Assalamu'alaikum wr. wb.
Ustaz, nama saya adalah
haryadi, seorang ikhwan di bandung. saya mempunyai banyak pertanyaan (ada 7
pertanyaan). sebelumnya saya mohon maaf karena langsung saya kirimkan sekaligus
(terlalu banyak). ustaz, saya mohon sekali mendapatkan jawaban ini dengan sangat
mendetail, habis saya masih ragu dan merasa apa yang saya pahami belum
maksimal. sebelumnya saya sangat berterima kasih kepada ustaz, jazakallohu
khoiron katsiroo....
PERTANYAAN PERTAMA
Hukum ada 3 macam.
1. hukum alam (sunnatullah)
2. hukum diniyah (agama)
3. hukum wada’ (ciptaan manusia, semacam lampu lalu-lintas).
Berhubungan dengan macam-macam hukum di atas, apakah yang dimaksud dengan ibadah (amal shaleh) dan maksiat (dosa)?
1. hukum alam (sunnatullah)
2. hukum diniyah (agama)
3. hukum wada’ (ciptaan manusia, semacam lampu lalu-lintas).
Berhubungan dengan macam-macam hukum di atas, apakah yang dimaksud dengan ibadah (amal shaleh) dan maksiat (dosa)?
PERTANYAAN KEDUA
Al-quran bukanlah buku atau
kitab tentang segala-galanya. Akan tetapi ada orang yang menganggap bahwa
al-quran adalah rujukan segala praktek hidup dan kehidupan. maksud dari kedua
kalimat ini bagaimana ustaz? Mana yang benar? Menurut saya semuanya juga benar,
namun tidak dapat dipungkiri jika sekilas di pahami secara kasar 2 kalimat ini
saling kontradiktif...
PERTANYAAN KETIGA
Nabi bersabda: apa-apa yang
menyangkut agama maka ikutilah aku sedangkan apa-apa yang menyangkut dunia maka
kaulah yang lebih tau. Apakah ini pernyataan yang berarti sekularisme (ada
pemisahan antara agama dan dunia).
PERTANYAAN KEEMPAT
“agama itu akal”
(al-hadits), maksudnya apa ustaz? Ada yang berpendapat bahwa semuaajaran dalam
Islam itu dapat dicerna oleh akal.
lantas bagaimana apabila ada ayat al-quran yang sulit dipahami oleh rasio, misal: isra’ mi’raj; tongkat nabi Musa yang dilemar lalu jadi ular; nabi Ibrahim yang dibakar tapi tidak mati. Lantas bagaimana pula penilaianustaz terhadap orang-orang yang rasionalis liberal (tidak menerima yang tidak rasional).
lantas bagaimana apabila ada ayat al-quran yang sulit dipahami oleh rasio, misal: isra’ mi’raj; tongkat nabi Musa yang dilemar lalu jadi ular; nabi Ibrahim yang dibakar tapi tidak mati. Lantas bagaimana pula penilaianustaz terhadap orang-orang yang rasionalis liberal (tidak menerima yang tidak rasional).
PERTANYAAN KELIMA
Posisi Muhammad saw bisa
sebagai rasul, bisa sebagai manusia biasa yang bisa terpengaruh kultur
setempat. Di sisi lain perilaku Muhammad saw dianggap sunnah rasul.ustaz
bagaimana cara membedakanmana perilaku Muhammad saw yang fungsinya sebagai
risalah dan mana yang sebagai kultur (bukan nilai), apa parameter dari
keduanya?
PERTANYAAN KEENAM
Bid’ah adalah kreasi dalam
ibadah. Setiap bid’ah adalah dholalah (sesat). Setiap yang sesat adalah neraka.
Bagaimanakah kedudukan amal-amal di bawah ini:
a. salaman pasca shalat b. komando tarawih dengan bahasa Arab c. niat shaum yang diucapkan (nawaitu shauma ghodin...)
{kira-kira mana yang boleh dan mana yang tidak boleh?}
a. salaman pasca shalat b. komando tarawih dengan bahasa Arab c. niat shaum yang diucapkan (nawaitu shauma ghodin...)
{kira-kira mana yang boleh dan mana yang tidak boleh?}
PERTANYAAN KETUJUH
Untuk mengetahui benar
tidaknya sebuah agama, ada yang berpendapat: telitilah kitab sucinya, bukan
hanya melihat perilaku orang perorang penganutnya. Kitab bible berisi antara
lain tentang wafatnya nabi Isa... (nah menurut saya ini kansangat rancu, tidak
logis, bagaimana seorangnabi masih mendapatkan firman dari Allah sedangkan dia
sudah meninggal)sedangkan di Islam cerita tentang wafatnya nabi Muhammad ada
pada hadits, bukan pada quran (ini baru logis).nah ustaz, sebenarnya parameter
apa saja (khususnya yang dapat diterima logis atau nalar atau akal) yang dapat
menunjukkan kriteria kitab suci mana yang benar dan yang keliru?
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
PERTANYAAN PERTAMA: apakah yang dimaksud dengan ibadah (amal shaleh) dan maksiat (dosa)?
Amal shaleh adalah amal
yang tidak dilarang Allah, termasuk di dalamnya yang diperintahkan Allah.
Ketika dilakukan dengan niat mendapat ridha Allah, maka menjadi amal shalih.
Sedangkan maksiat adalah mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.
PERTANYAAN KEDUA
Al-Quran bukanlah buku
tentang segala-galanya, karena tidak merinci segala macam ilmu. Tapi Al-Quran
adalah rujukan segala praktek hidup dan kehidupan, maksudnya bahwa semua tata
aturan hidup yang kita terapkan harus merujuk kepada Al-Quran.
PERTANYAAN KETIGA
Pernyataan ini bukan dari
sabda nabi SAW. Yang merupakan sabda nabi SAW adalah kalimat beliau:Antum
a'lamu bi umuri dunyakum (Kamu lebih mengerti urusan dunia kalian.
Lafadz ini beliau katakan
ketika melihat penduduk Madinah melakukan perkawinan pohon kurma untuk
mendapatkan buah. Tadinya para shahabat menduga nabi SAW melarang praktek ini.
Namun beliau tegaskan bahwa urusan mengawinkan pohon kurma ini tidak termasuk
perkara yang dilarang, karena bersifat teknis. Dan para shahabat lebih mengerti
dari nabi SAW.
PERTANYAAN KEEMPAT
“Agama itu Akal”
(al-hadits), maksudnya bukan semua yang tidak masuk akal harus diingkari.
Sebaliknya, banyak hal yang tidak masuk akal, tapi panca indera kita malah bisa
membuktikannya. Misalnya, fenomena sihir. Tidak ada akal manusia yang bisa
menerimanya, tetapi sihir itu nyata ada dan terbukti secara indera.
Kita bisa saksikan langsung
bagaimana kuda lumping makan beling, atau pemain debus makan golok dan piring.
Atau orang kesurupan bisa bahasa Inggris lancar sekali padahal tidak pernah
ikut kursus. Semua itu tidak masuk akal dan logika, tapi tidak bisa dipungkiri
keberadaannya, sebab indera kita menyaksikannya secara nyata, bahkan bisa
dicoba.
Maka orang yang mengaku
berakal tapi mengingkari adanya keghaiban, justru kurang pergaulan alias kuper.
Meski contoh di atas merupakan contoh dari hal yang batil dari sudut pandang
Islam, tetapi dunia ghaib itu memang nyata ada secara empiris.
Bahwa agama itu mengakui
eksisten akal, juga tidak berarti akal adalah segalanya. Ada wilayah di mana
akal diperlukan, tetapi sebaliknya ada wilayah yang akal sudah tidak bisa
berguna.
Misalnya dalam perkara
aqidah, akal berguna untuk mendorong asumsi bahwa tuhan pencipta alam semesta
ini seharusnya ada. Tapi akal tidak mampu untuk membuka tabir tuhan. Sampai di
situ, tuhanlah yang memperkenalkan dirinya lewat wahyu kepada para nabi.
Misal kegunaan akal dalam
perkara syariah adalah dalam teknik memahami firman Allah dan sabda nabi.
Dibutuhkan standarisasi logika dan metode istimbath hukum.
Contohnya adalah ilmu mantiq, ilmu ushul fiqih,
ilmu qawaid fiqhiyah dan lainnya. Semua membutuhkan peran
akal. Tanpa semua itu, maka kita akan mengalami kerancuan dalam menarik
kesimpulan hukum dari Quran dan sunnah.
PERTANYAAN KELIMA
Membedakan mana perbuatan
nabi yang masuk hukum syariah dan mana yang hanya budaya setempat hanya bisa
dilakukan oleh para ulama yang punya kapasitas ilmu syariah level tinggi.
Sebab prosesnya cukup
panjang, karena harus melakukan serangkaian pengujian pada tiap nash yang ada.
Padahal jumlah nash itu sangat banyak. Sehingga sulit untuk dijelaskan di sini
secara singkat. Kami sarankan anda membaca langsung dari kitab-kitab para ulama
tentang hal itu.
Misalnya kitab Hujjatullah
Al-Balighah karya Ad-Dahlawi (wafat 179 H). Selain itu juga ada
Al-Qarafi, Syeikh Muhammad Syaltut, Rasyid Ridha dan lainnya yang menulis
tentang tema bahwa sunnah (perkataan dan perbuatan) nabi itu terbagi menjadi
dua klasifikasi: tasyri' dan bukan tasyri'.
PERTANYAAN KEENAM
Salaman pasca shalat,
komando tarawih dengan bahasa Arab, atau melafadzkan niat shaum (nawaitu
shauma ghodin) oleh sebagian ulama dianggap bid'ah. Tapi anda harus ingat
bahwa kebid'ahannya tidak disepakati oleh semua ulama.
Ada sebagian dari ulama
yang mengatakannya sebagai bid'ah. Di luar mereka, sangat banyak ulama yang
tidak memasukkannya sebagai perkara bid'ah yang menyesatkan.
Tentunya masing-masing
ulama punya hujjah atas pendapatnya. Anda boleh pilih salah satu dari pendapat
itu dan berpegang-teguh. Tapi anda tidak berhak untuk melontarkan hujatan,
cacian, makian, pelecehan atau umpatan bahwa semua pendapat ulama yang tidak
sesuai dengan selera anda itu pasti sesat, bid'ah dan masuk neraka.
Perlu anda ketahui bahwa
ketika seorang ulama berpendapat bahwa suatu hal itu bid'ah, ingatlah bahwa di
sisi lain tidak sedikit juga yang menolak pendapat itu. Dan selama suatu
perkara masih menjadi perdebatan para ulama, hal itu membuktikan bahwa
dalil-dalil yang mereka pakai tidak cukup kuat dilalahnya, sehingga memberi
ruang yang luas untuk terjadi multi pemahaman.
PERTANYAAN KETUJUH
Parameteryang dapat
diterima akal untuk menunjukkan kriteria kitab suci mana yang benar antara
lain:
- Yang paling esensial adalah kitab
suci itu harus masih dalam bahasa aslinya, bukan terjemahan. Sebab kita
tahu bahwa terjemahan itu tidak bisa dianggap sebagai kitab suci. Karena
proses penerjemahan sangat besar pengaruhnya pada originalitas sebuah
naskah.
- Kitab itu tidak mengalami
penambahan atau pengurangan isi. Kalau terjadi penambahan dan pengurangan,
jelas sekali kesuciannya telah ternoda
- Tidak adanya perbedaan versi untuk
satu kitab suci. Bagaimana mungkin sebuah kitab yang diyakini berasal dari
tuhan bisa punya banyak versi dan satu sama lain saling berbeda.
- Kitab itu harus ditulis pada saat
diturunkan, bukan ratusan tahun setelah itu. Siapa yang bisa menjamin
keasliannya, apalagi tidak pernah bisa dihafal oleh otak manusia, karena
jumlahnya yang sangat banyak.
- Isi kitab itu harus asli firman
tuhan, bukan merupakan catatan berdasaran pengalaman manusia atau
penulisnya.
Maka dengan 5 parameter di
atas, bible itu bukan termasuk firman Allah SWT lagi. Firman Allah SWT adalah
kitab Injil yang turun kepada nabi Isa as. Sedangkan bible bukan Injil.
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/