Assalamualaikum
Ustaz yang dirahmati Allah
SWT
Saya ingin menanyakan
bagaimana seharusnya sikap kita sebagai umat Islam terhadap perang yang tengah
berkecamuk melawan zionis dan kapitalis sebagai musuh Islam saat ini?
Haruskah kita ikut berjihad
langsung di medan jihad ataukah ada cara yang lebih baik terutama untuk ibu
rumah tangga dan remaja putri di negara ini?
Mohon penjelasannya Ustaz,
Wassalam
Terima kasih,
Jawaban :
Assalamu 'alakum
warahmatullahi wabarakatuh,
Perang atau jihad secara
fisik fi sabilillah itu ada dua hukumnya. Pertama, hukumnya fardhu kifayah.
Kedua, hukumnya fardhu 'ain. Semua kembali kepada situasi dan
kondisinya. Secara umum, jihad itu hukumnya fardhu kifayah. Misalnya buat
kita-kita di Indonesia ini, bila mengetahui bahwa ada sebuah negeri Islam di
dunia ini yang sedang dijajah bangsa lain.
Ada banyak pengertian
fardhu kifayah, salah satunya adalah bahwa bila masalahnya sudah bisa diatasi,
maka tidak wajib lagi. Sebaliknya, bila masalah masih belum bisa diatasi,
selama itu pula hukumnya masih wajib. Contoh, bila di Palestina umat Islam
tidak mampu menahan gempuran Yahudi, maka kewajiban umat Islam di luar
Palestina masih ada untuk ikut serta membantu muslim Palestina, sampai kekuatan
itu bisa berimbang. Dan pada saat itu barulah berhenti kewajiban ikut berjihad
buat umat Islam di luar Palestina.
Adapun buat umat Islam di
Palestina sendiri, maka hukumnya fardhu 'ain untuk mengusir pada penjajah.
Sebab yang terjadi adalah bahwa negeri mereka dilumat habis oleh orang kafir.
Maka menjadi kewajiban bagi masing-masing individu di Palestinasana untuk angkat senjata
memberikan perlawanan. Bahkan harus mempertahankan jengkal-jengkal tanah yang
sudah menjadi wakaf buat umat Islam.
Buat kita yang tinggal di
Indonesia, kewajiban untuk membela perjuangan di sana adalah fardhu kifayah,
bukan fardhu 'ain. Sehingga bila oleh pemimpin umat dinilai apa yang dilakukan
oleh mujahidin Palestina telah cukup, tidak atau belum diperlukan tentara
langsung dari Indonesia, maka jihad di Palestina buat orang Islam di Indonesia,
tidaklah menjadi kewajiban yang bersifat orang-orang.
Bentuk Jihad Kita
Ada banyak hal yang bisa
kita lakukan, buat membantu perjuangan saudara kita di Palestina. Di antaranya
dengan membantu dari segi dana. Sedikit atau banyaknya bantuan itu, tentu bukan
urusan kita. Yang penting kita punya kepedulian untuk membantu, syukur-syukur
kalau bisa rutin dan lebih baik lagi kalau besar nilainya. Tapi kalau tidak
mampu, yang penting kepedulian kita. Selain itu tentu saja dengan doa yang
secara rutin kita panjatkan, baik secara pribadi maupun secara berjamaah.
Jangan dianggap enteng masalah doa, sebab Nabi SAW mengatakan bahwa doa adalah
senjata orang beriman.
Kita juga bisa bantu
perjuangan Palestina lewat opini yang kita kembangkan. Sebab musuh kita, para
yahudi laknatullah itu, juga menggunakan jurus propaganda untuk memenangkan opini.
Alhamdulillah, di negeri kita ini wacana yang berkembang sangat baik. Yaitu
orang-orang semua mengutuk yahudi dan membela perjuangan umat Islam
Palestina. Tetapi jangan pandang enteng dulu, sebab diam-diam di negeri
kita ini tidak sedikit orang-orang yang pro Israel, Yahudi atau Amerika. Kalau
pun mulutnya tidak pro Yahudi, tapi belanja yang mereka keluarkan sangat
membantu kekuatan dan denyut nadi Yahudi.
Misalnya, dari belanja
produk-produk produsen tertentu, yang nyata-nyata memang membela atau menjadi
donatur buat mereka. Seandainya para ibu rumah tangga di negeri muslim sepakat
memboikot, paling tidak ada nilai yang bisa kita sumbangkan. Meski banyak
kalangan meragukan keefektifannya, tapi pemboikotan produk Yahudi ini lumayan
bisa membuat kerepotan. Sebab ekonomi dan kekuatan Yahudi jadi lumayan goncang
akibat berkurangnya pasokan dana.
Bentuk kongkrit lainnya
adalah mendidik anak-anak kita untuk menjadi ahli di bidangnya. Jangan pandang
mereka hari ini, tapi tataplah wajah mereka dan bayangkanlah peran mereka 20
sampai 30 tahun ke depan. Kita berharap dari mereka akan ada yang jadi ahli militer,
pembuat senjata berat yang bisa melumpuhkan yahudi, ada yang bisa jadi
jenderal, presiden, politikus, tentara dan prajurit handal.
Dengan ilmu dan
keterampilan yang mereka dapat lewat tangan-tangan kita sekarang, insya Allah
suatu hari yahudi-yahudi akan lari tunggang-langgang dikejar-kejar oleh
anak-anak kita nanti. Sebab di hari itu, anak-anak kita akan sangat ditakuti
oleh para yahudi, karena ilmu mereka jauh melebihi Yahudi. Kekuatan mereka jauh
melebihi Yahudi. Nyali mereka jauh melebihi nyali Yahudi. Pendeknya, tugas kita
menyiapkan generasi pembasmi Yahudi. Karena, Yahudi tidak pernah berhak untuk
berkuasa di dunia ini. Kalau cita-cita itu belum kesampaian hari ini, insya
Allah suatu hari nanti, anak-anak kita akan mewujudkan impian kita. Dan itu
pasti...
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alakum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/