Assalamu'alaikum Wr. WB,
Pak Ustadz, saya selalu bertanya dalam hati,
apakah orang yang sudah meninggal dan kita doakan akan disampaikan do'anya dan
meringankan siksanya. Berarti apakah orang yangmeninggal tersebut masih bisa
mengingat kita yang di dunia.
Bukankah orang yang sudah meninggal itu
terputus oleh urusan dunia. Masalah 40 hari untuk org meninggal apakah penting
sekali, mengingat bila ada yang tak mampu tak bisa melaksanakan dan ada yang
bilang selama 40 hari arwah masih ada. Karena saya tidak mempercayai hal itu.
Kemudian jika saya menemukan masalah saya
selalu mengharap pada Allah saja, saya selalu minta mengikhlaskan hati saya
dalam menghadapi setiap masalah, karena setiap masalah saya anggap bukan ujian
dari Allah melainkan akibat saya sendiri. Dan saya cuma meminta Allah
memberikan pertolongan saja. Apakah fikiran saya salah?
Tolong dijelaskan dengan sejelasnya, karena
saya diambang kebingungan. Terima kasih.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Seorang yang sudah wafat memang akan terputus amal-amalnya. Sebab orangnya sudah meninggal, jadi mana mungkin dia masih bisa beramal. Dengan kewafatannya, otomatis semua amalnya sudah terputus, sebab mayat tidak mungkin melakukan amal ibadah.
Seorang yang sudah wafat memang akan terputus amal-amalnya. Sebab orangnya sudah meninggal, jadi mana mungkin dia masih bisa beramal. Dengan kewafatannya, otomatis semua amalnya sudah terputus, sebab mayat tidak mungkin melakukan amal ibadah.
Karena itu benarlah sabda nabi Muhammad SAW
ketika mengatakan bahwa seorang yang meninggal akan terputus amalnya.
"Apabila seorang manusia meninggal maka
putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang
mendo'akannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya" (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi,
Nasa'i dan Ahmad).
Namun ketika membaca hadits ini, kita tidak
boleh terpaku dengan pengertian sekilas saja. Hadits ini kalau kita baca agak
teliti dan cermat, akan memberikan sebuah pemahaman yang lebih luas.
Misalnya, hadits ini sebenarnya tidak
mengatakan bahwa orang yang sudah meninggal tidak bisa menerima manfaat dari
orang lain yang masih hidup. Misalnya permintaan ampun, kiriman doa atau shalat
jenazah. Semuanya memang bukan amal perbuatan si mayyit, melainkan amal orang
lain. Tetapi oleh hadits ini tidak ditolak kemungkinan manfaatnya buat si
mayyit.
Yang disebutkan oleh hadits ini hanya
sekedar amal si mayyit yang sudah terputus, bukan amal orang lain untuk si
mayyit.
Sementara kepastian bahwa amal orang lain
bisa bermanfaat buat si mayyit yang sudah berada di dalam alam barzakh, justru
ditetapkan oleh hadits-hadits lainnya.
A. Shalat Jenazah.
Shalat jenazah adalah salah satu kewajiban
yang bersifat kifa'i. Setiap muslim dianjurkan untuk melakukannya. Dan intinya
adalah mendoakan dan memintakan ampunan buat si mayyit yang jasadnya sedang
dishalatkan. Kalau amal orang lain tidak bermanfaat buat si mayyit, maka
seharusnya tidak ada syariat shalat jenazah.
Tentang do'a shalat jenazah antara lain,
Rasulullah SAW bersabda:
"Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya
telah mendengar Rasulullah SAW - setelah selesai shalat jenazah-bersabda:` Ya
Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia,
muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan
air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih
bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari
tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang
lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa
neraka." (HR
Muslim).
B. Doa Kepada Mayyit Saat Dikuburkan
Selain itu Rasulullah SAW juga mensyariatkan
kita untuk berdoa kepada Allah untuk mayyit yang sedang dikuburkan. Kalau
seandainya amal orang lain tidak bisa diterima, tidak mungkin Rasulullah SAW
bersabda:
Dari Ustman bin 'Affan ra berkata:` Adalah
Nabi SAW apabila selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda:`
mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena
sekarang dia sedang ditanya` (HR Abu Dawud)
C. Doa Saat Ziarah Kubur
Sedangkan tentang do'a ziarah kubur antara lain
diriwayatkan oleh 'Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW:
`Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan
ampun untuk ahli kubur? Rasul SAW menjawab, `Ucapkan: (salam sejahtera semoga
dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu'min maupun muslim dan semoga Allah
memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan
sesungguhnya -insya Allah- kami pasti menyusul) (HR Muslim).
Jadi kesimpulannya adalah amal ibadah orang
lain asalkan diniatkan untuk orang yang sudah wafat dan memenuhi standar aturan
yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW, bisa bermanfaat buat ahli kubur.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/