Assalamu'alaikum wr. wb.
Sehubungan dengan pembahasan qira'at, ada
yang masih kurang jelas bagi saya. Apakah yang dimaksud dengan qira'ah dari
riwayat tujuh imam adalah bagaimana cara kita melafadzkan ayat-ayat al-Qur'an,
ataukah juga termasuk bagaimana cara kita melagukan bacaan al-Qur'an?
Jazakallahu khairan.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa
barakatuh,
Alhamdulillah wash-shalatu wassalamu 'ala rsulillah, wa ba'du
Alhamdulillah wash-shalatu wassalamu 'ala rsulillah, wa ba'du
Istilah qiraat yang biasa digunakan adalah
dialek atau cara pengucapan. Contoh yang paling sering adalah imaalah.
Sebagian orang Arab mengucapkan vocal 'e' sebagai ganti dari 'a, pada beberapa
lafadz Al-Quran. Misalnya ucapan 'wadh-dhuhee wallaili idza sajee. Maa
wadda'aka rabuka wa maa qolee...."
Ini adalah sebuah bentuk qiraat, di mana
masing-masing imam punya beberapa lafadz bacaan yang berbeda. Namun di dalam
mushaf yang kita pakai sehari-hari tidak terdapat tanda perbedaan bacaan itu.
Kecuali kalau kita menelusuri kitab-kitab tafsir yang klasik. Biasanya kita
akan menemukan penjelasan tentang perbedaan para imam dalam membaca
masing-masing lafadz itu.
Sedangkan masalah perbedaan melagukan bacaan
Al-Quran, tidak ada kaitannya dengan ilmu qiraat ini. Khusus untuk masalah
melagukan Al-Quran, biasanya dijelaskan dalamnagham, yaitu seni
melantunkan Al-Quran.
Nagham ini sendiri sebenarnya merupakan
seni, bukan disiplin ilmu. Tepatnya seni melantunkan bacaan Al-Quran. Rupanya,
dari berbagai wilayah negeri Islam berkembang seni membaca Al-Quran. Dalam
pelajaran nagham, kita mengenal ada jenis-jenisnya, seperti Nahawand,
Bayati, Hijjaz, Shaba, Rast, Jaharkah, Sika dan lainnya.Semua jenis
lagu atau irama itu tidak ada kaitannya dengan ilmuqiraat sab'ah.
Semata-mata hanya seni melantunkan, tidak ada kaitannya dengan bagaimana
melafadzkan ayat Al-Quran.
Umumnya para pembaca Al-Quran dari Mesir
yang membawa seni baca Al-Quran ke negeri kita. Mereka mengajarkan berbagai
macam lagu dan memberikan beragam variasinya serta membuat harmoni yang khas.
Seni seperti itulah yang seringkali diperlombakan di even Musabaqah Tilawatil
Quran (MTQ). Meski bukan satu-satunya jenis perlombaan, tetapi biasanya yang
paling mencuat memang masalah seni membaca.
Sedangkan bacaan qiraat sab'ah justru
merupakan cabang ilmu Al-Quran yang bersifat syar'i. Bahkan dalam banyak hal, perbedaan
qiraat ini pun berpengaruh kepada perbedaan makna dan kesimpulan hukum.
Sedangkan seni baca Al-Quran, sama sekali di luar hal ini. Sebab tujuannya
adalah menyuguhkan bacaan Al-Quran seindah mungkin.
Wallahu a'lam bish-shawab
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/