Assalamualaikum Wr. Wb.
Pak Ustaz, yang saya ingin
tanyakan asal usul Hajar Aswad itu dan bagaimana ia sampai ditempatkan di
samping Ka'bah. Apakah ada sunnahnya kita menciumnya? Dan apa nilai, fungsinya
dan hukumnya mencium Hajar Aswad tersebut?
Terima kasih sebelum nya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jawaban :
Assalamu `alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Hajar Aswad maknanya adalah
batu hitam. Batu itu kini ada di salah satu sudut Ka`bah yang mulia yaitu di
sebelah tenggara dan menjadi tempat start dan finish untuk
melakukan ibadah tawaf di sekeliling Ka`bah.
Dinamakan juga Hajar As`ad,
diletakkan dalam bingkai dan pada posisi 1,5 meter dari atas permukaan tanah.
Batu yang berbentuk telur dengan warna hitam kemerah-merahan. Di dalamnya ada
titik-titik merah campur kuning sebanyak 30 buah. Dibingkai dengan perak
setebal 10 cm buatan Abdullah bin Zubair, seorang shahabat Rasulullah SAW.
Batu ini asalnya dari surga
sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh sejumlah
ulama hadis.
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa
Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih
putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani
Adam." (HR Timirzi,
An-Nasa`I, Ahmad, Ibnu Khuzaemah dan Al-Baihaqi).
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa
Rasulullah SAW bersada, "Demi Allah, Allah akan membangkit hajar Aswad ini
pada hari qiyamat dengan memiliki dua mata yang dapat melihat dan lidah yang
dapat berbicara. Dia akan memberikan kesaksian kepada siapa yang pernah mengusapnya
dengan hak." (HR Tirmizy, Ibnu Majah,
Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban, At-Tabrani, Al-Hakim,
Al-Baihaqi, Al-Asbahani).
At-Tirmizi mengatakan bahwa
hadits ini hadits hasan. Sedangkan Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
dalam kitab Shahihul Jami` no. 2180, 5222 dan 6975.
Dari Abdullah bin Amru
berkata, "Malaikat Jibril telah membawa Hajar Aswad dari surga lalu
meletakkannya di tempat yang kamu lihat sekarang ini. Kamu tetap akan berada
dalam kebaikan selama Hajar Aswad itu ada. Nikmatilah batu itu selama kamu
masih mampu menikmatinya. Karena akan tiba saat di mana Jibril datang kembali
untuk membawa batu tersebut ke tempat semula. (HR
Al-Azraqy).
Bagaimanapun juga Hajarul
Aswad adalah batu biasa, meskipun banyak kaum muslimin yang menciumnya atau
menyentuhnya, hal tersebut hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW. Umar bin Al-Khattab berkata, "Demi Allah, aku benar-benar mengetahui
bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberi madharat maupun manfaat.
Kalalulah aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu aku pun tidak akan
melakukannya."
Wallahu a`lam bish-shawab,
wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/