Assalammualaikum wr wb,
Ustadz status saya saat ini non muslim. Saya
ada keinginan unttk memeluk agama Islam. Saya sudah baca tentang bisanya masuk
Islam secara online, hanya dengan meyakini 2 hal yaitu mengingkari semua bentuk
Tuhan kecuali Allah Swt dan meyakini Muhammad adalah nabi yang diutus oleh
Allah. Dan dengan mengucapkan kalimat syahadat saja tanpa disaksikan oleh orang
lain, kita sudah bisa memeluk Islam.
Yang ingin saya tanyakan....setelah resmi
menjadi muslim, apa lagi yang harus saya lakukan? Apakah saya harus belajar mengaji
terlebih dahulu atau belajar cara-cara sholat?
Itu yang saya bingungkan Ustadz....maka dari
itu saya mohon penjelasan dr Ustadz.
Terima kasih.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh, Mungkin
perlu diluruskan bahwa kami tidak mengatakan bisa masuk Islam secara online.
Karena dua kalimat syahadat itu adalah ikrar untuk diri sendiri, bukan akad
antara dua belah pihak.
Bilal bin Rabah dahulu masuk Islam tanpa
harus dilihat oleh siapa-siapa, bahkan beliau merahasiakan keIslamannya. Hal
itu bisa terjadi karena untuk masuk Islam tidak dibutuhkan ritual seperti
pembaptisan atau akad antara dua belah pihak.
Jadi kalau mau masuk Islam, ya ucapkan saja
di dalam diri sendiri dua kalimat syahadat dengan mengerti dan meyakini makna
keduanya. Kalau hal itu dilakukan, pada hakikatnya seseorang sudah menjadi
muslim, tanpa harus online atau berkaitan dengan orang lain. Sebab ikrar masuk
Islam pada hakikatnya tidak mensyaratkan saksi, kecuali nanti dalam urusan
muamalah.
Kewajiban Setelah Masuk Islam
Kami sebenarnya ingin mengatakan bahwa jauh
sebelum seseorang menyatakan diri masuk Islam, dia sudah wajib untuk mempelajari
agama Islam. Dan inilah bedanya umat Islam di masa Nabi dengan di masa sekarang.
Orang Arab Quraisy atau non muslim lainnya,
sudah mengenal agama yang dibawa Muhammad SAW sebelum mereka menyatakan diri
masuk Islam. Semua prinsip dasar agama Islam begitu terang di mata mereka.
Karena kalau kita kaitkan dengan ayat tidak ada paksaan masuk Islam, menjadi
sangat relevan.
Tidak ada paksaan untuk masuk agama Islam,
karena sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. (QS. Al-Baqarah: 256)
Perhatikan pada bagian lafadz: telah
jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Inilah yang menjadi kunci
keberhasilan dakwah nabi Muhammad SAW. Tidak ada seorang kafir pun yang tidak
dibuat paham dengan agama Islam. Apalagi orang yang sudah masuk Islam, pasti
sangat paham dengan agama Islam.
Dakwah nabi sebelum mengajak orang masuk
Islam adalah menjelaskan kisi-kisi dan detail ajaran Islam, justru kepada semua
orang yang bukan muslim. Sehingga para gembong Quraisy menjadi sangat paham dan
mengerti apa maunya agama Islam, bahkan hingga masalah yang sangat detail dan
rinci.
Maka kalau merek mau masuk Islam, urusannya
cuma tinggal hidayah saja. Secara logika dan pemahaman, mereka telah berhasil
dibuat paham dan mengerti agama Islam.
Bahkan yang lebih menarik, ketika saat itu
Abu Sufyan belum masuk Islam, beliau sudah bisa menjadi narasumber tentang
kajian agama Islam. Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi audience-nya adalah
seorang Kaisar Heraklius, raja Romawi yang juga telah mendengar tentang agama
Islam.
Sang Kaisar penasaran dan ingin mengerti isi
dan esensi ajaran agama Islam, maka dia pun mengundang Abu Sufyan yang
kebetulan sedang berdagang di Syam. Kebetulan juga Abu Sufyan ini punya jabatan
sebagai 'Wali Kota Makkah'. Maka pemandangannya menjadi menarik, karena seorang
yang belum memeluk agama Islam sudah bisa menjadi nara sumber yang mampu
menjelaskan detail ajaran agama Islam.
Coba kita bercermin ke hari ini, janganlah
orang non Islam, justru umat Islam sendiri malah banyak yang tidak mengerti
apa-apa tentang ajaran agamanya. Berapa banyak umat Islam yang tidak mengerti
bagaimana cara wudhu' atau shalat. Sedikit sekali di antara mereka yang tahu
bahwa shalat lima waktu wajib dilaksanakan.
Sebagai bukti, saat ini di salah satu stasiun
TV swasta nasional ada sebuah acara yang amat digemari oleh semua umur. Acara
itu live disiarkan secara langsung, mulai tepat jam 18.00 hingga selesai
beberapa jam kemudian. Anehnya, acara live yang dimulai beberapa menit sebelum
waktu Maghrib itu tidak dibreak untuk shalat, padahal dilangsungkan di teater
Tanah Air yang menampung sekian banyak pengunjung.
Kita lihat langsung ada sekian ratus muslim
yang ada di gedung itu tidak shalat Maghrib. Padahal banyak juga yang pakai
kerudung atau haji. Begitu juga ketika terjadi pertandingan sepak bola di
stadion, kita lihat waktu maghrib masuk, tetapi pemain terus saja main bola dan
ribuan penonton tetap terus asyik bersorak sorai, sampai waktu Maghrib lewat.
Begitu juga kalau kita dalam perjalanan
malam naik kendaraan umum antara kota, kita lihat hanya satu atau dua orang
saja dari penumpang yang shalat Shubuh. Selebihnya entah mereka tahu atau tidak
bahwa shalat shubuh itu wajib.
Entah mereka tahu apa tidak bahwa shalat
Maghrib dan Shubuh itu wajib, yang jelas faktanya mereka tidak shalat pada
waktunya. Berapa banyak dari mereka tidak tahu bahkan yang tidak menyakini
adanya hari kiamat, surga, neraka, yaumul hisab bahkan termasuk alam kubur.
Berapa banyak dari mereka yang tidak tahu bagaimana sikap dan tindakan yang
wajib kita lakukan terhadap Rasulullah SAW.
Dan yang paling memprihatinkan, nyaris
mayoritas kaum muslimin di negeri ini tidak ada yang bisa memahami ayat-ayat
Al-Quran yang mereka lantunkan. Karena mereka tidak paham bahasa Arab. Padahal
17 rakaat yang tiap hari mereka lakukan dan baca ayat Quran di dalamnya, tidak
sah kalau tidak pakai bahasa Arab.
Kewajiban setiap muslim adalah mempelajari
isi dan esensi agama. Baik lewat majelis taklim, pengajian, diskusi, baca buku,
browsing di internetatau dalam bentuk sebuah perkuliahan khusus tentang agama
Islam. Perkuliahan adalah bentuk pelajaran agama Islam yang paling ideal.
Dibandingkan dengan yang lainnya seperti
pengajian yang hanyadilakukan paling intensif hanya seminggu sekali, jelaslah
perkuliahan itu lebih baik, karenadilakukan tiap hari. Dalam satu hari bisa
jadi ada beberapa mata kuliah yang berbeda. Otomatis belajar Islam lewat
perkuliahan jauh lebih intensif dari pada lewat pengajian atau majelis taklim.
Selain itu, dalam sebuah perkuliahan,
biasanya dosen atau nara sumbernya adalah ada banyak dan masing-masing adalah
orang yang berkualitas. Masing-masing datang dengan keahliannya dan spesifikasi
keahlian bidang ilmunya.
Ada dosen khusus yang mengajar mata kuliah
Aqidah, Fiqih, Ushul Fiqih, Quran, Tafsir, Hadits, Tarikh, Tsaqafah, Bahasa
Arab, Sastra Arab, Logika (manthiq), Hukum Waris, Qawa'id Fiqhiyah dan
seterusnya.
Jadi dengan ikut menjadi mahasiswa pada
sebuah perkuliahan syariah Islam, seseorag akan mendapatkan begitu banyak
materi pelajaran yang tidak akan bisa didapatnya kalau hanya sekedar ikut
pengajian.
Bayangkan kalau ada seorang muallaf masuk
Islam, lalu diwajibkan untuk ikut kuliah syariah seperti di atas, selama 8
semester untuk mendapatkan setidaknya 144 SKS, kalau dia sampai lulus,
setidaknya ilmu pengetahuannya sudah bisa melebihi seorang ustadz kondang.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/