Assalamu'alaikum Pak Ustadz
- Apa yang dialami oleh orang yang
sakaratul maut?
- Yang dialami/dijalani oleh orang
yang meninggal tersebut di alam kubur?
- Bagaimana bentuk siksa kubur?
- Apa yang harus dilakukan oleh anak
setelah kedua orangtuanya wafat?
Terima kasih ustadz
Wassalam,
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
1. Yang dialami oleh orang
yang sakaratul maut
Di dalam Al-Quran Al-Karim,
Allah SWT telah menceritakan bagamana malaikat didatangkan kepada orang yang
akan dicabut nyawanya. Dan khusus orang yang zalim, perlakuan malaikat memang
cukup kasar dan menciutkan nyali.
Alangkah dahsyatnya
sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan
sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya,:
"Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak
benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.(QS. Al-An’am: 93 ).
Sedangkan kepada orang yang
beriman kepada Allah SWT dan menjadi calon penghuni surga, perlakukan malaikat
180 derajat terbalik. Mereka demikian ramah dan baik hati. Kepada mereka Allah
SWT mengatakan:
Hai jiwa yang tenang,
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.(QS. Al-Fajr: 27 -30).
Sedangkan secara umum dan
dari penampilan pisik, ada hadits Rasulullah SAW yang menceritakan bagaimana
keadaan orang yang sedang dicabut nyawanya:
Sesungguhnya pandangan
seorang mayyit mengikuti ruhnya ketika dicabut (HR. Muslim 920).
2. Yang dialami orang yang
meninggal di alam kubur
Ruh itu lalu naik ke langit
dan diperlakukan sesuai dengan amalnya di dunia. Bila ruh itu berasal dari
orang yang beriman, maka pintu langit akan dibukakan untuknya dan disambut
dengan hangat. Sebaliknya, bila ruh itu dari orang kafir, zalim dan berlumur dosa,
maka pintu langit akan tertutup untuknya dan mendapat perlakuan yang hina.
Sesungguhnya orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali
tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak mereka masuk
surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan
kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS Al-A'raf: 40).
Bahkan ruh itu akan
dicampakkan dari pintu langit sebagaimana firman Allah SWT:
Barangsiapa mempersekutukan
sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Hajj: 31).
Dua ayat inilah yang
diucapkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadits shahih yang panjang ketika menjelaskan
bagaimana ruh orang beriman dan ruh orang jahat. Salah satu potongannya kami
nukilkan berikut ini:
Rasulullah SAW bersabda,
”…Lalu ruh jahat itu dikembalikan ke dalam jasadnya dan dua malaikat
mendatanginya seraya bertanya, ”Siapakah rabb-mu? Orang itu
menjawab,”hah..hah..aku tidak tahu”. Malaikat itu bertanya lagi,”Siapakah
manusia yang diutus kepada kalian?”. “hah..hah..aku tidak kenal”, jawabnya.
Lalu diserukan suara dari langit bahwa dia telah mendustakan hamb-Ku. Maka
dekatlah dengan neraka dan dibukakan pintu neraka hingga panas dan racunnya
sampai kepadanya. Lalu kuburnya disempitkan hingga tulang-tulang iganya saling
bersilangan. Dan didatangkan kepadanya seorang yang wajahnya buruk, pakaiannya
buruk dan baunya busuk dan berkata kepadanya,”Berbahagialah dengan amal
jahatmu. Ini adalah hari yang kamu pernah diingatkan. Dia bertanya,”siapakah
kamu, wajahmu adalah wajah orang yang membawa kejahatan?” “Aku adalah amalmu
yang buruk”. “Ya Tuhan, jangan kiamat dulu”.(HR.
Ahmad dalam musnadnya 4/287 hadits no. 4753 dan Abu Daud 4/239 hadits no. 18557
– hadits Shahih).
3. Bagaimanakah Bentuk
Siksa kubur
Pertanyaan di dalam kubur
dan siksanya ada disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariem.
Allah meneguhkan
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa
yang Dia kehendaki.(QS. Ibrahim: 27).
Dalam asbabun nuzul secara
shahih diriwayatkan bahwa yang dimaksud dengan ‘Allah SWT meneguhkan orang beriman
dengan ucapan yang teguh’ adalah bahwa mayat orang beriman di kubur itu mampu
menjawab dengan mantap tiga pertanyaan malaikat dalam kubur, yaitu tentang
siapa tuhanmu, siapa nabimu dan apa agamamu.
Dari Anas bin Malik bahwa
Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba ketika diletakkan di
kuburnya dan ditinggalkan oleh teman-temannya, maka dia masih mendengar suara
sandal mereka." Imam Bukhari menambahkan,”Sedangkan orang munafik dan
kafir diserukan kepada mereka,”
4. Apa yang harus dilakukan oleh anak setelah kedua orangtuanya
wafat
Yang paling utama adalah
mendoakannya, karena doa anak yang shalih adalah hal yang secara sharih
disebutkan sangat bermanfaat bagi orang tuanya yang sudah meninggal. Tentu saja
anak itu harus anak yang shalih, beriman dan bertaqwa. Karena hanya doa orang
yang dekat dengan tuhannya saja yang akan didengar. Jadi kalau anaknya jarang
sholat, tidak pernah mengaji, buta ajaran agama dan asing dengan syariat Islam,
lalu tiba-tiba berdoa, bagaimana Allah SWT akan mendengarnya. Sementara
makanannya makanan haram, bajunya haram, mulutnya tidak lepas dari yang haram.
Selain itu anak yang sholih
bisa saja mengeluarkan infaq, shadaqah dan ibadah maliyah lainnya yang
diniatkan untuk disampaikan pahalanya kepada orang tuanya. Tentang sampainya
pahala ibadah maliyah dari orang yang masih hidup untuk orang yang sudah wafat,
ada banyak dalilnya. Di antaranya adalah:
”Seseorang tidak boleh
melakukan shalat untuk menggantikan orang lain, dan seseorang tidak boleh
melakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapi ia memberikan makanan
untuk satu hari sebanyak satu mud gandum. (HR
An-Nasa’i).
Dari Abdullah bin Abbas ra
bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada ditempat, lalu
ia datang kepada Nabi SAW unntuk bertanya:” Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya
ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya
bersedekah untuknya bermanfaat baginya? Rasul SAW menjawab: Ya, Saad berkata:”
saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya” (HR Bukhari).
Bahkan sebagian ulama
mengatakan bahwa bukan hanya ibadah maliyah saja yang bisa disampaikan
pahalanya kepada orang wafat, namun ibadah badaniyah pun bisa dikrimkan
pahalanya untuk orang yang sudah wafat. Dalilnya adalah nash berikut:
Dari ‘Aisyah ra. bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ” Barang siapa yang meninggal dengan mempunyai
kewajiban shaum (puasa) maka keluarganya berpuasa untuknya” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits ini adalah hadits
shahih yang menyebutkan bahwa pahala puasa sebagai ibadah badaniyah bisa
dikirimkan untuk orang yang sudah wafat. Selain itu pahala itu adalah hak orang
yang beramal. Jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka hal itu
tidak ad halangan sebagaimana tidak dilarang menghadiahkan harta untuk orang
lain di waktu hidupnya dan membebaskan utang setelah wafatnya.
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/