Assalamualaikum
ustadz, saya mau tanya berhubungan dengan gambar kartun penghinaan
terhadap nabi muhammadyangdi ekspose di media massa dan internet, apakah
termasuk jihad jika kita membunuh si pembuat kartun atau si pemilik situs
yangmemuat penghinaanersebut? Karena saya tidak rela Rasulullah di hina
sedemikian rupa.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Tidak semua orang yang melakukan penghinaan dan pelecehan kepada
Rasulullah SAW harus dihadapi dengan kekerasan. Bukankah dahulu beliau yang
memberi contoh bijak untuk tidak terlalu mudah mengangkat senjata?
Sebab bisa jadi mereka yang menghina nabi tercinta itu memang sama
sekali dibutakan oleh pers tentang sosok sesungguhnya nabi Muhammad SAW.
Maklumlah, orang barat itu kan belum pernah merasakan kedatangan nabi seorang
pun. Paling tidak dalam catatan sejarah yang kita punya, tidak ada catatan
pernah punya nabi utusan Allah. Kalau pun ada, nabinya bukan asli Eropa, tetapi
nabi umat Islam juga, yaitu nabi Isa as, yang disalah-pahami lalu dijadikan
tuhan. Sungguh 'kasihan' bangsa itu sebenarnya.
Jadi kita bisa paham kalau mereka itu sangat anti dengan nabi,
bahkan bukan hanya nabi Muhammad SAW, Nabi Isa as pun mereka hina sehingga
menjadi tuhan.
Lagi pula kita harus ingat bahwa Eropa justru pernah dijajah
-dalam arti yang sesungguhnya- oleh kekuatan rakus gereja di abad pertengahan.
Jutaan nyawa bangsa itu melayang sia-sia, akibat kedurjanaan penguasa yang
mengatas-namakan agama. Kisah lama itu ternyata sampai hari ini masih mengendap
di alam bawah sadar mereka. Tapi lucunya, yang bikin onar agama lain, tapi yang
sering kena getahnya malah agama Islam.
Seharusnya kalau mau dendam, mereka membenci agama salib, karena
saliblah yang telah menyalib mereka. Bahkan menipu mereka dengan mengeluarkan
surat pengampunan dosa, asalkan bangsa Eropa mau ikut perang salib ke
Palestina. Sayangnya, ketika jatuh korban begitu banyak dari pihak mereka,
justru umat Islam yang disalahkan. Dendam mereka akibat perang salib di abad
pertengahan ternyata masih ada dan terus melekat di benak mereka.
Padahal siapa menyerang siapa? Pernahkah umat Islam datang membawa
pedang ke Eropa? Siapakah yang menyembelih manusia di masjid Al-Aqsha hingga
darah menggenang sebatas lutut kuda? Siapakah yang memprovokasi raja-raja Eropa
untuk datang ke Yurusalem untuk sekedar menyerahkan nyawa di sana? Siapa yang
membunuh Galileo Galilei dan Copernicus?
Lalu mengapa umat Islam malah dijadikan kambing hitam, dikesankan
sebagai bangsa barbar yang haus darah? Mengapa Nabi Muhammad harus dilecehkan
dan dihina sebagai orang yang 'doyan perempuan'? Apakah bangsa Eropa tidak suka
perempuan? Apakah mereka ingin mengingkari bahwa justru zina dan kumpul kerbau
adalah budaya mereka? Apakah mereka merasa suci dan kemudian berhak mengatakan
bahwa Nabi Muhammad SAW itu melakukan kekerasan seksual karena menikahi wanita
di bawah umur?
Umat Islam Harus Membela Nama Baik
Sebagai muslim, tentu kita menolak semua penghinaan mereka. Kita
harus mengklarifikasi bahwa kita tidaklah seperti yang digambarkan oleh pers
yahudi barat yang munafik itu. Kita perlu menelanjangi akal busuk pembuat citra
negatif tentang Islam dan umatnya di Eropa.
Semua ini sebenarnya adalah sebuah perang yang berbeda dengan
zaman perang salib dahulu. Perang ini tidak lagi menggunakan pedang, tetapi
memakai pemikiran. Karena itu bisa kita sebut dengan istilah Al-Ghazwul
Fikri (perang pemikiran). Sebuah taktik peperangan kontemporer yang
dampaknya jauh lebih dahsyat dari perang fisik sekalipun.
Korban perang ini selain umat Islam adalah bangsa Erapa sendiri.
Mereka sedemikian didominasi oleh pers yahudi jahat international, yang
menjalin konspirasi busuk dengan para cukong dan pemilik modal. Tujuannya
semata demi menghalangi sampainya cahaya Islam ke benua Eropa.
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi
Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".(QS. Ash-Shaff: 8)
Bahkan boleh kita bilang bahwa bangsa Eropa itu yang perlu
dikasihani, mereka betul-betul dipaksa untuk memakai kaca mata kuda, dikekang,
dibodoh-bodohi, diselewengkan dan dicocok hidungnya. Sehingga tega-teganya dan
mau-maunya diadu domba dengan umat Islam, sampai harus menghina seperti itu.
Jadi jawaban yang benar buat kita, rasanya bukan angkat senjata
dan perang. Sebab kalau hal itu yang kita pilih, maka stereotype yang
mereka pancing itu malah mengena. Target mereka membuat citra Islam itu buas
atau sebagai 'tukang jagal' menjadi terlegitimasi dengan sendirinya.
Sampaikan Dakwah Dengan Tegar dan Sabar
Yang kita perlukan dalam menghadapi arus al-ghazwul fikri ini
adalah menggunakan senjata yang sama mereka gunakan. Salah satu di antaranya
adalah pers. Ini menjadi tantangan besar buat umat Islam, yaitu mendirikan
pusat informasi tentang Islam yang bisa diakses secara massal oleh semua
lapisan manusia
Kita harus memberikan kesempatan kepada orang Eropa untuk mengenal
Islam lebih jauh. Pers kita harus mampu menepis pencitraan buruk yang
dikomandani oleh pers yahudi. Pers kita harus bisa menembus rumah tiap-tiap
orang Eropa dan menjelaskan dengan komunikatif dengan ajaran Islam.
Al-hamdulillah, semakin hari semakin banyak saja orang Eropa yang masuk Islam.
Demonstrasi damai dan tenang perlu kita lakukan, agar kita tidak
terkesan hanya diam saja. Akan tetapi demo yang merusak, bahkan anarkis justru
harus dijauhkan. Apalagi sampai membunuh dan membakar. Semua itu hanya akan
merugikan kita semua.
Biarlah dunia meliput demo yang kita lakukan secara positif. Kita
sampaikan bahwa kita ini bangsa muslim yang tahu hukum dan aturan. Kita punya
harga diri tapi sekaligus juga beradab. Tidak asal ngamuk atau main penggal
kepala orang. Kita tunjukkan kepada dunia bahwa sosok nabi Muhammad SAW itu
tidak seperti yang dicelotehkan yahudi. Biar nanti bangsa Eropa sendiri yang
akan secara cerdas memahaminya.
Kisah-kisah keteladanan Rasulullah SAW kepada non muslim perlu
lebih banyak lagi kita angkat. Misalnya pernah ada seorang kafir yang kerjanya
setiap hari mengejek bahkan meludahi beliau. Namun beliau tidak marah bahkan
membiarkan saja hal itu terjadi tiap hari. Sampai suatu hari, orang tadi tidak
kelihatan batang hidungnya. Sampai akhirnya beliau tahu bahwa orang itu sakit
hari ini. Maka beliau dengan sangat bijak malah mengunjunginya dan menghiburnya
agar segera sembuh.
Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Thaif dengan harapan bisa mendapat
sambutan dakwah, ternyata yang beliau dapat malah sambitan marah penduduknya.
Sampai tubuh beliau berdarah-darah. Diriwayatkan saat itu malaikat menawarkan
jasa untuk menghancurkan Thaif, namun beliau malah mendoakan agar anak-anak
mereka bisa menjadi penyokong dakwah di kemudian hari.
Ketika permusuhan gembong Quriisy semakin menjadi-jadi dan sudah
keterlaluan, beliau justru berdoa kepada Allah SWT agar agama Islam dikuatkan
oleh salah satu dari dua Umar. Akhirnya Allah SWT mengabulkan doanya dan masuk
Islam-lah Umar bin Al-Khattab ra.
Islam Akan Bangkit di Eropa
Kalau kita mengaji kitab hadits, kita akan mendapatkan janji nabi
SAW bahwa sesungguhnya Islam justru akan bangkit dari eropa.
Dari Abdullah bin Amr bin Al-'Ash berkata, "Saat kami dengan
menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota
manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel
atau Roma. Maka Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraclius akan dibebaskan
terlebih dahulu." Maksudnya adalah Konstantinopel. (HR Ahmad)
Para shahabat nabi sudah tahu dan yakin sekali bahwa Islam akan
berkuasa di Eropa, pertanyaan mereka bukan lagi tentang bisa atau tidak
dijatuhkan, melainkan kota yang mana yang akan dijatuhkan terlebih dahulu.
Konstantinopel (Istambul) di masa lalu adalah pusat peradaban
Barat (Romawi Timur) di bawah pimpinan Kaisar Heraklius. Janji Rasulullah
sempat terdunda dengan belum berhasilnya pasukan Islam menguasai kota ini,
kecuali setelah Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukkannya pada hari Selasa, 20
Jumadilawal 857 H/29 Mei 1453 M. Sejak itu sultan Muhammad II digelari dengan
Al-Fatih (Sang Penakluk) atau the conqueror.
Namun kota Roma sebagai kota kedua yang dijanjikan beliau SAW
sampai hari ini belum sempat direbut oleh umat Islam. Dr. Yusuf Al-Qaradawi
memperkirakan bahwa pada abad ini pusat peradaban Barat itu (Roma/Vatikan) akan
ditaklukkan, tapi bukan dengan meriam dan mesiu, melainkan dengan pena, buku
dan internet. Penduduk negeri itu akan masuk Islam dengan kesadaran sendiri
dengan semakin gencarnya penyebaran informasi tentang Islam di dunia ini.
Semoga Allah SWT memenangkan Islam di atas kekafiran.
Wallahu a'lam bishshawab. Wassalamu 'alaikum wrahmatullahi
wabarakatuh
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/