Assalamu'alaikum wr. Wb.
Pak ustad yang saya
hormati. Menyambung pertanyaan dari bapak Yadi mengenai sejarah Islam era
khulafaur rasyidin. Dari berbagai buku sejarah Islam yang saya baca terutama
yang berjudul kisah 60 sahabat rasulullah saw (penulis khalid muhammad khalid)
terbitan cv diponegoro, sejarah peradaban Islam (penulis Dr. Badri Yatim,
MA) serta ilmu kalam, filsafat dan tassawuf (Dr. Abudin Nata) {kedua buku
terakhir merupakan buku dirasah Islamiah terbitan cv rajawali untuk mahasiswa
IAIN} yang menerangkan perpecahan umat Islam semenjak khalifah usman sampai
perang siffin, perang jamal, perang ali-muawiyah yang sebenarnya awal mulanya
adanya orang munafik (yahudi) yang pura-pura masuk Islam bernama abdullah bin
saba sampai skandal nepotisme keluarga ummayah yang terjadi pada masa khalifah
usman bi affan karena ingin membalas dendam pada Islam (mereka masuk Islam
luarnya saja tapi hatinya kafir maupun orang yang memegang jabatan tapi belum
kuat Islamnya justru diangkat menjadi pejabat oleh khalifah usman) beberapa hal
itulah yang merugikan persatuan dan kesatuan umat Islam bahkan urusan yang
tadinya hanyalah perbedaan sikap politik menjadi pertumpahan darah ujung2nya
malah lahir aliran-aliran teologi baru dalam tubuh umat Islam yg tadinya satu
(sunni) menjadi beberapa aliran seperti syiah, khawarij, mu'tazilah, qodariah,
jabariah dll. Meski demikian di era dinasti ummayah spanyol dan dinasti
abbasyah di baghdad umat Islam meraih kejayaan yang gemilang di seluruh bidang
kehidupan, dilanjutkan dengan dinasti utsmanyah di turki. Beberapa hal inilah
yang mendorong kemajuan bangsa eropa barat sampai skrg. Bila kekhalifahan Islam
masih berdiri sampai sekarang tentu nasib ummat Islam tidak seperti sekarang
yang menjadi area jajahan kaum kafir bahkan umat Islam pun saat ini menjadi sangat
awam terhadap syariah Islam sehingga syariat Islam tidak diterapkan secara
keseluruhan bahkan ditentang karena HAM.
Yg menjadi pertanyaan saya:
1. Apakah sejarah Islam
yang sekarang ditulis melalui buku mengenai sejarah Islam tidak benar sesuai
kejadian yang sebenarnya?
2. Bila memang tidak benar
sejarah Islam demikian, kenapa ummat Islam sekarang terpecah belah menjadi
beberapa golongan/sekte? Bukannya bila tidak ada perselisihan pendapat
dikalangan sahabat serta fitnah dari gol. Munafik yang menyebabkan meluasnya
persoalan yang sebenarnya politik menjadi aliran teologi Islam seharusnya ummat
Islam tetap satu kesatuan.
3. Bagaimana sejarah Islam
yang benar menurut pengetahuan pak ustad? Saya dan jutaan pelajar Islam
indonesia terutama yang belajar di luar pesantren & madrasah dijejali
doktrin sejarah bahwa kemajuan peradaban lahir dibarat, dari ilmuwan teori
semuanya barat. Tidak ada yang menyinggung peran ilmuwan Islam serta
peradabannya di spanyol dan baghdad yang sebenarnya menjadi sumber kemajuan barat
sekarang, padahal dahulu mereka belajar di univ. Islam seperti kordova,
granada, salamanca, toledo, sevilla, barcelona {spanyol}, univ. Nizamiah
(baghdad) serta univ. Al-azhar (mesir) {satu2nya yang bertahan sampai
sekarang}. Seakan-Seakan Islam tidak memiliki kontribusi terhadap kemajuan
peradaban dan ilmu pengetahuan dunia.
Terimakasih,
Wassalamu'alaikum wr. Wb.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
1. Sejarah tentang umat
Islam yang sekarang ini ada belum bisa dipastikan kebenarannya. Sebab ditulis
oleh mereka yang secara idiologi dan emosi berseberangan dengan umat Islam.
Mungkin kejadiannya sama,
misalnya tetap ada perang Jamal, Shiffin dan seterusnya,
tetapi angleyang dibuat oleh mereka yang memusuhi Islam pasti akan
berbeda. Sejernih dan seobjektif apapun klaim yang mereka katakan, tetap saja
tidak akan pernah keluar dari frame pemikiran yang sudah tercetak sebelumnya.
Kita semua tahu bahwa
perang Vietnam itu pernah terjadi. Tetapi mana ada film Hollywood yang
menggambarkan tentara Amerika kalah sekaligus bersalah di dalam perang Vietnam?
Yang ada, Rambo itu selalu menang dan selalu benar. Lalu difilmkan dan
orang-orang bertepuk tangan.
Kalau seandainya orang
Vietnam bikin film, maka pasti tentara AS akan terlihat bego, tolol dan goblok.
Sama dengan tipologi bule belanda yang blo'on dalam film
nasional kita. Paling tidak, akan terkesan bengis, kejam dan tak
berprikemanusiaan.
Jadi meski kejadiannya
sama, tetapi angle yang dibuat bisa saja berbeda. Tergantung siapa yang membuatnya.
2. Terpecahnya umat Islam
sekarang ini bukan karena dahulu para shahabat nabi berpecah-belah. Yang
diributkan oleh Syiah dan Sunni hari ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan
perang Jamal, perang Shiffin, tragedi Karbala dan seterusnya.
Kisah-kisah itu kalau pun
memang pernah terjadi, sama sekali bukan faktor utama penyebab perpecahan di
masa sekarang ini. Kisah itu hanya bumbu penyedap saja.
Penyebab perpecahan umat
Islam sekarang ini justru karena keawaman mereka terhadap agamanya. Hanya
kebetulan beda cara shalatnya, sudah bikin masjid baru lagi. Hanya kebetulan
yang satu jaketnya kuning sedang yang lainnya hijau, sudah mau bikin jaket baru
lagi. Hanya kebetulan ada beda dari cara pandang, sudah siap perang dan
bunuh-bunuhan.
Apalagi tidak sedikit
teman-teman kita yang mudah sekali ditelikung oleh lawan. Hanya diberi sedikit
perangsang, dengan mudah langsung menjual 'murah' agamanya. Lalu
mengumandangkan paham liberalisme, sekulerisme dan semua yang diinginkan oleh
musuh umat.
Belum lagi tradisi
puritanisme sempit yang ternyata masih mudah dimainkan. Barat paham betul bahwa
tidak mudah menghancurkan Iraq, meski Sadam telah digantung. Tetapi ketika
'senjata pamungkas' terakhir dimainkan, yaitu memecah-belah perseteruan sunnah
syiah, maka mereka menarik untung besar-besaran. Tidak perlu lagi mesiu, cukup
adu domba saja antara sunni dan syiah, maka semua kemauan barat segera
terlaksana. Sesama muslim pun asyik saling berbunuhan.
Padahal di Iraq, orang
sunnah dan syiah itu boleh jadi satu keluarga. Mungkin ada yang suaminya syiah
lalu isterinya sunni. Atau ayahnya sunni lalu anak-anaknya syiah. Sekarang,
keluarga itu saling membunuh antara sesama, hanya karena dipicu fitnah yang
tidak jelas.
3. Sejarah kemegahan umat
Islam memang selama ini ditutupi, bukan hanya oleh barat, namun oleh umat Islam
sendiri. Apalagi umat Islam tidak punya ahli sejarah yang kritis dan orisinil.
Sehingga kita benar-benar kalah telak di bidang yang satu ini.
Yang rusak bukan hanya di
sekolah umum, tetapi yang ada di madrasah dan pesantren pun sama saja. Bahkan
sampai tingkat perguruan tinggi, jauh lebih parah lagi.
Salah satu solusinya adalah
kita harus membangun kampus atau jurusan sejarah Islam yang spesifik. Di mana
di dalamnya berkumpul para ahli sejarah yang masih shalih dan lurus. Bukan yang
mau jadi budak musuh-musuhnya dengan memelintir sejarah peradabana menjadi
sejarah pertumpahan darah.
Kurikulum sejarah Islam pun
harus dirombak total, karena yang ada sekrang ini sangat tidak berpihak kepada
umat Islam sendiri.
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/