Assalamu 'alaikumwr wb,
Ada beberapa yang ingin sy tanyakan:
Apakah prioritas dalam berdakwah harus selalu dari aqidah? karena
ada sebagian kaum muslimin yang menekankan aqidah, tetapi menafikan yang
muslimin yang lain yang berbeda dalam menentukan prioritas da'wahnya?
Syukron katsir,
Wassalam...
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kalau kita bicara aqidah dalam kaitannya dengan langkah dan
strategi dakwah, barangkali yang lebih tepatnya bukan prioritas atau mana yang harus
didahulukan, tetapi aqidah adalah landasan yang perlu dibangun dengan baik dan
kokoh. Sedangkan mana yang harus didahulukan untuk awalnya, kita sesuaikan
dengan kebutuhan real di lapangan. Misalnya, orang yang sedang ditimpa
bencana alam dan rumahnya roboh, masak sih kita ceramahi tentang bahaya syirik?
Tentu dakwah untuk mereka kita mulai dari memberi bantuan berupa makanan,
pakaian bersih, rumah tempat tinggal, pengobatan gratis dan seterusnya.
Preman insyaf yang tidak punya penghasilan halal, perlu kita
carikan pekerjaan halal yang mampu dikerjakannya. Itu lebih utama untuk kita
perioritaskan ketimbang kita membahas bab-bab yang membatalkan syahadat. Buat
apa bicara tentang syahadat secara panjang dan lebar, sementara kebutuhan
hidupnya senin kamis dan teman-teman premannya menawarkan bisnis barang haram?
Petani miskin yang setiap hari dimiskinkan oleh sistem, panennya
gagal diserang hama, hartanya habis dilahap rentenir, tentu perlu diberikan
jalan keluar yang tepat ketimbang kita tatar dengan materi rububiyatullah, uluhiyatullah serta asma' wa shifat.
Jadi dakwah itu seharusnya memberi solusi dunia dan akhirat. Bukan
hanya urusan aqidah semata. Meski aqidah itu merupakan landasan yang penting
untuk dibangun secara kokoh, namun bukan berarti pintu gerbang utama dakwah itu
harus selalu aqidah dan aqidah saja.
Bahkan boleh jadi jendela pertama kita menjalin hubungan kontak
dengan objek dakwah lewat hal-hal yang sepele, misalnya kebetulan kepada teman
yang punya hobi sama, atau kebetulan jadi rekan dagang dan bisnis, atau
kebetulan langganan cukur rambut di pengkolan jalan.
Pembicaraan tidak harus selalu dimulai dari tema berat tentang
aqidah, tetapi dari tema apa saja, syukur-syukur yang bisa memberi solusi nyata
dan instan. Akan tetapi kita tidak menafikan bahwa untuk membangun pribadi
muslim yang baik, sisi aqidah perlu dibenahi secara baik. Namun tetap ada
kisi-kisinya, sehingga kita masih bisa membedah lagi, pada bagian mana dari
aqidah itu yang perlu ditekankan. Mana yang harus didahulukan dan mana yang
masih mungkin terjadi beda pendapat.
Mengingat tidak semua materi dan point-point aqidah menjadi batas
iman dan kufur, ada sebagian dari materi yang sebenarnya termasuk aqidah, namun
tidak mengurangi nilai iman atau menambahinya. Seperti nama-nama surga dan
neraka, meski termasuk bagian aqidah, tetapi bila ada orang yang tidak hafal
nama-nama itu, tidak mengurangi nilai aqidahnya. Demikian juga dengan nama-nama
malaikat, nabi dan seterusnya.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber : http://www.rumahfiqih.com/