Assalammualaikum Wr.Wb
Pak Ustadz yang saya hormati, mohon dikoresi
kalau saya salah,
Begini pak, ketika dahulu Allah
memerintahkan Iblis untuk sujud kepada Adam, apa yang menyebabkan dia
membangkang?
Bukankah Iblis itu terkenal sebagai makhluk
yang paling taat kepada Allah? Bahkan katanya dia lebih tinggi derajatnya dari
malaikat? Kok bisa-bisanya dia tidak mau tunduk perintah Allah? Masak sih
sekedar sujud kepada Adam tidak mau? Bahkan malah menjadi penggangu terus
menerus buat Adam dan keturunannya.
Apakah Iblis mengalami post power syndrome karena tidak diberi kekuasaan dan
wewenang atau jabatan seperti Adam?
Mohon dijelaskan masalah ini ustadz,
karena syndrome ini seringkali juga dialami oleh
manusia saat ini.
Atas jawababnya kami sampaikan terima kasih.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Iblis memang semula makhluk yang paling taat
dan paling tinggi derajatnya. Boleh dibilang, dibandingkan malaikat, si Iblis
ini jauh di atasnya. Tetapi Iblis tetap punya kelemahan, yaitu dia tidak
tahan dengan keadaan di mana tadinya seorang yang paling tinggi derajatnya,
paling mulia dan paling senior, tiba-tiba 'ada makhluk asing pedatang baru' yang
diangkat begitu saja oleh Allah SWT. Bahkan si Iblis yang sangat mulia itu
malah disuruh tunduk dan sujud kepada orang baru yang dianggap hanya merusak
harmoni alam semesta.
Tidak tanggung-tanggung, resistensi itu
datang juga dari malaikat pada awalnya. Sempat malaikat itu mempertanyakan,
sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 30)
Tetapi kelebihan malaikat dibanding Iblis
adalah mereka ini tipe makhluk yang taat mutlak kepada Allah SWT. Ketika Allah
SWT mem'veto' dan menggunakan 'hak preogratifnya' untuk menetapkan bahwa Adam
as sebagai makhluk baru harus dijadikan khalifah, bahkan alam semesta ini
dipersembahkan kepadanya, maka malaikat pun takut dan tunduk kepada ketetapan
Allah SWT ini. Mereka pun berujar:
Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(QS. Al-Baqarah: 32)
Adapun si Iblis, nampaknya dia tidak tahan
menahan gejolak emosinya. Dia tidak terima kalau posisinya yang superior
tiba-tiba digantikan oleh makhluk yang dianggapnya lemah, bodoh, tidak
menguasai bidangnya, bahkan unsurnya tidak sehebat unsur si Iblis.
Iblis merasa dirinya lebih baik dari Adam.
Iblis merasa dirinya lebih ahli dari Adam. Iblis merasa dirinya lebih berhak
dari Adam untuk semua wewenang dan kekuasaan yang Allah berikan. Iblis merasa
diperlakukan tidak adil oleh Allah. Mengapa seorang Adam yang dianggap 'nobody'
tiba-tiba diangkat dan diberi hak dan wewenang sebesar itu.
Jiwa Iblis berontak dan tidak terima atas
'anugerah' kepada Adam. Buat Iblis, apa yang Allah berikan kepada Adam bukan
anugerah, tetapi 'malapetaka'. Ya, malapetaka, karena libido kekuasaan Iblis
telah membangkitkan api cemburunya kepada Adam.
Maka reaksinya berbeda dengan para malaikat.
Kalau malaikat digertak Allah dengan mereka bertasbih dan mau disuruh sujud
kepada Adam, Iblis bereaksi sebaliknya. Baginya, sujud kepada Adam adalah hal
yang harus dihindari. Tidak mau mengakui wewenang yang Allah berika kepada
Adam. Tidak mau sujud dan tidak mau mengakui bahwa Adam diberikan kekuasaan
sebesar itu.
Jauh di lubuk hati Iblis ada perasaan luka,
derita, sakit, perih dan kecewa. Ya, kecewa kepada keputusan Allah yang
dianggapnya tidak adil. Kecewa karena 'prestasi' dirinya dianggap tidak ada dan
sia-sia. Buktinya, Allah malah menunjuk Adam sebagai pemimpin alam semesta.
Bukan dirinya. Padahal dirinya selama ini sudah sangat taat, tunduk dan telah
mencurahkan semua perhatian kepada Allah.
Inilah logika cemburu Iblis, dia rela
membangkang kepada perintah Allah dengan tidak mau mengakui kekusaan yang
diberikan kepada Adam. Iblis rela dikutuk Allah demi membela perasaam marahnya
kepada Adam.
Hasilnya, Allah pun murka kepada Iblis.
Sebab ketaatan Iblis selama ini kepada Allah tidak harus dibayar dengan
memberikan kekuasaan dan kewenangan kepada-Nya. Iblis tetap makhluk dan Allah
tetap tuhan. Makhluk tidak berhak untuk menghujat tuhan dan meminta
jabatan-jabatan tertentu serta kekuasaan.
Mau punya prestasi ribuan tahun sebagai
penyembah Allah sekalipun, tidak ada alasan bagi Allah untuk memberinya jabatan
dan kekuasaan. Jabatan dan kekuasaan justru Allah SWT berikat bukan sebagai
hadiah prestasi, melainkan sebagai ujian. Dan Adam diciptakan untuk menerima
beban ujian itu. Belum tentu Adam dan anak keturunannya berhasil menempuh ujian
itu.
Tetapi belum apa-apa, Iblis sudah cemburu
berat kepada Adam. Masalah ini buat Iblis telah membuatnya mengalami apa yang
disebut sebagai post power syndrome. Sebuah penyakit yang sering menjangkiti
para pejabat yang sudah pensiun dan tidak punya lagi kekuasaan.
Maka Iblis pun bersumpah untuk terus menerus
'menggangu' Adam dalam kehidupannya. Iblis sudah gila dan senewen, sakit
hatinya dijabarkan dengan cara terus berupaya menjebak, mencari kelemahan serta
mengintai kalau-kalau Adam melakukan celah kesalahan. Iblis ingin membuktikan
bahwa Allah SWT telah salah dalam memilih Adam sebagai khalifah. Maka Iblis pun
bersumpah:
Kemudian saya (iblis) akan mendatangi mereka
(keturunan Adam) dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur .(QS. Al-A'raf: 17)
Itulah Iblis, makhluk Allah yang dikutuk
karena tidak mau menerima kenyataan bahwa dirinya sudah bukan makhluk yang
berkuasa lagi. Iblis mengalami post power syndrome yang akut, di mana dia akan
selalu menggangu dengan segala upaya, trik, siasat, celah dan metode.
Iblis sakit hati kepada Adam, karena
posisinya digantikan oleh Adam. Maka sampai kiamat pun Adam dan keturunannya
akan terus diganggu. Itulah sepenggal kisah di masa lalu yang perlu kita ambil
pelajaran. Di antaranya, jangan sekali-kali kita merasa diri kita akan
berkuasa selamanya. Sebab Allah SWT sangat mungkin mengganti kekuasaan di
tangan kita dengan orang lain.
Ketika kekuasaan itu diberikan kepada orang
lain, jangan ada perasaan tersisih, tergeser, minder atau dipermalukan.
Sebaliknya, serahkan semua kepada Allah saja. Sebab kekuasaan, jabatan,
kekayaan, wewenang dan lainnya, datang dari Allah. Hak Allah untuk mencabut
semuanya dan kita jangan sakit hati, baik kepada Allah atau pun kepada orang
yang menggantikan diri kita.
Jelas semua ini ujian, Iblis telah jatuh terperosok di dalamnya. Jangan sampai kita pun ikut terperosok di lubang yang sama dengan Iblis. Kalau memang sudah tidak berkuasa, bersikaplah legowo. Berikan wewenang itu kepada orang baru yang ditunjuk. Belum tentu orang itu akan sukses dalam tugas dan amanahnya. Jangan jadi seperti Iblis yang malah tidak berhenti menggangu Adam dan keturunannya.
Inilah pelajaran penting yang perlu kita
cermati bersama. Dan tragedi post power syndrome yang dialami Iblis ini sungguh
merupakan tragedi besar yang menjadi latar belakang kehidupan manusia di dunia
ini dan hubungannya dengan anak keturunan Iblis. Sampai hari kiamat, hubungan
tidak harmonis antara anak keturunan Iblis dan anak keturunan Adam memang akan
terus berlangsung.
Maka marilah kita tinggalkan sikap-sikap
Iblis yang tidak bisa menerima kenyataan. Jangan jadi orang yang mengalami post
power syndrome, karena sikap ini kekanak-kanakan, memalukan dan menggambarkan
kekerdilan diri kita.
Wallahu a'lam bisshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/