Assalaamu'alaikum,
Saya ada
persoalan. Kalau lelaki yang berimana bila di syurga kelak di akan ditemani
bidadari. Bagaimana dengan wanita? Adakah bidadari untuk mereka atau bagaimana?
Jawaban :
Assalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Surga adalah tempat segala kenikmatan tanpa batas. Segala jenis kenikmatan yang belum pernah dikenal, dilihat dan didengar oleh manusia ada di surga. Bahkan kenikmatan yang belum pernah terbersit di benak kita pun tersedia.
Surga adalah tempat segala kenikmatan tanpa batas. Segala jenis kenikmatan yang belum pernah dikenal, dilihat dan didengar oleh manusia ada di surga. Bahkan kenikmatan yang belum pernah terbersit di benak kita pun tersedia.
Di surga
nanti tidak ada aturan dan larangan. Jadi tidak ada hukum halal haram, semua
halal dan semua boleh. Siapa pun boleh melakukan apa saja semaunya dan
sekaligus berhak mendapatkan kenikmatan apa dalam bentuk apa saja.
Dan
karena surga itu bukan hanya milik laki-laki tapi juga buat para wanita, maka
para wanita pun pasti akan mendapatkan kenikmatan yang tidak kalah dari yang
didapat oleh para laki-laki.
Kalau pun
kita umumnya hanya mengenal istilah bidadari (huru 'ien), sebenarnya
yang tersedia bukan hanya itu. Pasangan untuk para wanita di surga pun juga
pasti ada. Dan penyebutan pasangan buat para wanita di dalam Al-Quran pun
disebutkan secara eksplisit, meski bukan dengan menggunakan istilah
bidadara(?).
Al-Quran
menyebutkan dengan istilah pasangan saja (azwaj), sebagaimana yang tertera di
ayat-ayat berikut ini:
Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka
mengatakan, "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka
diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada pasangan-pasangan yang
suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah: 25)
Katakanlah,
"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa, pada sisi Tuhan mereka ada surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan pasangan-pasangan yang
disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS Ali Imran: 13)
Dan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan
Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai;
kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai pasangan-pasangan yang
suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. (QS An-Nisa': 57)
Mereka
dan pasangan-pasangan mereka berada dalam tempat yang teduh,
bertelekan di atas dipan-dipan. (QS Yaasiin: 56)
Penyebutan
kata 'pasangan' di ayat-ayat di atas berbeda dengan penyebutan kata 'hurun
'ien' di dalam ayat-ayat lainnya. Sebab kata 'hurun ien' memang lebih
identik dengan tipologi seorang wanita. Tetapi menggunaan kata pasangan, lebih
bebas. Bisa termasuk wanita tapi bisa juga laki-laki.
Wallahu
a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad
Sarwat, Lc.
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/