THUMA’NINAH DALAM I’TIDAAL
Thuma’ninah artinya berhenti sejenak (sejenak itu adalah lama waktunya
sekedar seorang mengucapkan satu kali tasbih), antara satu gerakan ke gerakan
yang lainnya.
Dimana thuma’ninah ini
dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6667 dan Al Imaam
Muslim no: 397, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى
الله عليه وسلم bersabda: “Kemudian rukuu’-lah kamu sehingga thuma’ninah
dalam keadaan rukuu’; kemudian bangkitlah kamu dari rukuu’ sehingga kamu
I’tidaal dalam keadaan berdiri thuma’ninah, kemudian sujudlah sehingga kamu
sujud dalam keadaan thuma’ninah.”
MAKMUM TIDAK PERLU MEMBACA SAMI’ALLOHULIMAN HAMIDAH
·
Rosululloh SAW bersabda : apabila
(imam) mengucap “SAMI’ALLOHULIMAN
HAMIDAH”, maka ucapkanlah oleh
kalian ( wahai makmum): “ROBBANA
LAKALHAMDU”. (HR. bukhari dan Muslim)
10.
SUJUD
·
BERGERAK TURUN MENUJU SUJUD
mengucapkan
“Alloohu Akbar” ketika ia turun menuju sujud, sebagaimana dijelaskan
dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 803 dan Al Imaam Muslim no: 392,
dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم :
“Mengatakan “Alloohu Akbar” ketika turun menuju Sujud.”
·
TANGAN ATAU LUTUT YANG LEBIH DAHULU SAAT
TURUN SUJUD
a)
DALIL
LUTUT TERLEBIH DAHULU=
Dari Wail Ibnu Hujr berkata,"Aku melihat Rasulullah SAW bila sujud
meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. Dan bila bangun dari sujud
beliau mengangkat tangannya sebelum mengangkat kedua lututnya. (HR.LIMA kecuali
Ahmad)
b)
DALIL
TANGAN DAHULU
: Dari Abi Hurariah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasululah SAW
bersabda,"Bila kamu sujud janganlah seperti duduknya unta. Hendaklah kamu
meletakkan kedua tangan terlebih dahulu baru kedua lutut. (HR. Ahmad, Abu Daud,
Nasai dan Tirmizy)
Ibnu
Sayid An-Nas berkata bahwa hadits yang menyebutkan tentang meletakkan tangan
terlebih dahulu lebih kuat. Namun Al-Khattabi mengatakan sebaliknya yaitu hadits bersujud dengan tangan terlebih dahulu
lebih lemah dari hadits yang lutut terlebih dahulu. Maka demikianlah para ulama
berbeda pendapat tentang mana yang sebaiknya didahulukan ketika melakukan
sujud. Dan Imam An-Nawawi berkata bahwa diantara keduanya tidak ada yang lebih
rajih (lebih kuat). Artinya, menurut beliau keduanya sama-sama kuat dan
sama-sama bisa dilakukan.
·
Ketika sujud harus 7 anggota badan menempel dengan lantai,
yaitu: Dahi bersamaan satu paket dengan
hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan dua kaki. Dalilnya:
-Dari Ibnu Abbas
ra berkata,"Aku diperintahkan untuk sujud di atas 7 anggota. (Yaitu) wajah
(dan beliau menunjuk hidungnya), kedua tangan, kedua lutut dan kedua tapak
kaki.(HR. Bukhari dan Muslim)
·
Posisi kedua tangan harus melebar, tidak boleh menempel
dengan badan. Dan siku tidak boleh menempel lantai karena seperti anjing. Dalilnya:
melebar
|
-sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 401
dari Shohabat Wa’il bin Hujr رضي الله عنه, dimana dijelaskan bahwa: “Ketika
beliau (Nabi) صلى الله عليه وسلم bersujud, beliau صلى الله
عليه وسلم bersujud diantara kedua telapak tangannya.”
-dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no:
390 dan Al Imaam Muslim no: 495, dari Shohabat ‘Abdullooh bin Maalik bin
Buhainah رضي الله عنه, bahwa: “Nabiصلى الله عليه وسلمjika
sholat, merenggangkan kedua tangannya hingga nampak putih ketiaknya.”
-Kemudian dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 494, dari
Al Baroo’ bin Al Azib رضي الله عنه, beliau berkata, bahwa Rosuulullooh صلى الله
عليه وسلم bersabda: “Jika kamu sujud maka letakkanlah kedua telapak
tanganmu dan angkat kedua sikumu.”
-Dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 822 dan Imaam
Muslim no: 493, dari Shohabat Anas bin Maalik رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh
صلى الله عليه وسلم bersabda: “Luruslah kalian dalam sujud dan jangan lah
seorang dari kalian menghamparkan kedua sikunya seperti anjing.”
·
Posisi badan lurus tidak melengkung. paha depan tidak
menempel dengan perut, paha belakang juga tidak menempel betis. dalilnya
Tidak nempel
|
LURUS
|
-Dari
Shohabat Anas bin Maalik رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
bersabda: “Luruslah kalian dalam
sujud…..”(HR. Bukhoory no: 822 dan Imaam Muslim no: 493)
·
Telapak
kaki belakang(tumit) merapat dan tegak lurus. Dalilnya :
Rapat&tegak
|
-Hal
serupa dikuatkan oleh riwayat lain sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imaam Hakim
dalam Kitab Al Mustadrok no: 832, dimana beliau mengatakan, “Hadits
ini Shohiih memenuhi syarat Shohiih Imaam Al Bukhoory dan Al Imaam Muslim,
tetapi keduanya tidak mengeluarkannya dengan redaksi ini; dan saya tidak
tahu seorangpun yang menyebutkan penggabungan kedua tumit dalam sujud, selain
dalam Hadits ini.”
-Juga
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Imaam Ibnu Huzaimah dalam Shohiih-nya
no: 654, dan Syaikh Al A’dzomy mengatakan Sanadnya Shohiih. Bahwa
‘Aa’isyah رضي الله عنها berkata: “Suatu malam aku kehilangan Rosuulullooh صلى
الله عليه وسلم, padahal semula beliau صلى الله عليه وسلم seranjang
denganku. Tiba-tiba aku temui beliau صلى الله عليه وسلمdalam
keadaan sujud, merapatkan kedua tumit kakinya, menghadapkan jari-jemari kakinya
kearah Kiblat.”
11.
DUDUK
DIANTARA 2 SUJUD
·
Imaam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata dalam Kitab “Zaadul
Ma’ad” Jilid I halaman 230: “Kemudian Rosuulullooh صلى الله عليه
وسلم mengangkat kepalanya (dari sujud) sembari bertakbir tanpa mengangkat
kedua tangannya, dan beliau صلى الله عليه وسلم melalukan itu sebelum
mengangkat kedua tangannya, kemudian duduk dengan menghamparkan kaki kiri,
lalu mendudukinya dan menegakkan kaki kanannya.”
12.
DUDUK ISTIRAHAT
·
Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory
no: 824, masih melalui Maalik bin Al Huwairits رضي الله عنه: “Dan apabila
mengangkat kepalanya dari sujud kedua, maka beliau صلى الله عليه وسلم
duduk (duduk istirahat) dan bertumpu pada bumi, kemudian bangun.”