Assalamu alaikum,
Ustadz yang dirahmati
ALLAH, sekarang ini banyak aliran-aliran yang semua mengaku sebagi ahli sunnah
waljamaah, dan menganggap kelompok mereka yang benar. Saya yang awam jadi
bingung mau ke kelompok yang mana mau bergabung. Di antaranya ada Ikhwanul
Muslimin, Hizbut Tahrir, Salafiah, dan Jamaah Tabliq. Terus terang saya takut
bila salah pilih. Mohon Ustadz jelaskan.
Wassalamu alaikum,
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warakamatullahi wabarakatuh,
Sebenarnya boleh dibilang bahwa kesemua kelompok yang anda sebutkan itu termasuk kelompok ahlussunnah wal jamaah. Yaitu kelompok yang masih berpegang teguh sunnah (syariat) nabi Muhammad SAW dan apa-apa yang telah diteruskan oleh jamaah (para shahabat nabi SAW).
Sebenarnya boleh dibilang bahwa kesemua kelompok yang anda sebutkan itu termasuk kelompok ahlussunnah wal jamaah. Yaitu kelompok yang masih berpegang teguh sunnah (syariat) nabi Muhammad SAW dan apa-apa yang telah diteruskan oleh jamaah (para shahabat nabi SAW).
Penyebutan istilah itu
biasanya diidentikkan sebagai lawan dari aliran-aliran sesat pada masalah
aqidah, sehingga merusak dasar keimanan. Adapun dasar aqidah keempat kelompok
itu masih di dalam koridor aqidah yang benar dan lurus. Sehingga kesemuanya
termasuk saudara-saudara kita seiman dan seaqidah. Tidak ada perbedaan apa pun
dalam masalah dasar aqidah, kecuali hanya pada detail-detail yang tidak
prinsipil, atau wialyah yang masih dimungkinkan terjadinya perbedaan pendapat.
Tujuan Ikut Kelompok
Lepas dari masalah
keahlisunnahan masing-masing kelompok itu dan peranan mereka, kalau judulnya
ingin belajar agama dan ilmu-ilmu syariah, sebenarnya yang lebih cepat bukan
dengan masuk ke berbagai kelompok itu. Tetapi belajar kepada para ahli di
bidang ilmu-ilmu langsung, baik berupa institusi formal seperti universitas
Islam atau pun secara non formal dengan para ulama yang ahli di bidangnya.
Bahwa para ulama itu
ternyata berlatar belakang suatu kelompok, asalkan dia ahli di bidangnya dan
tetap berlaku profesional dengan ilmunya, tentu tidak mengapa. Tetapi yang kami
tekankan di sini, belajar mendalami ilmu-ilmu keIslaman secara intensif, mendalam
dan kontinyu, justru lebih cepat mengantarkan anda kepada ilmu-ilmu keIslaman.
Dan kalau arahnya memang kepada belajar syariah, menjadi penting dari sekedar
ikut-ikutan berbagai kelompok yang ada.
Mengapa demikian?
Sebab saat ini sudah
terlalu banyak kelompok dengan beragam aktifitas mereka. Sayangnya, tidak semua
aktifitas kelompok itu segera menyampaikan anda kepada ilmu-ilmu keIslaman.
Bahkan kalangan yang paling aktif menyelenggaraan tarbiyah, tasqif, kajian dan
majelis taklim pun, secara kualitas masih terbilang sangat rendah intensitas
kurikulumnya.
Belum ada di antara
berbagai kelompok itu yang bisa memastikan para pengikutnya mahir berbahasa
Arab. Apalagi sampai bisa membaca kitab berbahasa arab. Semata-mata ikut dalam
kelompok itu belum tentu menjadikan kita sebagai mufassir, muhaddits, fuqaha, ahli
ilmu dan seterusnya.
Kemampuan sebagaiulama dan
ahli ilmu memang tidak bisa dilahirkan lewat perbagai macam pergerakan itu
semata. Tetapi harus lewat sebuah proses talabul ilmi (menunutut
ilmu). Yaitu menjadi mahasiswa para ulama atau di berbagai pusat pengajaran
agama Islam di dunia ini. Seperti Al-Azhar Asy-Syarif yang telah berusia lebih
dari 1.000 tahun. Dari rahim lembaga seperti inilah lahir para ulama, mufassir,
muhaddits, fuqaha', pemimpin umat serta para ahli ilmu.
Kesanalah seharusnya anda menatap,
kalau niatnya ingin belajar agama dan ilmu-ilmu syariah. Bahkan para tokoh
ulama yang ada di berbagai kelompok itu, justru keluaran dari berbagai
universitas Islam. Di sanalah mereka ditempa menjadi para ulama dari segi
keilmuan. Bukan semata di dalam kelompoknya.
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warakamatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/