Ustad,
Saya mau bertanya, apakah hamba yang pernah
terperosok dalam dosa kemusyrikan, tidak akan pernah diampuni oleh Allah? Lalu
bagaimana dengan sisa hidup yang masih diberikan oleh Allah? Klo sudah tidak
ada harapan lagi, ke mana hamba itu harus menebusnya, dan dengan cara apa?
Terima Kasih.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Seorang yang pernah melakukan dosa syirik dan meninggal dengan dosa syiriknya yang belum terampuni, di akhirat memang tidak akan ada pengampunan lagi dari Allah. Dengan catatan, bahwa dia mati dengan membawa dosa syiriknya itu. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini:
Seorang yang pernah melakukan dosa syirik dan meninggal dengan dosa syiriknya yang belum terampuni, di akhirat memang tidak akan ada pengampunan lagi dari Allah. Dengan catatan, bahwa dia mati dengan membawa dosa syiriknya itu. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.(QS.
An-Nisa': 48)
Namun seandainya sebelum meninggal, dia
sempat bertaubat dan meminta ampun atas dosa syiriknya itu, tentu saja Allah
Maha Penerima taubah hamba-Nya.
Jadi ayat yang menyebutkan bahwa Allah tidak
mengampuni dosa syirik ini harus dipahami bahwa ampunan yang dimaksud adalah
ampunan di akhirat. Sedangkan ampunan di dunia ini, jelas terbuka lebar untuk
dosa apa pun juga, termasuk dosa syirik.
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubatan nasuhaa. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai...(QS.
At-Tahrim: 8)
Bukankah banyak dari shahabat nabi Muhammad
SAW yang dulunya para penyembah berhala? Lalu mereka kemudian menjadi
orang-orang yang beriman? Kalau dosa syirik itu tidak diampuni selama di dunia,
maka seharusnya para shahabat nabi itu masuk neraka. Sebab mereka pernah
menjadi penyembah berhala.
Ternyata generasi shahabat justru merupakan
generasi terbaik dari seluruh rangkaian sejarah umat Islam. Bayangkan, kaum
penyembah berhala kemudian dijadikan generasi terbaik. Tentu saja lewat proses
taubat dan masuk Islam terlebih dahulu.
Kalau orang kafir yang syirik kepada Allah
bisa menjadi umat terbaik, maka apalagi kita yang lahir sebagai muslim, tentu
lebih memungkinkan lagi.
Maka jangan salah paham terhadap penyertian
ayat secara sepotong-sepotong, kita perlu memahami lewat tafsir dan penjelasan
para ulama.
Menebus Dosa
Untuk menebus dosa, syariah Islam tidak
mensyaratkan macam-macam ketentuan. Tidak seperti pada agama lain yang
mewajibkan ritual pengakuan dosa di hadapan tokoh agama. Juga tidak perlu
membeli kartu pengampunan dosa.
Bertaubat bisa dilakukan secara singkat,
intinya hanya tiga hal saja. Pertama, berhenti dari dosa. Kedua, menyesalinya,
dan ketiga, berjanji untuk tidak pernah mengulanginya. Kalau ada dosa kepada
sesama manusia, maka harus menunaikan hutang atau mendapatkan permaafan darinya.
Bila taubat itu dilakukan sebelum ajal
datang menjemput, maka Allah akan mengampuni.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/