Assalamu’alaikum. wr. wb.,
Ustadz mohon maaf apabila
pertanyaan ini sudah pernah ada yang menanyakan. Saya mau menanyakan tentang
kebenaran isi dari tabloid Khalifah, penerbit PT Khalifah Indomedia Pratama.
Alamat Redaksi Jl. Raya Ragunan no. 27 Pasar Minggu Jakarta 12450.
Saya punya edisi 29/Th
II/2006. Di rubrik kalam dikatakan bahwa ta'awwudz dan basmalah tidak
perlu dibaca untuk membaca Al-Qur'an. Di tabloid ini juga merumuskan juz
al-Qur'an yang harus dibaca seseorang berdasarkan nama dan tanggal lahir
seseorang.
Mohon penjelasan ilmiah
dari ustadz.
Jazakallah khair.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Membaca
ta'awwudz yaitu lafadz a'udzu billahi minasysyaithanirrajib adalah
sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada setiap kali kita membaca
Al-Quran. Dalilnya adalah firman Allah SWT berikut ini:
Apabila kamu membaca
Al-Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk. (QS An-Nahl: 98)
Demikian juga dengan
bacaan basmalah, yang memang juga sangat dianjurkan untuk dibaca
pada setiap kesempatan. Salah satunya pada saat hendak membaca Al-Quran.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Setiap pekerjaan yang tidak
dimulai dengan basmalah, maka amal itu terputus.
Juz Al-Quran Berdasarkan
Tanggal Lahir
Sejarah pengumpulan dan
penyusunan Al-Quran secara tegas telah menceritakan kepada kita bahwa jumlah
juz dalam Al-Quran adalah 30 buah. Masing-masing disusun dengan berdasarkan
bagian-bagian yang memudahkan untuk memilahnya.
Namun sama sekali tidak ada
dalil yang menyebutkan bahwa masing-masing juz itu terkait dengan tanggal
kelahiran seseorang. Rasulullah SAW dan para shahabat hingga para tabi'in dan
para pengikut mereka yang shalih sepanjang zaman tidak pernah mengaitkan urutan
juz dalam Al-Quran dengan tanggal kelahiran seseorang.
Perbuatan ini tidak lebih
dari bid'ah yang dibuat-buat oleh para zindiq yang bertujuan mengacaukan ilmu
Al-Quran. Dan hanya orang awam saja yang akan tertipu dengan pola pembagian juz
Al-Quran dengan menggunakan tanggal kelahiran.
Bahkan ketika
diembel-embeli bahwa tiap orang punya juz tersendiri di dalam Al-Quran, maka
kepercayaan itu tidak lebih dari khurafat yang harus diberantas.
Wallahu a'lam bishshawab
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/