Berikut adalah beberapa referensi tentang sifat shalat nabi disertai
dalilnya yang dapat menjadi rujukan bagi kita dalam melaksanakan shalat.
1.
BERSUCI
ยท
Sesuai
firman Allah : Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki.....(QS. Al-Maidah : 6)
2.
MEMAKAI SUTRAH ( PENGHALANG/PEMBATAS)
3.
BERDIRI MENGHADAP KIBLAT
ยท
โPeliharalah segala sholat-(mu), dan
(peliharalah) sholat wusthoo. Berdirilah karena Allooh (dalam
sholatmu) dengan khusyu`.( QS. Al Baqoroh (2)
ayat 238)
ยท
dari Shohabat โImron bin Hushoin ุฑุถู ุงููู ุนูู,
beliau berkata: โAku menderita wasir, maka aku bertanya pada Rosuulullooh ุตูู
ุงููู ุนููู ูุณูู
, kemudian beliau ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
menjawab, โSholatlah
engkau dengan berdiri. Jika kamu tidak mampu maka duduklah. Dan jika kamu tidak
mampu maka berbaringlah.โ (Bukhoory no: 1117)
ยท
โSungguh Kami (sering) melihat mukamu
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang
kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di
mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan
Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar
dari Robb-nya; dan Allooh sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan.โ (QS. Al Baqoroh (2) ayat 144 )
ยท
Dari Abu Hurairoh ุฑุถู ุงููู ุนูู, bahwa
Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
bersabda: โJika kamu berdiri sholat,
maka sempurnakanlah wudhu kemudian menghadaplah ke Kiblat,
kemudian bertakbirlah.โ (Bukhoory no: 6251 dan Muslim no: 397)
4.
NIAT
ยท
Umar bin Khoththoob ุฑุถู ุงููู ุนูู, bahwa
Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
bersabda: โSesungguhnya seluruh amalan
itu (hendaknya) dibarengi oleh niat dan sesungguhnya setiap orang berhak
mendapat dari apa yang diniatkannya.โ (HR. Bukhari : 1)
5.
TAKBIRATUL IHRAM
a)
Mengangkat Kedua Tangan dan bersedekap
Adapun posisi tangan saat Takbiirotul Ihrom, bisa
dengan 2 pilihan cara:
ยท
MENGANGKAT KEDUA TANGAN HINGGA UJUNG JARI
SEJAJAR BAHU
Dari
Shohabat โAbdullooh bin โUmar berkata โAdalah Rosuulullooh ุตูู
ุงููู ุนููู ูุณูู
jika berdiri sholat, beliau ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
mengangkat
kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya.โ (Abu
Daawud no: 722 dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany)
Dari
Shohabat โAbdullooh bin โUmar โAku melihat Rosuulullooh ุตูู ุงููู
ุนููู ูุณูู
apabila membuka sholat, maka beliau ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
mengangkat
kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, dan ketika akan
ruku,โ dan ketika bangun dari rukuโ. Tetapi tidak mengangkat kedua tangannya
diantara dua sujud.โ (Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 390)
ยท
MENGANGKAT KEDUA TANGAN HINGGA UJUNG JARI
SEJAJAR KEDUA DAUN TELINGA:
Dari
Waaโil bin Hujr ุฑุถู ุงููู ุนูู. Bahwa beliau berkata โSungguh aku melihat
Sholat Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
dimana ketika beliau ุตูู
ุงููู ุนููู ูุณูู
membuka sholat, beliauุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
bertakbir
dan mengangkat kedua tangannya sehingga aku lihat kedua ibu jarinya dekat
dengan kedua telinganya.โ (HR. Ibnu Al Jaruud dalam Kitab โAl
Muntaqoโ no: 202)
Dari
Shohabat Waaโil bin Hujr ุฑุถู ุงููู ุนูู โRosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู
ูุณูู
mengangkat kedua tangannya ketika membuka sholat sehingga
kedua ibu jarinya sejajar dengan daun kedua telinganya.โ (Imaam
Ahmad no: 18869, dishohiihkan oleh Syaikh Syuโaib Al Arnaโuuth)
b)
Melafadzkan Takbir ( AllohuAkbar)
Takbir tidak hanya sekedar didalam hati, melainkan
diucapkan. Minimal terdengar oleh kita sendiri. Dalilnya:
ยท
Dari
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu โanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Kunci
shalat itu adalah kesucian dan yang mengharamkannya (dari segala hal di luar
shalat) adalah takbir". (HR. Khamsah kecuali An-Nasai)
ยท
Dari
Rufa'ah Ibnu Rafi' bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Tidak sah shalat
serorang hamba hingga dia berwudhu' dengan sempurna dan menghadap kiblat lalu mengucapkan Allahu Akbar. (HR. Ashabus
Sunan dan Tabarany)
ยท
Bila
kamu shalat maka bertakbirlah. (HR. Muttafaqun Alaihi/bukhari dan muslim)
c)
Posisi
Tangan Setelah Takbiratul Ihrom
Untuk
posisi tangan ada 2, yaitu bersedekap atau menjulurkannya. Berikut
penjelasannya:
1)
Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri (bersedekap). Dalilnya:
ยท
Dari Wail bin
Hajr radhiyallahu โanhu bahwa dia melihat Rasulullah SAW mengangkat kedua
tangannya ketika memulai shalat, lalu bertakbir Kemudian beliau
(Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
)
meletakkan tangan kanannya diatas punggung telapak tangan kirinya dan
atau pada pergelangan tangan kirinya dan atau pada punggung tangan
kirinya. (Abu Daawud no: 727 dan Imaam Ahmad no: 18890)
ยท
dari Sahl bin
Saโadุฑุถู ุงููู ุนูู bahwa beliau ุฑุถู ุงููู ุนูู berkata : โAdalah orang-orang
diperintahkan agar meletakkan tangan kanannya diatas siku tangan kirinya
dalam sholatโฆโ (Imaam Al Bukhoory no: 740)
v posisi tangan saat
bersedekap :
ยท
Dibawah pusat
Mereka yang mengatakan bahwa posisi tangan
itu di bawah pusar diantaranya adalah Al-Hanafiyah, dengan landasan hadits
berikut ini :
Diriwayatkan
dari Ali bin Abi Thalib ra,"Termasuk sunnah adalah meletakkan kedua tangan
di bawah pusat".(HR.
Ahmad dan Abu Daud).
ยท
Antara
Pusar dan Dada
Diantara yang berpendapat demikian adalah
Asy- Syafi'iyah. Dan bahwa posisinya agak miring ke kiri, karena disitulah
posisi hati, sehingga posisi tangan ada pada anggota tubuh yang paling mulia.
Dalilnya :
Dari
Wail bin Hajr radhiyallahu โanhu berkata,โAku melihat Rasulullah SAW shalat dan
meletakkan kedua tangannya diatas dada.(HR. Ibnu Khuzaemah)
ยท
Di
atas dada
Dari
Wail bin Hajr radhiyallahu โanhu berakta,โAku melihat Rasulullah SAW shalat dan
meletakkan kedua tangannya diatas dada.(HR. Ibnu Khuzaemah)
2) Tetap menjulurkannya dan tidak
bersedekap.
Jadi cukup
mengangkat tangan dan melafadzkan takbir, tapi tidak meletakkan tangan kanan
diatas tangan kiri, tetapi dibiarkan menjulur. Dalilnya : dalam Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 753 dan Imaam At
Turmudzy no: 240, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany,
dari
Shohabat Abu Hurairoh ุฑุถู ุงููู ุนูู,: โBahwa
Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
jika memasuki
sholat, maka beliau ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
mengangkat
kedua tangannya sembari menjulurkannya.โ
v ARAH MATA SHALAT ADALAH TEMPAT SUJUD
Dalilnya:

ยท
Dan sebagaimana terdapat keterangan
dari โAaโisyah ุฑุถู ุงููู ุนููุง bahwa sebagaimana diriwayatkan oleh Imaam Al
Haakim dalam Kitab โAl Mustadrokโ no: 1761 dan kata beliau
keterangan itu disebutnya sebagai Hadits yang Shohiih, memenuhi syarat
Imaam Al Bukhoory dan Al Imaam Muslim, hanya saja mereka tidak mengeluarkannya;
juga diriwayatkan oleh Al Imaam Al Baihaqy dalam โAs Sunnan Al Kubroโ
no: 9726, dan syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam โSifat Sholat Nabiโ
Jilid 1 halaman 232 menyetujui penshohiihan keduanya. Bahwa โAaโisyah
ุฑุถู ุงููู ุนููุง mengagumi seorang Muslim ketika masuk Kaโbah mengangkat
pandangannya kearah atap Kaโbah, berdoa sebagai bentuk pengagungan terhadap
Allooh ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู, lalu ketika itu Rosuulullooh ุตูู ุงููู
ุนููู ูุณูู
masuk, sedangkan Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
tidak meninggalkan
pandangannya dari tempat sujudnya sehingga dia keluar dari Kaโbah.
6.
MEMBACA DOA IFTITAH
ยท
Diantara
doa iftitah yang rosululloh gunakan:
Dari Abi Hurairah radhiyallah โanhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila bertakbir memulai shalat, beliau diam sejenak sebelum mulai membaca (Al-Fatihah). Maka aku bertanya padanya dan beliau menjawab,โAku membaca : Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana Engaku mensucikan pakaian dari kotoran. Ya Allah, mandikan aku dengan air, salju dan embun". (HR. Muttafaq โalaihi/bukhari dan muslim)
ยท
Atau dapat pula doa iftitah seperti ini:
Dari Umar radhiyallahu โanhu
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca : โMaha suci Engkau dan
segala puji untuk-Mu. Diberkahilah asma-Mu, tinggilah keagungan-Mu. Dan tiada
tuhan kecuali Engkau.(HR. daud dishahihkan albani dalam sifatu shalatin nabi
SAW hal 93)
7.
MEMBACA ALFATIHAH
Membaca AL-FATIHAH hukumnya wajib. Dalilnya:
ยท
Dari
Ubadah bin Shamit ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,โTidak sah shalat
kecuali dengan membaca ummilquran (surat Al-Fatihah)"(HR. Bukhari Muslim)
v
Namun para ulama berbeda pendapat tentang
hokum membaca surat Al-Fatihah bagi makmum yang shalat dibelakang imam, apakah
tetap wajib membacanya, ataukah bacaan imam sudah cukup bagi makmum, sehingga
tidak perlu lagi membacanya.berikut penjelasan beberapa pendapat :
a)
Mazhab
Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah
Mazhab
Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa seorang makmum dalam shalat
jamaah yang jahriyah (yang bacaan imamnya keras) untuk tidak membaca
apapun kecuali mendengarkan bacaan imam. Sebab bacaan imam sudah dianggap
menjadi bacaan makmum. Dasar landasan pendapat mereka adalah hadits nabi SAW
berikut ini :
ยท
Orang
yang punya imam maka bacaan imam adalah bacaan baginya.(HR. Ibnu Majah)
Namun
kedua mazhab ini sepakat untuk shalat yang sirriyah(yang bacaan imamnya kecil
tidak terdengar), para makmum lebih disukai (mustahab) untuk membacanya
secara perlahan juga, seperti dalam shalat dzuhur dan ashar.
b)
Mazhab
As-Syafi'i
Mazhab
As-syafi'iyah mewajibkan makmum dalam shalat jamaah untuk membaca surat
Al-Fatihah, baik dalam shalat jahriyah(yang bacaan imamnya keras) maupun
shalat sirriyah(yang bacaan imamnya tidak bersuara). Dasarnya adalah
hadits-hadits shahih:
ยท
Dari
Ubadah bin Shamit ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,โTidak sah shalat
kecuali dengan membaca ummilquran (surat Al-Fatihah)"(HR. Bukhari Muslim)
Namun
mazhab Asy-Syafiโiyah juga memperhatikan kewajiban seorang makmum untuk
mendengarkan bacaan imam, khususnya ketika di dalam shalat jahriyah(yang
bacaan imamnya keras).dalilnya:
ยท
Dan
apabila dibacakan Al-Quran, dengarkan dan perhatikan. (QS. Al-Aโraf : 204)
Jadi
ketika imam membaca surat Al-Fatihah, makmum harus mendengarkan dan
memperhatikan bacaan imam, lalu mengucapkan lafadz โaminโ bersama-sama dengan
imam. Begitu selesai mengucapkan โaminโ, masing-masing makmum membaca sendiri
sendiri surat Al-Fatihah secara sirr (tidak terdengar) sampai selesai,
lalu setelah selesai membaca alfatihah makmum kembali mendengarkan imam membaca
surat pendek.
Dalam hal ini, imam yang mengambil mazhab
Asy-Syafiโiyah ini biasanya akan memberikan jeda sejenak, sebelum memulai
membaca ayat-ayat Al-Quran berikutnya untuk memberi kesempatan makmum membaca
alfatihah. Dan jeda itu bisa digunakan untuk bernafas dan beristirahat sejenak.
Namun dalam pandangan mazhab ini,
kewajiban membaca surat Al-Fatihah gugur dalam kasus seorang makmum yang
tertinggal dan mendapati imam sedang ruku'. Maka saat itu yang bersangkutan
ikut ruku' bersama imam dan sudah terhitung mendapat satu rakaat
v
Mengucapkan
Amin
-Dari Nu'aim
Al-Mujammir radhiyallahu โanhu berkata,โAku shalat di belakang Abu Hurairah,
beliau membaca : bismillahirrahmanirrahim. Kemudian beliau membaca ummul-quran
(Al-Fatihah), hingga beliau sampai kata (waladhdhaallin) beliau mengucapkan :
Amien. Dan beliau mengucapkannya setiap sujud. Dan bila bangun dari duduk
mengucapkan : Allahu akbar. Ketika salam beliau berkata : Demi Allah Yang
jiwaku di tangan-Nya, aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. (HR. An-Nasai dan Ibnu Khuzaemah).
-Dari Abi Hurairah
radhiyallahu โanhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Apabila imam
mengucapkan "Amien", maka ucapkanlah juga. Siapa yang amin-nya
bersamaan dengan ucapan amin para malaikat, maka Allah mengampunkan
dosa-dosanya yang telah lampau.(HR. Jamaah kecuali At-Tirmizy)
v
Apakah
Basmalah Termasuk Al-Fatihah?
a)
Mazhab
Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Hanabilah
Mazhab
ini berpendapat bahwa basmalah bukan
bagian dari surat Al-Fatihah. Kalau pun kita membacanya di awal surat Al-Fatihah,
kedudukannya sunnah ketika membacanya. Namun mazhab ini tetap mengatakan bahwa
bacaan basmalah pada surat Al-Fatihah sunnah untuk dibaca, dengan suara yang
sirr atau pelan. Dalilnya :
ยท
Dari
Anas bin Malik radhiyallahuanhu berkata,โAku shalat di belakang Rasulullah SAW,
Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahuanhum. Mereka memulai qiraat dengan
membaca Al-Hamdulillahirabbil โalamin, dan tidak membaca
bismillahirramanirrahim di awal qiraat atau di akhirnyaโ. (HR. Bukhari dan
Muslim)
b)
Mazhab
As-Syafi'iyah
Menurut
mazhab As-Syafi'iyah, lafaz basmalah
adalah bagian dari surat Al-Fatihah. Sehingga wajib dibaca dengan jahr (dikeraskan)
oleh imam shalat dalam shalat jahriyah. Dalilnya adalah hadits berikut:
ยท
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu โanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Bila kamu
membaca surat Al-Fatihah, maka bacalah bismillahirrahmanirrahim, karena
bismillahir rahmanirrahim adalah salah satu ayatnya". (HR.
Ad-Daruquthuny).
ยท
Fatihatul-kitab
(surat Al-Fatihah) berjumlah tujuh ayat. Ayat pertama adalah
bismillahirrahmanirrahim. (HR. Al-Baihaqi)
ยท
Hadits yang senada juga diriwayatkan oleh
Al-Bukhari dan Muslim dengan isnad yang shahih dari Ummi Salamah. Dan dalam
kitab Al-Majmu' ada 6 orang shahabat yang meriwayatkan hadits tentang basmalah
adalah bagian dari surat Al-Fatihah (Al-Imam
An-Nawawi, Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, jilid 3 hal. 302)
8.
RUKU
ยท
Perintah ruku : Wahai orang-orang yang beriman,
rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Robbmu dan berbuatlah kebajikan, supaya
kamu mendapat kemenangan. (QS. Al-Hajj : 77)
ยท
GERAKAN TANGAN KETIKA RUKUUโ

dari Shohabat โAbdullooh bin โUmar ุฑุถู ุงููู ุนูู,
bahwa: โRosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู
ูุณูู
mengangkat
kedua tangannya hingga sejajar
dengan kedua bahunya ketika memulai sholat dan ketika bertakbir untuk
rukuuโ dan ketika beliau ุตูู
ุงููู ุนููู ูุณูู
bangun dari rukuuโ.โ
ยท
POSISI TANGAN DISAAT RUKUUโ

dari โAbdullooh bin โUmar ุฑุถู ุงููู ุนูู,
beliau berkata: โRosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู
ูุณูู
mengajari kami
sholat, lalu beliau ุตูู ุงููู
ุนููู ูุณูู
bertakbir dan mengangkat kedua tangannya, dan ketika rukuuโ beliau
ุตูู ุงููู ุนููู
ูุณูู
meletakkan
kedua tangannya diatas lututnya.โ
Dimana
yang demikian itu dibenarkan oleh Saโad ุฑุถู ุงููู ุนูู, dengan mengatakan, โKami
mengerjakan ini, kemudian kami diperintahkan dengan ini, yaitu memegang
kedua lutut.โ
ยท
KEADAAN TUBUH PADA SAAT RUKUUโ


-
Harus ada jeda waktu sejenak untuk berada pada posisi ruku' yang
disebut dengan istilah thuma'ninah. Dalilnya adalah sabda Nabi SAW berikut
ini : Dari Abi
Qatadha berkata bahwa Rasululah SAW bersabda,"Pencuri yang paling buruk
adalah yang mencuri dalam shalatnya". Para shahabat bertanaya,"Ya
Rasulallah, bagaimana mencuri dalam shalat?". "Dengan cara tidak
menyempurnakan ruku' dan sujudnya". atau beliau bersabda,"Tulang
belakangnya tidak sampai lurus ketika ruku' dan sujud". (HR. Ahmad,
Al-Hakim, At-Thabarany, Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban)
9.
IโTIDAL
Iโtidal adalah posisi dimana seseorang berdiri tegak
lurus sejenak diantara ruku dan sujud.
PERINTAH UNTUK BERDIRI TEGAK LURUS SAAT IโTIDAAL
ยท
Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad no:
10812, dan Syaikh Syuโaib Al Arnaaโuth meng-Hasankannya. Bahkan Syaikh
Nashiruddin Al Albaany dalam Kitab โShohiih At Targhiib wat Tarhiibโ
no: 531 mengatakan Hadits ini Shohiih Lighoirihi, dari Shohabat Abu
Hurairoh ุฑุถู ุงููู ุนูู, bahwa Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
bersabda: โAllooh
tidak akan memandang pada sholat seseorang yang tidak menegakkan tulang
rusuknya antara rukuuโ-nya dan sujud-nya.
ยท
dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim
no: 498 dari โAaโisyah ุฑุถู ุงููู ุนููุง bahwa:
โAdalah Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
apabila mengangkat
kepalanya dari rukuuโ, tidak bersujud sehingga berposisi berdiri
tegak lurus.โ
ยท
Bahkan lebih jelas lagi adalah
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Imaam Al Bukhoory dalam Shohiih-nya
no: 828, dimana para Shohabat menggambarkan bahwa: โRosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
apabila rukuuโ maka kedua tangan beliau ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
menggenggam
kedua lutut, kemudian meluruskan punggungnya dan apabila mengangkat kepalanya
dari rukuuโ beliau ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
berdiri tegak sehingga
setiap sendi kembali ke tempat semula.โ
POSISI TANGAN SAAT IโTIDAAL
ยท
Kembali bersedekap, yaitu meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri dengan 4 pilihan yang disebutkan diatas saat takbiratul ihram.
Dalilnya : diriwayatkan oleh Al Imaam Al Bukhoory dalam Shohiih-nya no: 740,
dari salah seorang Shohabat bernama Sahl bin Saโad ุฑุถู ุงููู ุนูู, beliau
berkata:
Semua
posisi tangan kita itu adalah pada posisi tangan sebagaimana yang dijelaskan
oleh Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
, maka ketika tidak ada penjelasan
dimana letak posisi tangan kita disaat Iโtidaal, otomatis tangan kita itu
adalah kembali ke posisi semula yaitu bersedekap, karena kita sadari
bersama bahwa saat ini kita sedang sholat. Sedangkan posisi tangan pada saat
sholat adalah tangan kanan diatas tangan kiri diatas dada. Yang demikian
itu lah yang menjadi jawaban Syaikh Al โUtsaimin ุฑุญู
ู ุงููู dalam โKoleksi
Fatwa dan Risalahโ-nya no: 450.
ยท
Tetap Mejulurkannya. Dalilnya :
Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 753 dan Imaam At Turmudzy no: 240, dari
Shohabat Abu Hurairoh ุฑุถู ุงููู ุนูู, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al
Albaany: โBahwa Rosuulullooh ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
jika
memasuki sholat, maka beliau ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
mengangkat
kedua tangannya sembari menjulurkannya.โ
Jadi hadist ini dapat dijadikan dasar ketika seseorang yang
berdiri Iโtidal boleh menjulurkan tangannya, karena Rosululloh pernah
mencontohkan ketika berdiri tegak didalam shalat,beliau tidak bersedekap. sehingga
ketika berdiri Iโtidal, kita boleh mengambil contoh berdirinya Rosululloh SAW
saat posisi tegak, yaitu tanpa bersedekap.
Wallohuaโlam.