Assalamu'alaikum wr wb
Sebelumnya syukran ana ucapkan buat ustaz...
Ana mau tanya saya pernah membaca artikel yang ustaz tulis dalam
jawaban' membangun kubur dalam masjid'
Kenapa ustaz katakan bodoh orang-orang yang tawaf, padahal pada
hakikatnya mereka bukan tawaf, melainkan sedang berziarah?
Syukran kastiran jazakumullah khairal jaza....
Wassalamu'alaikum...
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Seandainya ziarah kubur yang dilakukan oleh sebagian muslimin itu
sesuai dengan tata cara dan aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW, maka ziarah
itu merupakan ibadah. Namun ketika tata cara dan niatnya sudah melewati
garis batas yang dibenarkan, tentu saja hal itu malah menjadi kemungkaran.
Bahkan malah bisa menjerumuskan sampai kepada titik kemusyrikan.
Al-Imam As-Syafi'i adalah seorang imam mujtahid fiqih besar yang
diakui karya oleh seluruh ulama dunia sepanjang masa. Karya ijtihad beliau
selalu menghiasi lembar-lembar kitab syariah. Bahkan boleh dibilang, seandainya
tidak ada beliau, entah seperti apa jadinya dunia ilmu fiqih.
Sangat wajar bila sebagai muslim, kita menaruh hormat dan takzim
kepada beliau, atas ilmu dan jasa-jasa beliau yang mungkin tidak akan pernah
lagi ada tandingannya. Namun cara kita menghormati beliau tidak selalu
bisa dibenarkan, apalagi sampai melakukan tawaf di sekeliling kubur beliau.
Bahkan lebih parah lagi, ternyata kubur beliau justru terletak di dalam masjid.
Masjidnya sendiri dinamakan masjid Al-Imam Asy-syafi'i, terletak di salah satu
sudut kota Cair, ibu kota Mesir.
Ketika kami pernah mendatangi masjid itu, kami lihat sendiri
pemandangan yang sangat kontradiktif. Sebagian peziarah secara massal melakukan
ritual khusus, sambil membaca lafaz-lafaz tertentu, mereka bergerak
mengelilingi kubur beliau yang tepat di tengah-tengahmasjid itu.
Sepanjang yang kami tahu sejak belajar di fakultas syariah, belum
pernah ada syariat untuk melakukan tawaf di sekelilingsebuah kubur. Tak peduli
kubur siapa pun, termasuk kubur Al-Imam As-Syafi'i atau kubur Rasulullah SAW
sekalipun.
Berziarah ke kuburhukumnya sunnah, namun kalau tata laksana ziarah
itu sampai membentuk sebuah ritual tawaf, tentu tidak bisa dibenarkan. Apalagi
dengan niat untuk meminta sesuatu kepada ahli kubur itu. Jelas tindakan yang
telah keliru besar. Sebab kita diharamkan untuk meminta kepada kuburan, atau
kepada roh orang yang sudah wafat. Bahkan meski hanya sekedar menjadi tawassul
sekali pun.
Kita belum pernah mendengar ada murid-murid beliau yang melakukan
tawaf seperti itu. Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam
Al-Ghazali, Imam An-Nawawi, Al-Mawardi, serta ulama-ulama besar lainnya yang
berada di dalam barisan mazhab Asy-Syafi'i tidak pernah melakukan ritual
seperti itu di kubur guru mereka.
Lalu mengapa tiba-tiba ada segelintir orang yang melakukan hal
seperti itu? Apalagi yang bisa disebut kalau bukan sebuah kebodohan?
Tentu kita tidak bergembira melihat fenomena ini, justru kita
sedih. Tanpa harus menyebut siapa yang melakukannya, kita berkewajiban untuk
menjelaskan bahwa tindakan seperti itu bukan tindakan yang benar. Bertawaf di
sekeliling kubur siapa pun, bahkan kubur nabi Muhammad SAW, adalah sebuah
kekeliruan besar. Apalagi kalau sampai menganggapnya ritual ibadah, maka
hukumnya bid'ah dhalalah.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/