Assalamu 'alaikum
Pak Ustadz, melanjuti bahasan Pak Ustadz tentang energi, saya
masih bingung cara membedakan antara satu kekuatan (energi, tenaga dalam,
kekuatan metafisik, dll) yang datang dari jin/setan dan melalui ilmu
pengetahuan. Mungkin saat Nabi masih hidup, jika beliau melakukan hal-hal
diluar akal seperti dapat menghitung pintu masjid di madinah, menyembuhkan mata
sahabatnya Ali bin Abi Talib dst itu pasti bukan dari jin atau setan. Karena
Nabi terpelihara dari hal yang demikian. Tapi apakah ada jaminan Allah bahwa
tidak ada orang yang mampu melakukan hal-hal diluar akal selain Nabi dengan
sengaja? (bukan mukzijat yang diberikan oleh para wali Allah yang datangnya
hanya sewaktu-waktu).
Dari salah satu media cetak yang saya baca pernah diberitakan
bahwa di India (CMIIW) pernah ada kompetisi yoga dengan parameter meringankan
tubuh. Pemenangnya adalah orang yang mampu melayangkan tubuhnya sejauh 30 cm
dari tanah dalam kondisi bersila. Dengan demikian apakah dapat kita katakan
bahwa orang itu menggunakan kekuatan jin/setan?
Dalam acara "Reply's" banyak orang-orang yang mampu
tampil unik seperti mampu bertahan berjam-jam di bawah suhu minus sekian
derajat, berjalan di antara tumpukan kotak yang hanya dijembatani sehelai
kertas A4, memecahkan benda keras, menghidupkan alat-alat elektronik semacam
lampu bohlam, bergelut/bercanda dengan binatang buas dst. Dan ketika
diwawancarai apa kunci keberhasilan mereka, jawaban yang diberikan hampir sama
semua: Memaksimalkan potensi diri. Salah satunya denganmemanfaatkan hawa panas
dalam tubuh dan mengayakannya menjadi kekuatan yang mampu memecahkan benda
keras, adaptasi suhu tubuh, meringankan massa tubuh, membentuk energi listrik,
bahkan meningkatkan sel pada organ tubuh lain seperti sel otak utk peningkatan
konsentrasi, mata shg bisa lihat benda jauh dst.
Dengan latihan meningkatkan kepekaan, teman saya mampu
mengaktifkan sel pituitary di otak sehingga dia bisa melihat
"sesuatu" yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata.
Sebagian dari semua keanehan itu ada yang sudah terbukti dengan
ilmu pengetahuan seperti adanya kamera yang dapat melihat aura dst dan
sebagiannya masih jadi Pekerjaan Rumah para ilmuwan.
Berkaca dari hal ini, dapatkan kita mengatakan bahwa semua
keanehan yang bersifat diluar akal itu berasal dari jin/setan?
Wassalamu 'alaikum Wr Wb.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Allah SWT memberikan anugerah kepada manusia dan jin. Manusia
diberi tubuh yang sempurna, termasuk otak yang bisa digunakan untuk berpikir
dan menganalisa. Otak ini nantinya bisa diasah untuk bisa menangkap ilham,
berupa ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang menjadi ciri khas manusia
semakin hari semakin berkembang, bahkan sampai melewati apa yang dahulu belum
pernah ditemukan. Seperti ditemukannya listrik, mesin uap, kapal terbang,
komputer dan seterusnya.
Sedangkan jin atau syetan tidak diberi pisik yang baik, juga tanpa
kemampuan inteligensia seperti manusia dalam berteknologi. Mereka tidak pernah
mengembangkan teknologi. Namun di sisi lain, Allah memberi mereka kemampuan
ghaib, kalau dilihat dari sudut pandang manusia. Sehingga mereka bisa
menghilang, tidak terkena hukum gravitasi, bisa menembus tembok, bahkan bisa
masuk ke tubuh dan otak manusia. Mereka juga bisa melakukan sihir yang
sebenarnya diharamkan Allah SWT.
Selain jin dan manusia, sebenarnya ada malaikat. Namun tidak kita
bicarakan, karena malaikat tidak diberi kebebasan dalam bertindak. Sehingga
tidak harus mempertanggung-jawabkan semua tindakannya. 'Kekuatan' malaikat
tidak bisa dipakai oleh manusia dan jin. Sebab malaikat adalah pelaksana semua
perintah Allah SWT.
Hal ini berbeda dengan jin dan manusia, di mana mereka diberi
kebebasan tapi harus mempertanggung-jawabkannya. Sekaligus diberi 'kekuatan'
masing-masing. Manusia dengan kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologinya,
sedangkan jin atau syetan dengan kekuatan ghaibnya.
Iptek dan ilmu ghaibjin syetan adalah dua hal yang sangat berbeda.
Iptek itu berangkat dari ilham yang Allah SWT berikat kepada manusia, sehingga
manusia bisa menciptakan banyak teknologi. Sedangkan sihir syetan, meski pada
dasarnya dari Allah SWT juga, namun dalam kerangka yang dimurkai-Nya. Maksudnya
Allah SWT hanya mengulur waktu saja, padahal Dia murka bila sihir itu digunakan.
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang terukur dan bisa dijelaskan
secara ilmiyah. Mengacu kepada prinsip dasar yang ada dalam ilmu fisika, kimia,
biologi, elektrotika dan sejenisnya. Begitu ditemukan formulanya, bisa
diproduksi secara massal. Misalnya, energi listrik yang katanya ditemukan oleh
Edison. Atau pesawat terbang yang konon ditemukan oleh Wright bersaudara.
Diperbatasan antara iptek dan ilmu ghaib, memang ada wilayah yang
oleh sebagian orang dianggap abu-abu. Sebab dari satu sisi kelihatanya seperti
iptek, tetapi begitu dibedah lebih dalam, ternyata hanya ilmu ghaib belaka. Dan
hal yang sama bisa juga terjadi sebaliknya, kelihatannya seperti ilmu ghaib
namun ternyata hanya iptek saja.
Kita bisa ambil contoh teknik olah pisik para pendekar kungfu
(wushu) misalnya. Dengan latihan pisik tertentu, tubuh mereka bisa kuat
sehinggadigebuk pakai besi seolah tidak mempan. Kadang latihan keras itu bisa
membuat mereka mampu melakukan push-up ribuan kali, atau bisa menahan nafas
bermenit-menit.
Semua itu kelihatannya ilmu ghaib, tetapi kalau kita telusuri,
ternyata memang masih masuk akal dan bisa dilatih.
Namun ada lagi yang lainnya. Meski kelihatannya iptek, tetapi
tidak bisa dibuktikan. Misalnya ada jenis ilmu bela diri tertentu sehingga
seseorang tidak mempan dibakar, tidak mempan dibacok, atau bisa meringankan
tubuh sehingga bisa terbang di udara, atau bisa makan beling dan pecahan kaca
tanpa luka.
Kalau sudah sampai titik ini, kita kesulitan untuk menjelaskan
secara fisika, kimia atau biologi. Sampai hari ini belum ada teknologi yang
bisa menjelaskan alasan ilmiyah semua kemampuan ala debus itu.
Berarti kita patut mencurigainya sebagai sesuatu yang tidak bisa
diterangkan secara iptek dan sains modern. Dan dalam batas itu, pilihan kita
tidak ada lagi selain semua itu bagian dari ilmu ghaib.
Wali dan Karamahnya
Sebenarnya masih ada satu celah lagi yang masih mungkin dijadikan
alternatif alasan. Yaitu karamah para wali yang terkadang memang termasuk hal
yang ghaib.
Adanya karamah dari wali memang tidak bisa dipungkiri sebagai
bagian dari kejadian ghaib namun hukumnya dibenarkan secara aqidah. Maksudnya,
karamah dari seorang wali itu memang ada. Namun karamah ini sangat berbeda
dengan sihir dan kekuatan ghaib dari jin. Yang paling mendasar adalah bahwa
sang wali tidak pernah merasa dirinya wali, kecuali dia adalah orang yang
menjalankan seluruh syariah Islam 100% dalam diri dan keluarganya. Dan kejadian
aneh yang dialaminya sama sekali di luar kemampuan dan kesengajaan dirinya.
Misalnya, ketika para shahabat nabi SAW bisa berjalan di atas air
sungai Dajlah yang luas membentang dan deras arusnya, tidak ada satu pun yang
sebelumnya punya kemampuan itu. Dan tidak ada satu pun yang mampu mengulanginya
lagi. Tidak ada tombol yang bisa dipencet untuk mengaktifkan kekuatan ghaibnya.
Semua itu terjadi begitu saja, sebagai pertolongan Allah SWT kepada si wali
yang memang hamba yang shalih.
Sedangkan kekuatan ghaib versi jin, syetan dan dukun merupakan
menu dan fasiltas yang bisa digunakan kapan saja, untuk keperluan apa saja.
Terutama untuk hal yang jahat dan maksiat di hadapan Allah. Dan bisa dimiliki
oleh siapa pun termasuk para penjahat, ahli maksiat, budak syetan dan juga para
dukun.
Mendapatkannya cukup dengan membelinya saja. Uangnya bukan dollar
atau rupiah, tetapi iman di dada. Jin dan syetan akan meminta hal yang paling
berharga, yaitu seseorang menjadi syirik, kafir, maksiat atau bahkan durhaka. Tujuannya
akhirnya hanya satu, yaitu bagaimana caranya agar klien mereka bisa menemani
mereka di neraka.
Tentu saja semua itu harus dikemas sedemikian rupa sehingga
menarik, tidak mencurigakan dan nampak aman. Padahal di balik semua itu, ada
masalah syirik, kufur dan durhaka kepada Allah SWT. Semua berlangsung begitu
saja tanpa disadari oleh sang klien.
Kesimpulan:
Memang tidak mudah untuk membuat alat ukur yang bisa membedakan
keduanya, karena jin dan syetan memang telah mengemasnya dengan rapi dan serius.
Ditanggung pasti sulit untuk dibedakan.
Namun bukan berarti mustahil sama sekali. Misalnya, kita bisa
lakukan test dengan logika sains modern. Bila sebuah 'keajaiban' bisa
dijelaskan secara sains, lalu bisa diterapkan dan di produksi massal, maka hal
itu benar-benar ilmiyah dan bukan kekuatan ghaib.
Maksudnya, kalau yoga meringankan tubuh itu diklaim sebagai bukan
hal ghaib tetapi fenomena teknologi, bisakah dikembangkan agar tidak ada lagi
pesawat terbang yang jatuh? Dengan asumsibahwa semua pilot dan kru pesawat itu
mampu meringankan diri dan menahan beban pesawat. Bisakah dimanfaatkan untuk
para pekerja baguan pencakar langit, atau pengganti katrol dan seterusnya?
Kalau jawabnya tidak bisa, maka karakternya sebagai fenomena
teknologi tidak terpenuhi. Sebab mesin uap primitif versi Jamet Watt itu
kemudian bisa dikembangkan menjadi lokomotif, mobil danpembangkit listrik.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/