Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Ustad Ahmad yang dimuliakan
Allah, pada kesempatan kali ini saya ingin bertanya mengenai diri saya yang
sering mendatangi seorang kiyai untuk meminta jampi/do'a supaya saya dimudahkan
dalam segala urusan. Oleh kiayi tersebut saya diberi air yang harus selalu
diminum sampai habis. Yang saya pertanyakan apakah saya termasuk orang yang
syirik kepada Allah dengan melakukan hal yang demikian itu?
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Kalau anda meyakini bahwa kemudahan yang anda dapat itu semata-mata lantaran anda minum air dari kiayi tersebut, maka sebaiknya anda berhati-hati. Sebab posisi anda sudah sangat dekat dengan syirik dalam bentuk menggantungkan diri kepada selain Allah.
Kalau anda meyakini bahwa kemudahan yang anda dapat itu semata-mata lantaran anda minum air dari kiayi tersebut, maka sebaiknya anda berhati-hati. Sebab posisi anda sudah sangat dekat dengan syirik dalam bentuk menggantungkan diri kepada selain Allah.
Sebenarnya meminta didoakan
orang lain pada dasarnya tidak masalah. Selama kita yakin bahwa orang tersebut
memang orang yang menjalankan agama dengan benar. Sebab hanya orang yang
benar-benar menjalankan agama dengan benar saja yang doanya diterima Allah SWT. Dan
yang namanya menjalankan agama dengan benar adalah mereka yang mengaplikasikan
seluruh syariah Allah secara benar. Dan tidak mungkin ada orang yang
menjalankan syariah dengan benar kecuali orang itu paham syariah.
Kita pasti masih ingat
bahwa Rasulullah SAW pernah bercerita tentang orang yang berdoa mengangkat
tangan tinggi-tinggi ke langit meminta dan berdoa, tetapi pakaiannya haram,
makanannya haram, pemasukannya haram, bagaimana mungkin Allah SWT akan menerima
doanya?
Maka mintalah didoakan oleh
orang yang shalih dalam arti sesungguhnya. Bukan kepada orang yang hanya
berkostum seperti orang shalih, namun aplikasi masalah agamanya kurang bisa
dipertanggung-jawabkan. Apalagi yang malah melakukan banyak tindak syirik,
bid'ah, khurafat, sihir, ramalan atau kemungkaran lainnya.
Kepada orang-orang seperti
ini, anda jangan minta didoakan, sebaliknya justru seharusnya anda mendoakannya
agar kembali ke jalan yang benar. Namun demikian, bukan berarti kita boleh
mencurigai semua orang yang sering dimintai doanya sebagai orang yang tidak
shaleh. Sebaliknya, seharusnya kita selalu berbaik sangka kepada orang lain.
Tugas kita toh bukan untuk mencari-cari kesalahan orang lain, atau
memata-matainya, atau menelanjangi aibnya.
Dan kembali kepada masalah
doa, seharusnya yang nomor satu justru anda sendiri yang berdoa kepada Allah.
Barulah kemudian anda minta didoakan. Sebab Allah itu justru bahagia bila
seorang hamba-Nya datang kepada-Nya meminta langsung, tidak lewat perantaraan
pihak lain. Kalau pun anda ingin bertawassul, maka sebaiknya anda
bertawassul dengan amal baik yang anda telah lakukan. Sebaiknya amal itu punya
nilai tinggi, sebagaimana dalam kisah tiga orang yang terperangkap di dalam
gua.
Sedangkan media meminum air
yang sudah didoakan, memang ada khilaf di antara para ulama. Sebab beberapa
riwayat menyebutan bahwa Rasulullah SAW pernah mendoakan seseorang dengan
memintanya meminum air yang telah dibacakan doa. Atau ditiupkan ke dalamnya
oleh beliau. Dengan dasar itu, ada sebagian ulama yang memandang bahwa praktek
seperti itu dibenarkan.
Namun semua ulama sepakat
bahwa bila kita sampai bergantung kepada air itu dalam masalah nasib kita,
jelaslah kita sudah masuk ke jurang syirik. Untuk itu, kita harus berhenti dari
perilaku itu, menyesalinya, serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dan
tiga hal itu merupakan syarat diterimanya taubat.
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/