Assalam mu alaikum Wr. Wb.
Saya mengerti bahwa ada
ajaran Kristen yang berbeda-beda, termasuk Kristen Advent, dalam suatu diskusi,
teman saya yang beragama Advent menyebutkan ajaran-ajaran Advent yang termasuk
paling dekat dengan ajaran Islam hingga suatu saat dia tertarik dengan Islam.
Tapi ada satu pertanyaan mengenai hari sabat, dia bertanya, dalam Injil disebut
bahwa manusia wajib mengkuduskan hari sabat hingga akhir zaman, tapi kenapa
(maaf jika salah) di agama Islam/Al-Qur'an tidak ada penjelasan lagi mengenai
kudusnya sabat tapi hari Jum'at menjadi hari umat Islam. Demikian pertanyaan
saya, terima kasih.
Wassalam,
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ketika Allah SWT menurunkan
hukum dan syariah-Nya, terkadang ada sebagian yang mendapat revisi dan sebagian
lainya tidak direvisi. Setiap kali seorang nabi diutus ke muka bumi,
masing-masing ditugaskan untuk merevisi beberapa detail syariat yang pernah ada
sebelumnya, namun juga terkadang justru mempertahankan beberapa detail syariat
lainnya.
Misalnya masalah hukum
qishash. Sejak awal bangsa-bangsa yang memeluk agama Yahudi dan Nasrani telah
diperintahkan Allah SWT untuk melaksanakan hukuman mati buat pembunuh.
Pendeknya, hukuman qishash sudah menjadi barang yang tidak asing lagi buat
Yahudi dan Nasrani di muka bumi. Bohong besar kalau mereka mengatakan tidak ada
hukum qishash dalam kitab sucinya.
Lantas ketika Allah SWT
mengutus nabi Muhammad SAW dengan syariat Islam, ternyata hukum qishash itu pun
tetap diberlakukan, meski dengan beberapa penyesuaian tertentu dalam
spesifikasi aturan mainnya.
Yang paling menonjol adalah
dalam masalah ubudiyah. Yahudi dan Nasrani pun punya kewajiban shalat, puasa,
zakat dan ritual lainnya. Bahkan selama lebih dari 13 tahun lamanya, umat Islam
tidak shalat menghadap ka'bah melainkan menghadap Baitul Maqdis, pusat
peribadatan umat Yahudi dan Nasrani. Realita ini menunjukkan bahwa terdapat
begitu banyak syariat umat terdahulu yang tetap diberlakukan, meski dengan
dilengkapi dengan perubahan teknis di sana-sini.
Sedangkan masalah hari
Sabat yang anda tanyakan, ternyata memang mendapatkan perubahan yang mendasar,
di mana umat Islam diberikan sebuah hari lain khusus yaitu hari Jumat. Hari
Jumat dipilihkan Allah SWT untuk umat nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman.
Hai orang-orang beriman,
apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. (QS
Al-Jumu'ah: 9)
Namun meski demikian, di
dalam Al-Quran masih terdapat sejumlah keterangan yang menceritakan dan
mengakui adanya hari Sabtu sebagai hari ibadah buat umat terdahulu.
Dan telah Kami angkat ke
atas mereka bukit Thursina untuk perjanjian mereka. Dan kami perintahkan kepada
mereka, "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud," dan Kami
perintahkan kepada mereka, "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai
hari Sabtu," dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. (QS An-Nisaa': 154)
Dengan demikian, sebagai
muslim maka hari mulia dalam sepekan adalah hari jumat, di mana hari itu umat Islam
diwajibkan shalat Jumat dan dianjurkan memanfaatkan fadhilah (keutamaan) yang
ada di dalamnya dengan melakukan serangkaian ibadah sunnah.
Penting juga untuk
diketahui adanya perbedaan karakteristik mendasar bagi umat Islam dan umat
sebelumnya terhadap hari ibadah mereka. Buat umat Islam, di hari Jumat itu
memang diwajibkan shalat Jumat, namun kalau diteliti lebih detail, ternyata
kewajiban shalat jumat hanya berlaku buat laki-laki yang sudah baligh, berakal,
tidak dalam perjalanan dan juga tidak sedang dalam keadaan sakit. Dan kewajiban
menghadiri shalat Jumat hanya setelah dikumandangkannya azan jumat saja. Bahkan
begitu selesai dilaksanakan shalat jumat, Allah memperkenankan umat Islam
kembali bertebaran dimuka bumi untuk sibuk pada pekerjaannya masing-masing.
Hal yang sangat berbeda
justru dialami oleh umat terdahulu. Semua orang tanpa pandang bulu, laki
perempuan, tua muda, diwajibkan masuk ke rumah ibadah dan tidak boleh mencari
rizki sepanjang hari sejak terbit matahari hingga malam. Pendeknya, seharian
setiap hari Sabtu, mereka diharamkan mencari rizki secara mutlak. Bahkan meski
hanya dengan memasang perangkap ikan di laut.
Ketika mereka tidak mencari
ikan kecuali hanya memasang perangkap sejak jumat sore dan mengambil hasilnya
pada ahad pagi, ternyata hukuman Allah tidak main-main. Saat itu juga mereka
dikutuk menjadi kera-kera yang hina. Sebagaimana Al-quran menceritakannya
kepada kita.
Dan tanyakanlah kepada Bani
Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar
aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan mereka
terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan
itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan
mereka berlaku fasik. (QS Al-A'raf: 163)
Dan ketika suatu umat di
antara mereka berkata, "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan
membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?"
Mereka menjawab, "Agar kami mempunyai alasan kepada Tuhanmu, dan supaya mereka
bertakwa." (QS Al-A'raf: 164)
Maka tatkala mereka
melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang
yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang
zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS Al-A'raf: 165)
Maka tatkala mereka
bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan
kepadanya, "Jadilah kamu kera yang hina." (QS Al-A'raf: 166)
Wallahu a'lam
bish-shawab, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/