Assalamu 'alaikum wr. wb.
Ketika kemarin saya berlebaran ke rumah teman dan mengucapkan minal-aidin wal-faizin, saya ditegur oleh teman saya itu.
Teman saya itu bilang bahwa ucapan minal aidin wal faizin itu maknanya bukan mohon maaf lahir dan batin. Terus terang saya kaget, sebab setahu saya semua orang mengatakan hal itu.
Dia juga bilang bahwa ucapan itu tidak ada contoh dari Al-Quran dan Al-Hadits. Saya jadi tambah bingung, maklum saya masih awam dalam masalah agama.
Jadi saya mohon klarifikasi dan penjalasannya ustadz.
Wassalam
Ketika kemarin saya berlebaran ke rumah teman dan mengucapkan minal-aidin wal-faizin, saya ditegur oleh teman saya itu.
Teman saya itu bilang bahwa ucapan minal aidin wal faizin itu maknanya bukan mohon maaf lahir dan batin. Terus terang saya kaget, sebab setahu saya semua orang mengatakan hal itu.
Dia juga bilang bahwa ucapan itu tidak ada contoh dari Al-Quran dan Al-Hadits. Saya jadi tambah bingung, maklum saya masih awam dalam masalah agama.
Jadi saya mohon klarifikasi dan penjalasannya ustadz.
Wassalam
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Apa yang dikatakan teman Anda itu memang benar, bahwa ucapan 'minal aidin wal faizin' dalam bahasa Arab memang bukan bermakna 'mohon maaf lahir dan batin'. Sayangnya, banyak orang yang terlanjur salah kaprah. Mungkin karena tidak tahu bahasa Arab, atau tahu tapi kurang teliti, lalu seakan-akan ungkapan ini bermakna mohon maaf lahir dan batin.
Padahal kalau kita bedah kata-katanya satu per satu, tidak ada satu pun yang mengandung unsur minta maat, apalagi pakai lahir dan batin segala. Mari kita rinci keempat kata itu satu per satu :
Minal = من
Kata aslinya bukan minal tetapi 'min' saja. Namun karena pembacaannya disambung dengan kata al-aidin sesudahnya diawali dengan alif-lam (makrifah), maka kalau dibaca keduanya menjadi min al-aidinatau kadang ditulisnya menjadi minal aidin,
Secara harfiyah, kata 'min' itu berarti dari, termasuk atau sebagian dari. Misalnya pepatah arab bilang an-nadzafatu minal iman, kebersihan itu sebagian dari iman.
Aidini = عائدين
Kata ini adalah isim fail (pelaku) dari perbuatan kembali. Asal katanya dalam bentuk fi'il madhi adalah 'aada - ya'uudu (عاد - يعود).
Bentuk tunggal isim failnya adalah 'aid saja, tetapi karena jumlahnya banyak, maka bentuknya jamaknya menjadi 'aidin. Aritnya adalah orang-orang yang kembali.
Wal = و
Artinya adalah 'dan'.
Faizin = الفائزين
Faizin adalah bentuk isim fail dalam bentuk jamak. Bentuk tunggalnya adalah faiz saja. Dan kata dasarnya adalah faaza - yafuuzu (فاز - يفوز) yang artinya menang atau beruntung.
Maka kata 'faizin' artinya adalah orang-orang yang menang atau mendapatkan kemenangan. Dan juga bermakna orang-orang yang beruntung atau mendapatkan keberuntungan.
Lalu apa arti harfiyah dari empat kata itu : dari | orang-orang yang kembali | dan | orang-orang yang menang/beruntung.
Sebenarnya lafadz ini merupakan doa sekaligus tahini'ah (greeting) yang terpotong. Lengkapnya adalah :
Apa yang dikatakan teman Anda itu memang benar, bahwa ucapan 'minal aidin wal faizin' dalam bahasa Arab memang bukan bermakna 'mohon maaf lahir dan batin'. Sayangnya, banyak orang yang terlanjur salah kaprah. Mungkin karena tidak tahu bahasa Arab, atau tahu tapi kurang teliti, lalu seakan-akan ungkapan ini bermakna mohon maaf lahir dan batin.
Padahal kalau kita bedah kata-katanya satu per satu, tidak ada satu pun yang mengandung unsur minta maat, apalagi pakai lahir dan batin segala. Mari kita rinci keempat kata itu satu per satu :
Minal = من
Kata aslinya bukan minal tetapi 'min' saja. Namun karena pembacaannya disambung dengan kata al-aidin sesudahnya diawali dengan alif-lam (makrifah), maka kalau dibaca keduanya menjadi min al-aidinatau kadang ditulisnya menjadi minal aidin,
Secara harfiyah, kata 'min' itu berarti dari, termasuk atau sebagian dari. Misalnya pepatah arab bilang an-nadzafatu minal iman, kebersihan itu sebagian dari iman.
Aidini = عائدين
Kata ini adalah isim fail (pelaku) dari perbuatan kembali. Asal katanya dalam bentuk fi'il madhi adalah 'aada - ya'uudu (عاد - يعود).
Bentuk tunggal isim failnya adalah 'aid saja, tetapi karena jumlahnya banyak, maka bentuknya jamaknya menjadi 'aidin. Aritnya adalah orang-orang yang kembali.
Wal = و
Artinya adalah 'dan'.
Faizin = الفائزين
Faizin adalah bentuk isim fail dalam bentuk jamak. Bentuk tunggalnya adalah faiz saja. Dan kata dasarnya adalah faaza - yafuuzu (فاز - يفوز) yang artinya menang atau beruntung.
Maka kata 'faizin' artinya adalah orang-orang yang menang atau mendapatkan kemenangan. Dan juga bermakna orang-orang yang beruntung atau mendapatkan keberuntungan.
Lalu apa arti harfiyah dari empat kata itu : dari | orang-orang yang kembali | dan | orang-orang yang menang/beruntung.
Sebenarnya lafadz ini merupakan doa sekaligus tahini'ah (greeting) yang terpotong. Lengkapnya adalah :
جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين
Semoga Allah menjadikan kita menjadi bagian dari orang-orang yang
kembali dan orang-orang yang mendapatkan kemenangan/keberuntungan.
Kadang sebagian orang Arab menambahkan lagi dengan ungkapan :
Kadang sebagian orang Arab menambahkan lagi dengan ungkapan :
كل عام و أنتم بخير
Semoga setiap tahun Anda berada dalam kebaikan.
Sayangnya entah kenapa, orang-orang lebih sering mengucapkan sebagian potongannya saja. Kalimat awalnya lebih sering dibuang entah kemana.
Bukan Ayat dan Bukan Hadits Nabi
Satu lagi yang perlu dicatat bahwa meski lafaz 'minal aidin wal faidin' ini begitu populer, tetapi sama sekali tidak bersumber dari hadits nabi apalagi Al-Quran. Tidak ada satu pun ayat Al-Quran yang memuat lafadz ini. Dan tidak pernah Rasulullah SAW berdoa di hari Idul fitri dengan lafaz ini. Entah dari mana datangnya ungkapan ini, saya sendiri juga kurang paham.
Namun bukan berarti tidak boleh digunakan. Hukumnya silahkan saja diucapkan, toh tidak ada nash yang melarangnya.
Kesimpulan
Jadi tidak benar kalau ucapan 'minal aidin wal faizin' diartikan menjadi 'mohon maaf lahir dan batin'. Jauh sekali makna antara keduanya.
Kita perlu lebih hati-hati kalau kita bicara, khususnya di depan umum, apalagi di layar televisi yang ditonton jutaan pemirsa se-Indonesia. Jangan sampai apa yang kita ucapkan malah jadi tertawaan banyak orang hanya gara-hara keawaman kita dan ketidak-mengertian kita.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sayangnya entah kenapa, orang-orang lebih sering mengucapkan sebagian potongannya saja. Kalimat awalnya lebih sering dibuang entah kemana.
Bukan Ayat dan Bukan Hadits Nabi
Satu lagi yang perlu dicatat bahwa meski lafaz 'minal aidin wal faidin' ini begitu populer, tetapi sama sekali tidak bersumber dari hadits nabi apalagi Al-Quran. Tidak ada satu pun ayat Al-Quran yang memuat lafadz ini. Dan tidak pernah Rasulullah SAW berdoa di hari Idul fitri dengan lafaz ini. Entah dari mana datangnya ungkapan ini, saya sendiri juga kurang paham.
Namun bukan berarti tidak boleh digunakan. Hukumnya silahkan saja diucapkan, toh tidak ada nash yang melarangnya.
Kesimpulan
Jadi tidak benar kalau ucapan 'minal aidin wal faizin' diartikan menjadi 'mohon maaf lahir dan batin'. Jauh sekali makna antara keduanya.
Kita perlu lebih hati-hati kalau kita bicara, khususnya di depan umum, apalagi di layar televisi yang ditonton jutaan pemirsa se-Indonesia. Jangan sampai apa yang kita ucapkan malah jadi tertawaan banyak orang hanya gara-hara keawaman kita dan ketidak-mengertian kita.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/