Tutuplah aurat walaupun akhlak belum baik, Sholatlah walaupun belum bisa Khusyu, Hindarilah pacaran walaupun ada niat menikahinya, Bacalah Al-Qur'an walaupun tidak tau artinya.. Inshaa Allah jika Terus menerus, hal yang lebih baik akan kita dapatkan...

Selasa, 12 Agustus 2014

Berdoa Agar PSSI Menang, Kok Nggak Menang-menang Juga?

Saya ingin bertanya pada ustad dan ini mungkin sesuatu yang bersifat umum mengenai hubungan antara hasil dari suatu usaha dengan doa yang kita panjatkan.
Contohnya mengenai Timnas PSSI yang mungkin dari dulu belum pernah juara atau mungkin jarang sekali menjadi juara dalam suatu turnamen walaupun berbagai upaya telah dilakukan dan padahal saya yakin bahwa mayoritas pendukung PSSI selalu berdoa pada ALLAH SWT agar Timnas kita bisa memenangkan suatu turnamen, tetapi mengapa sering kalah terus padahal mungkin yang menjadi lawan kita para pendukungnya berdoanya bukan pada Allah SWT.
Mohon penjelasan


Jawaban :

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Menang atau kalahnya team kesebelasan sepak bola tentu tidak semata-mata berdasarkan faktor doa. Tetapi semua kembali kepada kehendak Allah SWT. Dan kehendak Allah SWT itu rata-rata bersandar kepada sunnatullah.

Istilah sunnatullah ini kalau dalam bahasa orang sekuler yang tidak beriman, mereka menyebutkan dengan hukum alam atau hukum sebab akibat.

Maksudnya?

Maksudnya, faktor kemenangan itu amat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sebenarnya fenomena yang nyata, misalnya dengan skil para pemain, jam terbang, stamina, penguasaan teknik individu, kekompakan, termasuk juga faktor kualitas latihan dan intensitasnya.

Bahkan sering juga faktor psikologis pun ikut bermain menentukan memang kalah. Karena itulah setiap team biasanya punya supoorter, untuk memberikan energi psikologis kepada para pemain.

Satu lagi faktor yang seringkali kurang diperhatikan, yaitu faktor kualitas bibit pemain. Negeri yang sudah maju dunia sepakbolanya, biasanya sudah mengkader para pemain sejak mereka masih kecil. Anak-anak itu kemudian sejak dini sudah diarahkan jalan hidupnya untuk menjadi pemain sepak bola profesional. Nantinya, segala aktifitas, seluruh hidup dan matinya, untuk memenangkan pertandingan sepak bola.

Maka kalau hasilnya adalah team sepak bola yang handal, kualitas pemain yang terbaik, tentu itu merupakan sunnatullah. Siapa yang bisa memenuhi semua syarat sunatullah, maka dia berhak untuk menang dan jadi juara.

Sunnatullah dan Doa
Sedangkan kedudukan doa, memang terkadang bisa saja mengalahkan apa yang kita sebut dengan sunnatullah. Tetapi yang perlu kita ketahui, Allah SWT tidak terlalu sering mengubah sunnah-Nya hanya gara-gara doa yang dipanjatkan, apalagi bila kasusnya tidak penting-penting amat.

Maksudnya begini,  misalnya ada orang yang rajin ibadah, dia berdoa minta sesautu yang agak melanggar sunnatullah, misalnya dia minta agar dirinya bisa terbang ke udara. Maka mulailah dia berdoa setiap hari siang dan malam, tidak berhenti-berhenti sampai sepanjang 10 tahun lamanya. Nah, menurut Anda kira-kira apakah doanya diterima dan setelah 10 tahun berdoa tiba-tiba dia bisa terbang?

Jawabnya kemungkinan besar tidak. Tidak tidak akan bisa terbang ke udara melawan gaya gravitasi bumi hanya dengan cara berdoa dan meminta.

Sebab di luar doa dan keinginannya itu, ada sunnatullah yang sangat kuat, yaitu gaya gravitasi bumi. Ya, gravitasi bumi iu adalah salah satu sunnatullah. Doa tidak bisa begitu saja dipanjatkan untuk melawan sunnatullah.

Berat jenis tubuh si pendoa itu masih jauh lebih berat dari berat jenis udara di sekitarnya. Sementara dia tidak punya energi dorong yang bisa melawan daya tarik bumi atas dirinya.

Maka sebenarnya yang dia butuhkan adalah semua faktor sunnatullah yang bisa melawan sunnatullah grafitasi bumi. Sunnatullah itu tidak lain adalah peswat terbang, balon udara dan sejenisnya. Begitu ada orang naik pesawat, muslim atau kafir, berdoa atau tidak berdoa, maka dia bisa terbang melawan gaya grafitasi bumi.

Kedudukan Doa
Mungkin Anda bertanya, kalau begitu, lalu apa artinya doa? Bukankah katanya kalau kita berdoa meminta kepada Allah, pasti akan dikabulkan?

Memang benar bahwa Allah SWT telah berfirman bahwa hamba-hamba-Nya diminta untuk berdoa dan akan dikabulkan.

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (QS. Al-Mukmin : 60)

Namun kita tidak boleh salah dalam mengartikan ayat ini secara zahir (lahiriyah). Sebab meski pernyataan ayat di atas secara zahirnya demikian, tetapi kita tetap keliru kalau hanya bermain-main dengan pengertian yang dangkal.

Sebab posisi orang berdoa itu hanyalah posisi meminta, bukan meminta itu bukan mencipta. Meminta itu sangat berbeda dan jauh sekali maknanya dengan mencipta. Dalam posisi meminta, apakah permintaan itu akan dikabulkan atau tidak, masih ada banyak faktor lainnya. Berbeda dengan mencipta. Allah SWT itu Maha Pencipta. Kalau Dia mencipta, begitu dikatakan 'kun' yang maknanya 'jadilah', maka saat itu juga akan langsung jadi (fa yakun).

Maka orang tua kita sering menasehati, bahwa yang namanya doa itu bukan kun fayakun. Sunnatullah itu adalah ciptaan Allah, maka kita tidak bisa seenaknya mengubah ciptaan Allah, hanya dengan berdoa. Allah saja sebagai sang Pencipta, tidak begitu saja mengubah seenaknya apa yang Dia telah ciptakan.

Lho, kok tiba-tiba ada hamba yang bukan pencipta, tiba-tiba merasa berhak untuk mengubah-ubah seenaknya apa yang telah Allah SWT ciptakan.

Maka bagian akhir dari jawaban ini cuma ingin mengingatkan, bahwa berdoa apa PSSI memang itu sih boleh-boleh saja. Tetapi ketika beragam rangkaian sunnatullah untuk tercapainya kemenangan tidak dipenuhi, tentu akan sulit kemenangan itu bisa tercapai.

Karena titik masalahnya bukan pada doa, melainkan pada syarat sunnatullah yang tidak dipenuhi
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Ahmad Sarwat, Lc., MA
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tulisan Terbaru