahnya pun tidak sedikit.
Prakiraan cuaca didasarkan atas hasil
pengamatan satelit buatan ini. Satelit mengawasi cuaca dan iklim Bumi, dan
dapat melihat lebih banyak awan dan sistem awan, termasuk juga cahaya
perkotaan, kebakaran, polusi, cahaya aurora, badai pasir ataudebu, tumpukan
salju, pemetaan es, gelombang samudra, pembuangan energi dan lainnya.
Yang menarik, dengan satelit cuaca ini,
semua gambar yang dikirim akan terlihat real time,
sehingga memang wajar kalau bisa diperkirakan akan terjadi hujan di mana dalam
berapa lama dan seterusnya. Karena pergerakan awan memang bisa terlihat dengan
jelas.
Namun secanggih apa pun sebuah satelit
pengamat cuaca, harus diakui bahwa karakteristik lokal setempat mempunyai
peranan sangat penting pada pola cuaca lokal. Jadi belum tentu apa yang
terlihat di layar satelit itu menjadi kenyataan di atas tanah.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/