Assalamu 'alaikum ya
ustadz,
Mohon penjelasan dari
ustadz tentang saudara-saudara kita yang dipanggil Allah akibat guncangan gempa
di Yogya. Apakah benar mereka mati syahid seperti orang yang berperang di jalan
Allah?
Mohon sertakan dalil bila
ada, sebab hal ini penting buat kami yang insya Allah akan bertugas di daerah
tersebut sebagai bagian dari recovery dakwah. Sebab salah satu
tugas kami memang memberikan ketenangan kepada para warga korban bencana alam
itu. Dan rasanya tidak ada cara untuk menentramkan mereka kecuali dengan kita dekatkan
kepada Allah taala. Informasi bahwa orang yang wafat karena tertimpa reruntuhan
rumah termasuk mati syahid tentu akan sangat menentramkan mereka. Namun
sebelumnya, kami perlu mendapatkan kepastian dalilnya.
Demikian dan sebelumnya
kami ucapkan jazakumulloh ya ustadz.
Wassalamu'alaikum
Jawaban :
Assalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Insya Allah niat anda untuk
menjadi da'i di tengah lokasi bencana memang mulia. Dan anda benar ketika ingin
menghibur mereka dengan janji surga dari Rasululllah SAW. Informasi
tentang syahidnya orang-orang yang meninggal karena bencana memang didasarkan
pada hadits yang shahih. Paling tidak, di dalam kitab tershahih kedua di muka
bumi setelah Al-Quran, Al-Bukhari meriwayatkan hal itu dari mulut manusia utusan
Allah SWT.
Dari Abi Hurairah ra. bahwa
Rasulullah SAW bersabda,"Syuhada' (orang-orang yang mati syahid) ada lima.
Wafat karena wabah, wafat karena penyakit di perut, wafat karena tenggelam,
wafat karena tertindih/ tertimpa bangunan, wafat karena perang di jalan
Allah. (HR Bukhari dan Muslim)
Para ulama memberi komentar
atas hadits ini bahwa mereka yang wafat oleh sebab-sebab di atas, akan
mendapatkan balasan yang sama dengan orang-orang yang berjihad dan wafat di
jalan Allah di akhirat. Namun demikian, proses pengurusan kematiannya
tetap berbeda dengan mereka yang mati syahid dalam keadaan perang membela agama
Allah SWT.
Di antara perbedaannya
adalah bahwa mereka yang mati syahid bukan karena perang, tetap wajib dimandikan
dan dikafani. Sedangkan yang mati syahid karena perang, tidak perlu dimandikan
dan juga tidak perlu dikafani. Mereka cukup dikuburkan begitu saja dengan
pakaian dan luka-lukanya, karena justru keadaannya saat meninggal itulah yang
nanti akan menjadi saksi di akhirat, bahwa yang bersangkutan telah mati dalam
rangka membela ajaran Islam.
Adapun mereka yang wafat
karena wabah yang melanda suatu daerah, atau wafat karena tenggelam di laut
atau banjir tsunami dan lainnya, atau karena tertimpa bangunan lantara gempa
bumi atau longsor, insya Allah mereka akan mendapatkan tempat yang baik di sisi
Allah SWT, sebagaimana sabda Rasul-Nya bahwa mereka akan mendapatkan pahala
sebagaimana pahala para syuhada'.
Mari kita doakan
suadara-saudara kita yang atas kehendak-Nya telah dipanggil menghadap-Nya,
semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka, semoga Allah memberikan kasih
sayang kepada mereka, memaafkan kesalahan mereka, dimulaiakan tempat mereka,
diluaskan tempat masuk mereka, dimandikan mereka dengan air, salju dan embun.
Semoga Allah SWT berkenan
menerima mereka di sisi-Nya, ditinggikan derajat mereka, dan dijadikan alam
kubur mereka sebagai raudhah min riyadhil jannah dan
bukan hufrah min hufarin niran. Amien ya rabbal 'alamin.
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber :
http://www.rumahfiqih.com/