Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh..
Pa Ustadz yang dimulaikan
Allah S.W.T, ada satu pertanyaan yang menggelitik di hati saya. Bagaimana
pendapat Ustadz apabila saya dan teman-teman mengadakan rapat organisasi di
tempat kost akhwat khususnya di kamar akhwat tersebut? Bolehkah atau ada
batasan-batasannya?
Syukron
Jawaban :
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh..
Adalah sebuah upaya yang
baik manakala mahasiswa muslim dan muslimah menjaga jarak dalam banyak hal.
Terutama dalam kegiatan-kegiatan yang menuntut kebersamaan.
Mengapa demikian?
Jawabnya karena biasanya
kebersamaan itu melahirkan perasaan tertentu yang bersifat menggiring untuk
kembali melakukannya. Seringkali perasaan atau kecenderungan ini sama sekali
tidak disadari pengaruhnya oleh yang bersangkutan.
Seperti seseorang yang
mencicipi nikmatnya minuman tertentu, misalnya kopi. Bila seseorang keseringan
minum kopi, maka dalam salah satu struktur otaknya akan tercipta sebuah
'program' yang menggiringnya untuk kembali menikmati kopi lagi. Bahkan
terkadang dorongan ini sedemikian kuatnya, seolah kalau belum minum kopi, semua
aktifitas menjadi lumpuh, mata mengantuk, badan lesu, tenaga hilang dan
keceriaan pudar.
Otak didominasi oleh
pengaruh dominan yang menuntut dirinya segera minum kopi. Dalam istilah
kesehariannya, kita sering menyebut fenomena ini sebagai 'kecanduan'.
Demikian pula dalam diri
laki-laki dan perempuan, terutama dalam usia remaja seperti pelajar dan
mahasiswa. Bila mereka seringkali kali diberikan kesempatan untuk mengadakan
kegiatan bersama, maka di dalam otak para remaja itu muncul fenomena
'kecanduan' tadi. Dan ini sebenarnya normal-normal saja. Hanya dalam beberapa
kasus, seringkali dorongan untuk bisa bertemu dan berinteraksi dengan lawan
jenis itu menjadi sangat dominan.
Lalu dorongan psikologis
yang terpendam ini menuntut untuk ditunaikan hasratnya. Maka jadilah berbagai
macam ide untuk mengadakan serangkaian kegiatan yang sifatnya bercampur baur
antara laki-laki dan perempuan (ikhwan dan akhawat). Di mana dorongan ke arah
sana muncul dengan sangat kuatnya. Akhirnya, hari-hari akan selalu dipenuhi
dengan beragama rapat, liqo, pertemuan, atua apapun namanya, tapi
intinya bisa bertemu dan terus bertemu.
Kalau sudah sampai titik
itu, seringkali logika menjadi kurang bermain. Apalagi etika dan norma
pergaulan, kesemuanya menjadi semu. Bagai karet, semua aturan itu pun kemudian
menjadi penuh dengan berbagai permakluman. Termasuk salah satunya ide untuk
mengadakan rapat (?) di dalam kamar kost seorang akhwat.
Astaghfirullahal
'Azhim.
Kalau sudah sampai ke titik
ini, rasanya sudah perlu diingat secara khusus, sebab biar bagaimana pun
kamar-kamar kost wanita seharusnya tidak dimasuki oleh laki-laki, meski
alasannya untuk liqo', rapat atau koordinasi. Dan bila sudah dilakukan sekali,
biasanya akan terus minta untuk yang kedua, ketiga dan seterusnya. Bahkan boleh
jadi, maunya setiap hari ada rapat dan koordinasi dengan lawan jenis.
Dan semua ini seringkali
terjadi begitu saja tanpa pernah disadari. Sebab dorongan ke arah sana
datangnya dari alam bawah sadar, tersembunyi di balik otak.
Dalam bahasa aqidah, inilah
yang disebut dengan bisikan syetan. Saat itu syetan sedang membisik-bisik di
dalam jiwa seseorang untuk menganjurkannya memasuki celah pintu menuju
kemaksiatan, tetapi dengan cara perlahan dan sedikit demi sedikit. Tiba-tiba
setelah sadar, penyelewangan itu sudah terlalu jauh dan sulit untuk kembali.
Demikianlah cara syetan
melancarkan serangannya, biasanya tidak dimulai dengan sesuatu yang
kontroversial. Syetan biasa melakukan taktik jahatnya secara perlahan, step by
step, sabar, telaten, tetapi efektif dan sistematis. Namanya saja syetan,
pastilah dia sangat piawai dalam urusan menjerumuskan mangsanya.
Maka agar syetan mati kutu,
jangan sekali-kali memberikan kesempatan padanya. Tutuplah rapat-rapat
pintu-pintu untuk syetan menggelar dagangannya, agar kita tidak menyesal
nantinya. Hindarilah segala hal yang sekiranya akan menjadi jalan bagi syetan untuk
menerobos masuk ke dalam otak dan hati kita.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh..
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/