Assalamu'alaikum Wr Wb,
Ustadz mohon penjelasannya,
1. Gaji saya sudah dipotong zakat profesi 2,5% tiap bulannya. Kemudian dari gaji itu sisanya saya tabungkan dan alhamdulillah sekarang tabungan saya kalau dihitung sudah masuk nisab. Apakah tabungan saya juga harus dibayarkan zakatnya tiap tahun?
2. Apakah zakat maal itu?
3. Apakah harta yang masuk dalam kategori wajib dikeluarkan zakat maalnya?
4. Apakah rumah tempat tinggal dan kendaraan yang dipakai untuk bekerja termasuk yang wajib dihitung dalam mengeluarkan zakat maal?
Terimakasih banyak atas jawaban Pak Ustadz.
Semoga Allah SWT memberikan keberkahan yang banyak pada Ustadz.
Ustadz mohon penjelasannya,
1. Gaji saya sudah dipotong zakat profesi 2,5% tiap bulannya. Kemudian dari gaji itu sisanya saya tabungkan dan alhamdulillah sekarang tabungan saya kalau dihitung sudah masuk nisab. Apakah tabungan saya juga harus dibayarkan zakatnya tiap tahun?
2. Apakah zakat maal itu?
3. Apakah harta yang masuk dalam kategori wajib dikeluarkan zakat maalnya?
4. Apakah rumah tempat tinggal dan kendaraan yang dipakai untuk bekerja termasuk yang wajib dihitung dalam mengeluarkan zakat maal?
Terimakasih banyak atas jawaban Pak Ustadz.
Semoga Allah SWT memberikan keberkahan yang banyak pada Ustadz.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
1. Apakah tabungan harus dibayarkan zakatnya tiap tahun walaupun sudah zakat profesi?
Harta yang kita miliki itu bermacam-macam wujudnya. Dan tiap jenis harta punya aturan masing-masing dalam ketentuan zakatnya.
Ada zakat yang harus dikeluarkan ketika seseorang menerima harta, seperti zakat hasil panen pertanian. Jenis harta seperti itu hanya dikeluarkan zakatnya pada saat menerimanya saja, dan tidak ada kewajiban zakat tiap tahun.
Dan ada zakat yang dikeluarkan berdasarkan masa kepemilikan per tahun. Selama seseorang memiliki harta itu, maka setiap tahun dia wajib mengeluarkan zakatnya. Misalnya emas dan perak yang jumlahnya memenuhi nishab, tiap tahun (haul), wajib dikeluarkan zakatnya.
Namun ketika suatu harta berubah wujud dari satu bentuk ke bentuk yang lain, asalkan sudah terpenuhi syarat dan ketentuannya, tentu tetap terkena kewajiban zakat.
Contohnya mudahnya seorang petani panen gabah yang jumlahnya sudah melebihi nisab yaitu 5 wasaq. Katakanlah dia panen 30 ton. Maka saat itu dia wajib keluarkan 5% - 10% dari hasil panennya untuk zakat. Sisanya disimpan di lumbung untuk persediaan makanan tahun-tahun mendatang.
Beras yang disimpannya itu tentu sudah tidak terkena zakat lagi. Sebab zakat beras ditetapkan berdasarkan waktu panen dan bukan berdasarkan masa kepemilikan atau penyimpanan.
Tetapi manakala si petani menjual berasnya dan dia belikan emas untuk disimpan, maka ceritanya lain lagi. Kali ini yang disimpan adalah emas dan bukan beras. Emas yang disimpan bila nilainya telah melewati nishab (85 gram), maka tiap tahun terkena zakat sebesar 2,5% dari nilai totalnya.
Dan para ulama banyak sepakat bahwa memiliki uang kertas di zaman modern ini sama hukumnya dengan menyimpan emas di masa lalu, yaitu tiap tahun tetap terkena zakat sebesar 2,5% dari nilai total.
Maka jawaban atas pertanyaan Anda bahwa selama gaji Anda disimpan dalam bentuk uang atau emas, walaupun sudah terkena zakat profesi di awal, tetap saja terkena zakat 'menimbun' uang tiap tahun.
Lain halnya bila uang gaji itu disimpan dalam bentuk selain uang atau emas, misalnya dalam bentuk beras, justru malah tidak akan terkena zakat. Karena dalam fiqih zakat tidak dikenal zakat atas penyimpanan beras tetapi yang dikenal justru zakat atas penyimpanan uang dan emas.
2. Apakah Zakat Maal itu?
Sebenarnya semua zakat itu adalah zakat mal, karena makna kata mal tidak lain adalah harta. Dan yang namanya zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta. Zakat atas kepemilikan hewan ternak, hasil tanaman, kepemilikan emas dan perak, zakat atas penimbunan barang dagangan, zakat rikaz dan ma'adin, semuanya adalah zakat atas harta yang dimiliki.
Bahkan zakat al-fithr yang diberikan kepada fakir miskin di hari Idul Fithri pun masih termasuk harta, walaupun wujudnya berupa makanan.
Namun untuk kasus di negeri kita, saya berasumsi karena selama ini orang-orang hanya membayar zakat al-fithr saja, dengan melupakan zakat-zakat lainnya, maka ada seruan dan ajakan untuk membayarkan juga zakat atas harta-harta yang dimiliki. Karena itulah keluar istilah zakat atas harta alias zakat mal.
3. Apakah harta yang masuk dalam kategori wajib dikeluarkan zakat maalnya?
Ada beberapa syarat atau kriteria harta yang wajb dikeluarkan zakatnya, yaitu :
Pertama : Dimiliki Secara Mutlak atau Sempurna
Yang dimaksud dengan harta yang dimiliki secara mutlak adalah harta yang 100% di bawah penguasaan seseorang. Sedangkan harta yang hilang atau atau dibawa kabur oleh peminjam tanpa kabar yang pasti, tidak wajib dizakati.
Harta bersama milik orang banyak juga tidak termasuk yang wajib dizakati, termasuk harta milik negara atau harta waqaf.
Kedua : Harta Produktif
Kalau tanah dibiarkan tidak produktif, maka tidak ada kewajiban zakat atasnya. Demikian juga dengan rumah, kendaraan dan apapun yang tidak memberikan pemasukan, maka tidak ada kewajiban zakat atasnya.
Tetapi ketika di atas tanah ditanami tumbuhan yang produktif, barulah ada kewajiban zakat atas hasil panennya dan bukan atas kepemilikkan tanahnya.
Ketiga : Melebihi Nishab
Harta yang jumlahnya sedikit tentu tidak ada kewajiban zakatnya. Hanya harta tertentu yang nilainya telah melebihi nishab saja yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Tetapi tiap jenis harta ada ketentuan nishabnya masing-masing, sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW dalam banyak haditsnya.
Keempat : Masa Kepemilikikan Melewati Haul
Prinsipnya, harta yang dimiliki itu tidak wajib dibayarkan zakatnya kecuali setelah ada masa kepemilikan selama satu tahu (haul). Namun memang ada jenis harta tertentu yang langsung dibayarkan saat menerimanya, misalnya zakat hasil pertanian.
Kelima : Sudah Melebihi Kebutuhan Dasar
Ketia seseorang sudah punya harta yang melebihi nishab dan melewati haul, seharusnya dia wajib keluarkan zakatnya. Tetapi manakala dia masih punya kebutuhan dasar yang membuatnya lebih memerlukan harta itu dari pada mengeluarkan zakatnya, maka zakatnya tidak wajib dan memenuhi kebutuhan dasar itulah yang justru wajib.
Keenam : Selamat Dari Hutang
Sebagian ulama menambahkan lagi satu syarat, yaitu orang yang berzakat harus sudah bebas dari kewajiban membayar hutang terlebih dahulu. Namun hutang yang dimaksud adalah hutang yang terkait dengan kebutuhan paling mendasar dalam hidupnya.
4. Apakah rumah tempat tinggal dan kendaraan yang dipakai untuk bekerja termasuk yang wajib dihitung dalam mengeluarkan zakat maal?
Kalau mengacu kepada fiqih zakat yang original, tidak ada kewajiban zakatnya. Namun sebagian orang di masa sekarang ada yang membuat tesis untuk mengenakan zakat atas semua harta itu.
Tentu tesis ini masih bisa diperdebatkan, dan tentu akan ada yang pro dan kontra atas apa yang diusulkan dalam tesis itu. Para pakar ulama dan fuqaha kontemporer masih belum sampai kata sepakat atas kewajiban zakat atas rumah dan kendaraan, selama sekedar dimiliki.
Namun kalau rumah atau kendaraan itu menjadi benda yang produktif menghasilkan uang, banyak yang setuju untuk dikenakan zakat.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc., MA
1. Apakah tabungan harus dibayarkan zakatnya tiap tahun walaupun sudah zakat profesi?
Harta yang kita miliki itu bermacam-macam wujudnya. Dan tiap jenis harta punya aturan masing-masing dalam ketentuan zakatnya.
Ada zakat yang harus dikeluarkan ketika seseorang menerima harta, seperti zakat hasil panen pertanian. Jenis harta seperti itu hanya dikeluarkan zakatnya pada saat menerimanya saja, dan tidak ada kewajiban zakat tiap tahun.
Dan ada zakat yang dikeluarkan berdasarkan masa kepemilikan per tahun. Selama seseorang memiliki harta itu, maka setiap tahun dia wajib mengeluarkan zakatnya. Misalnya emas dan perak yang jumlahnya memenuhi nishab, tiap tahun (haul), wajib dikeluarkan zakatnya.
Namun ketika suatu harta berubah wujud dari satu bentuk ke bentuk yang lain, asalkan sudah terpenuhi syarat dan ketentuannya, tentu tetap terkena kewajiban zakat.
Contohnya mudahnya seorang petani panen gabah yang jumlahnya sudah melebihi nisab yaitu 5 wasaq. Katakanlah dia panen 30 ton. Maka saat itu dia wajib keluarkan 5% - 10% dari hasil panennya untuk zakat. Sisanya disimpan di lumbung untuk persediaan makanan tahun-tahun mendatang.
Beras yang disimpannya itu tentu sudah tidak terkena zakat lagi. Sebab zakat beras ditetapkan berdasarkan waktu panen dan bukan berdasarkan masa kepemilikan atau penyimpanan.
Tetapi manakala si petani menjual berasnya dan dia belikan emas untuk disimpan, maka ceritanya lain lagi. Kali ini yang disimpan adalah emas dan bukan beras. Emas yang disimpan bila nilainya telah melewati nishab (85 gram), maka tiap tahun terkena zakat sebesar 2,5% dari nilai totalnya.
Dan para ulama banyak sepakat bahwa memiliki uang kertas di zaman modern ini sama hukumnya dengan menyimpan emas di masa lalu, yaitu tiap tahun tetap terkena zakat sebesar 2,5% dari nilai total.
Maka jawaban atas pertanyaan Anda bahwa selama gaji Anda disimpan dalam bentuk uang atau emas, walaupun sudah terkena zakat profesi di awal, tetap saja terkena zakat 'menimbun' uang tiap tahun.
Lain halnya bila uang gaji itu disimpan dalam bentuk selain uang atau emas, misalnya dalam bentuk beras, justru malah tidak akan terkena zakat. Karena dalam fiqih zakat tidak dikenal zakat atas penyimpanan beras tetapi yang dikenal justru zakat atas penyimpanan uang dan emas.
2. Apakah Zakat Maal itu?
Sebenarnya semua zakat itu adalah zakat mal, karena makna kata mal tidak lain adalah harta. Dan yang namanya zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta. Zakat atas kepemilikan hewan ternak, hasil tanaman, kepemilikan emas dan perak, zakat atas penimbunan barang dagangan, zakat rikaz dan ma'adin, semuanya adalah zakat atas harta yang dimiliki.
Bahkan zakat al-fithr yang diberikan kepada fakir miskin di hari Idul Fithri pun masih termasuk harta, walaupun wujudnya berupa makanan.
Namun untuk kasus di negeri kita, saya berasumsi karena selama ini orang-orang hanya membayar zakat al-fithr saja, dengan melupakan zakat-zakat lainnya, maka ada seruan dan ajakan untuk membayarkan juga zakat atas harta-harta yang dimiliki. Karena itulah keluar istilah zakat atas harta alias zakat mal.
3. Apakah harta yang masuk dalam kategori wajib dikeluarkan zakat maalnya?
Ada beberapa syarat atau kriteria harta yang wajb dikeluarkan zakatnya, yaitu :
Pertama : Dimiliki Secara Mutlak atau Sempurna
Yang dimaksud dengan harta yang dimiliki secara mutlak adalah harta yang 100% di bawah penguasaan seseorang. Sedangkan harta yang hilang atau atau dibawa kabur oleh peminjam tanpa kabar yang pasti, tidak wajib dizakati.
Harta bersama milik orang banyak juga tidak termasuk yang wajib dizakati, termasuk harta milik negara atau harta waqaf.
Kedua : Harta Produktif
Kalau tanah dibiarkan tidak produktif, maka tidak ada kewajiban zakat atasnya. Demikian juga dengan rumah, kendaraan dan apapun yang tidak memberikan pemasukan, maka tidak ada kewajiban zakat atasnya.
Tetapi ketika di atas tanah ditanami tumbuhan yang produktif, barulah ada kewajiban zakat atas hasil panennya dan bukan atas kepemilikkan tanahnya.
Ketiga : Melebihi Nishab
Harta yang jumlahnya sedikit tentu tidak ada kewajiban zakatnya. Hanya harta tertentu yang nilainya telah melebihi nishab saja yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Tetapi tiap jenis harta ada ketentuan nishabnya masing-masing, sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW dalam banyak haditsnya.
Keempat : Masa Kepemilikikan Melewati Haul
Prinsipnya, harta yang dimiliki itu tidak wajib dibayarkan zakatnya kecuali setelah ada masa kepemilikan selama satu tahu (haul). Namun memang ada jenis harta tertentu yang langsung dibayarkan saat menerimanya, misalnya zakat hasil pertanian.
Kelima : Sudah Melebihi Kebutuhan Dasar
Ketia seseorang sudah punya harta yang melebihi nishab dan melewati haul, seharusnya dia wajib keluarkan zakatnya. Tetapi manakala dia masih punya kebutuhan dasar yang membuatnya lebih memerlukan harta itu dari pada mengeluarkan zakatnya, maka zakatnya tidak wajib dan memenuhi kebutuhan dasar itulah yang justru wajib.
Keenam : Selamat Dari Hutang
Sebagian ulama menambahkan lagi satu syarat, yaitu orang yang berzakat harus sudah bebas dari kewajiban membayar hutang terlebih dahulu. Namun hutang yang dimaksud adalah hutang yang terkait dengan kebutuhan paling mendasar dalam hidupnya.
4. Apakah rumah tempat tinggal dan kendaraan yang dipakai untuk bekerja termasuk yang wajib dihitung dalam mengeluarkan zakat maal?
Kalau mengacu kepada fiqih zakat yang original, tidak ada kewajiban zakatnya. Namun sebagian orang di masa sekarang ada yang membuat tesis untuk mengenakan zakat atas semua harta itu.
Tentu tesis ini masih bisa diperdebatkan, dan tentu akan ada yang pro dan kontra atas apa yang diusulkan dalam tesis itu. Para pakar ulama dan fuqaha kontemporer masih belum sampai kata sepakat atas kewajiban zakat atas rumah dan kendaraan, selama sekedar dimiliki.
Namun kalau rumah atau kendaraan itu menjadi benda yang produktif menghasilkan uang, banyak yang setuju untuk dikenakan zakat.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/