Assalaamu 'alaikum wr. Wb.
Ustadz yang dirahmati Allah, saya bertemu
dengan orang yang mengaku bisa bercakap-cakap dengan Allah. Apakah ini mungkin
dilakukan? Mohon penjelasannya disertai dalil Al-Qur'an & Hadits.
Terima kasih,
Wassalaam.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Bercakap-cakap dengan Allah SWT itu hanya
dilakukan oleh para nabi, itupun tidak semua nabi. Hanya nabi tertentu yang
disebutkan bercakap-cakap dengan Allah, sebagaimana tercantum di dalam Al-Quran.
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian
mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata
dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. (QS. Al-Baqarah: 253)
Di antara nabi yang disebutkan secara tegas
telah melakukan percakapan langsung dengan Allah SWT adalah nabi Musa alaihissalam.
Dan rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung. (QS.
An-Nisa': 164)
Dan juga nabi Muhammad SAW yang pernah
berbicara langsung dengan Allah SWT di sidradil muntaha, saat beliau melakukan
mi'raj.
Namun lebih sering Allah SWT berbicara
kepada para nabinya lewat perantaraan malaikat Jibril. Sehingga saat itu
sebenarnya tidak terjadi cakap-cakap langsung antara nabi dengan Allah SWT.
Selain para nabi dan rasul, ada juga
sebagian orang yang diberikan ilham oleh Allah SWT. Sehingga seolah dia
bercakap-cakap dengan Allah SWT. Misalnya hikmah yang Allah SWT berikan kepada
hamba-Nya, Luqman Al-Hakim.
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat
kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang
bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji."(QS.
Luqman: 12)
Meski ayat ini memberi isyarat bahwa Allah
berbicara kepada Luqman, namun umumya para ulama tidak memasukkan Luqman
sebagai nabi dari para nabi Allah. Sebab tidak juga kita dapati secara
eksplisit bahwa terjadi dialog langsung antara Luqman dengan Allah. Ayat ini
hanya mengatakan bahwa Allah SWT memberi hikmah kepadanya.
Mengaku Bercakap-cakap dengan Allah
Kalau para nabi tidak semuanya
bercakap-cakap dengan Allah SWT, bahkan yang pernah bercakap-cakap itu pun
tidak selalu setiap saat berdialog dengan Allah SWT, maka tentu saja orang
biasa tidak mungkin melakukannya, terutama di zaman setelah turunnya nabi
terakhir, Muhammad SAW.
Sebab bercakap-cakap dengan Allah SWT adalah
Allah SWT berbicara kepadanya dan dia berbicara kepada Allah SWT. Kalau
berbicara kepada Allah SWT, sudah pasti bisa dilakukan. Sedangkan kalau Allah
SWT yang berbicara langsung kepadanya dengan kata-kata dan wahyu, adalah hal
yang mustahil.
Bahkan para ulama sepakat bahwa kalau ada
orang yang mengaku di zaman ini menerima wahyu dari Allah SWT, dia adalah
seorang yang kafir. Karena yang mendapat wahyu hanyalah para nabi. Dan tidak
ada nabi sesudah nabi Muhammad SAW.
Bahkan nabi Isa 'alaihissalam saat
nanti kembali turun, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits shahih, juga
tidak dalam kapasitas sebagai nabi. Artinya, dia pun tidak mendapat wahyu,
walau beliau pernah jadi nabi.
Mana mungkin orang biasa tiba-tiba mengaku
bisa bercakap-cakap dengan Allah, kecuali dia telah berdusta.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/