Assalamu alaikum
Ustadz yang semoga selalu dirahmati ALLAH,
saya mau bertanya berhubungan dengan mayat.
1. Bagaimana cara mendoakan mayat yang baru
meninggal secara syar'i? Apakah membaca surat Yasin selama 7 hari
berturut-turut yang pahalanya ditujukan kepada mayat diperbolehkan?
2. Bagaimana cara ziarah kubur yang benar?
Haruskah kita membaca dzikir atau membaca surat pilihan dari Al-Quran (surat
Yasin misalnya)? Adakah waktu-waktu tertentu disunahkan untuk ziarah kubur?
Bulan Romadhon misalnya.
Jazzakumullah khoiron katsiron
Wassalamu alaikum,
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh, Ziarah
kubur termasuk ibadah yang pada awalnya diharamkan, namun kemudian dianjurkan
dalam agama. Pengharaman ziarah kubur sebelumnya disebabkan para shahabat masih
baru saja meninggalkan pola kepercayaan jahiliyah, yang salah satu bentuknya
seringkali meminta-minta kepada kuburan.
Padahal perbuatan itu termasuk perbuatan
syirik yang dosanya tidak akan diampuni bila terbawa mati dan belum bertaubat.
Termasuk kebiasaan mereka mengkeramatkan kuburan serta melakukan berbagai
ritual lainnya yang hukumnya haram.
Namun ketika para shahabat sudah lebih
kental keimanannya, lebih dewasa cara berpikirnya serta sudah tidak ingat lagi
masa lalunya tentang ritual aneh-aneh terhadap kuburan, maka Rasulullah SAW pun
membolehkan mereka berziarah kubur. Dalam hal ini, beliau bersabda:
Dari Buraidah bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Dahulu aku larang kalian untuk berziarah kubur, sekarang silahkan
berziarah." (HR
Musim)
Dalam riwayat yang lain: Siapa yang ingin
berziarah kubur, hendaklah berziarah. Karena berziarah kubur itu mengingatkan
akhirat.
Ketika kemudian ziarah kubur dibolehkan
bahkan dianjurkan, maka tujuannya ada dua, yaitu:
1. Sebagai Sarana Zikrul Maut (Mengingat
Kematian)
Setiap muslim harus sering-sering
mengingat-ingat kematian. Sebab semua kehidupan ini akan berujung kepada
kematian. Dan kematian itu pasti akan datang, cepat atau lambat. Dengan
mengingat mati, maka orang-orang akan merasa takut kepada Allah, takut atas
dosa-dosa serta tidak berani melanggar larangan agama.
Dengan mengingat mati, seseorang akan hidup
dengan cara yang lurus, istiqamah, tidak mau bikin masalah dengan orang lain,
jujur, bersih, menjaga diri dari perbuatan haram, tidak selalu mengejar
kekayaan duniawi, atau kebesaran nama, atau kebanggaan. Bahkan manusia akan
semakin rukun terhadap sesama, saling tolong dan saling menjaga.
Mengingat mati adalah sebuah obat sekaligus
solusi jitu buat jiwa-jiwa yang susah diberi pelajaran. Buat mereka yang masih
suka membandel dan tidak pernah mau menerima nasehat.
Maka berkunjung ke kuburan, seharusnya bisa
membuat seseorang segera berpikir bahwa dirinya akan masuk ke dalam liang
sempit itu suatu hari nanti. Dia harus mempertanggung-jawabkan semua
perbuatannya sendirian, tidak ada penolong, tidak ada asisten, tidak ada
pembela.
Karena itulah Rasulullah SAW pada akhirnya
menganjukan para shahabat berziarah kubur.
2. Mendoakan Ahli Kubur
Selain itu berziarah kubur bertujuan untuk
mendoakan ahli kubur, agar diringankan siksanya atau ditambahkan kenikmatannya
di alam barzakh.
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan
ulama tentang kesunnahan mendoakan orang yang sudah wafat. Dan bahwa doa itu
bisa sampai kepada mereka serta berpengaruh atas nasib yang mereka alami. Tidak
hanya doa dari anaknya, tapi dari siapa saja yang mendoakan.
Dan salah satu hujjahnya adalah adanya
syariat shalat jenazah, yang intinya juga mendoakan jenazah tersebut. Shalat
dan doa itu akan sampai kepada jenazah di alam barzakhnya. Dan shalat jenazah
itu bukan hanya buat anak-anak almarhum saja, tetapi disunnahkan kepada seluruh
manusia, kenal atau tidak kenal, saudara atau bukan. Dan Seluruh ulama sepakat
dengan hal ini.
Khilaf Dalam Masalah Pengiriman Pahala
Yang seringkali diperdebatkan bukan masalah
mendoakan orang mati, tetapi masalah pengiriman pahala ibadah orang yang masih
hidup untuk di'transfer' kepada orang yang sudah mati. Sebagian ulama
menyatakan bahwa pahala yang didapat seseorang dari Allah SWT karena dia
melakukan suatu perbuatan baik, tidak bisa dipindah-pindahkan ke orang lain.
Sebagian lagi membedakan antara pahala yang
bersifat ibadah maliyah (terkait dengan harta) dengan yang bukan. Mereka
mengatakan kalau ibadahnya bersifat maliyah, pahala bisa dipindah-pindakan
kepada orang lain.
Dan ulama lainnya mengatakan bahwa segala
bentuk ibadah apapun, baik maliyah atau bukan, semua bisa dipindahkan kepada
orang lain.
Dengan adanya perbedaan pendapat di atas,
maka urusan membaca Al-Quran dengan niat pahala dikirimkan kepada jenazah yang
sudah wafat, otomatis menjadi masalah khilafiyah di kalangan para ulama.
Sebagian mereka mengatakan tidak ada gunanya baca yasin, zikir dan tahlil bila
diniatkan agar pahalanya bisa disampaikan kepada orang meninggal. Karena pahala
tidak bisa ditransfer.
Sedangkan yang lainnya mengatakan bisa
disampaikan. Karena pahala adalah hak setiap orang, maka tiap orang berhak
untuk memberikannya kepada siapa saja yang dikehendakinya.
Waktu dan Cara Ziarah Kubur
Dari segi waktu, tidak ada perintah khusus
untuk berziarah kubur di bulan tertentu. Kebiasaan masyarakat berziarah kubur
pada saat menjelang datangnya bulan Ramadhan jelas tidak ada dasar syariatnya.
Sebab baik nabi SAW maupun salafush-shalih tidak pernah menyebut-nyebut hal itu.
Kalau ziarah kubur menjelang Ramadhan
diyakini sebagai sebuah ritual yang bersifat kewajiban baku, maka hal itu
menjadi sebuah bid'ah yang diada-adakan.
Demikian juga pada hari raya Iedul Fithri,
kebiasaan sebagian masyarakat justru berziarah kubur. Padahal momen Iedul
Fithri seharusnya untuk bersenang-senang. Sampai puasa pun diharamkan. Lalu
mengapa justru di saat berbahagia seperti itu malah datang berziarah ke
kuburan? Ini termasuk 'keanehan' umat kita yang sudah berjalan turun-temurun,
tidak tahu siapa yang memulainya, yang jelas ciri khasnya adalah ikut-ikutan
tanpa dasar dan tanpa ilmu.
Termasuk di antara bentuk ikut-ikutan yang
tidak ada dasarnya adalah ritual tabur bunga di kuburan, berpakaian
hitam-hitam, termasuk berkacamata hitam. Termasuk larangan wanita haidh masuk
ke areal kuburan.
Di antara doa ketika berziarah kubur adalah
hadits berikut ini:
Dari Buraidah RA berkata bahwa Rasulullah
SAW mengajarkan mereka bila pergi ke kuburan: Salam kepada kalian wahai ahli
kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Dan insyaallah kami akan menyusul.
Aku meminta al-'afiyah kepada Allah untuk kami dan kalian." (HR Muslim)
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/